Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ujian Giok dan Sutra Merah

Pagi hari setelah malam rahasia di Balai Studi, Wen Yuerong kembali ke rutinitasnya sebagai Selir Kesayangan. Namun, hari itu bukanlah hari biasa. Itu adalah Hari Pemilihan Giok, sebuah acara formal di mana Selir Agung akan mempresentasikan hadiah-hadiah giok dan sutra kepada Klan Bangsawan sebagai simbol keharmonisan Istana.

Acara itu adalah panggung utama bagi Selir Agung Qin untuk memamerkan kekuasaan dan pengaruhnya.

Aula Keharmonisan Agung dipenuhi wanita-wanja berbusana mewah, dengan Selir Agung Qin duduk di kursi kehormatan, memimpin acara. Di sebelahnya, Selir-Selir Tingkat Atas lainnya duduk dalam barisan, wajah mereka memancarkan kebanggaan dan kecemburuan.

Ketika Wen Yuerong masuk, keheningan yang sama kembali terjadi, namun kali ini lebih berat. Semua orang tahu bahwa malam sebelumnya, Nyonya Mu telah diisolasi, dan skandal Bubuk Datura kini menyeret nama Klan Zhou.

Selir Agung Qin, yang memiliki hubungan dekat dengan Klan Zhou, menatap Yuerong dengan mata yang tajam dan dingin.

“Selamat datang, Selir Kesayangan,” sapa Selir Agung Qin, suaranya dipenuhi sindiran yang manis. “Kami khawatir Anda tidak hadir. Tentu, setelah sibuk menemani Yang Mulia hingga larut malam… pasti melelahkan.”

Selir-selir lain tertawa kecil. Mereka menyiratkan bahwa satu-satunya kekuatan Yuerong adalah pesona kamar tidur.

Yuerong mengambil tempat duduknya, tatapannya tenang dan tidak terganggu. “Terima kasih atas perhatiannya, Selir Agung Qin. Hamba harus memastikan bahwa semua surat dan laporan dari Perbatasan Utara sudah sampai di tangan Yang Mulia. Tugas hamba sebagai Selir adalah melayani Kaisar sepenuhnya, baik jiwa maupun pikiran.”

Ia membalikkan sindiran itu dengan elegan, menegaskan perannya yang berbeda dan penting.

Selir Agung Qin mengepalkan tangan di balik lengan jubah sutranya. Ia harus menjatuhkan Yuerong hari ini.

“Kami mengerti,” kata Selir Agung Qin, tersenyum sinis. “Namun, pada acara formal seperti ini, kita harus fokus pada hal-hal yang lebih anggun. Hari ini adalah Hari Pemilihan Giok. Kami sedang mendiskusikan Sutra Merah Persembahan.”

Di tengah ruangan, terhampar gulungan sutra merah marun yang sangat indah, disulam dengan benang emas. Sutra itu disiapkan untuk dijadikan hadiah kepada Ibu Suri.

“Sutra ini dari tangan Klan Zhang,” jelas Selir Agung Qin, dengan nada bangga. “Mereka adalah penenun terbaik di selatan. Kami telah memeriksa kualitasnya dengan saksama.”

Ia menoleh ke Yuerong. “Selir Kesayangan, Anda adalah Selir yang paling disayangi. Silakan Anda periksa kualitas sutra ini, dan berikan penilaian Anda.”

Ini adalah jebakan. Jika Yuerong memuji sutra itu, ia terlihat bodoh karena tidak mengetahui kelemahan. Jika ia mengkritik tanpa alasan, ia terlihat iri dan jahat.

Menunjukkan Retakan di Dinding

Yuerong bangkit dengan anggun, berjalan mendekati gulungan sutra. Ia membungkuk, tidak langsung menyentuh sutra itu, melainkan mengamati pola sulamannya dari jarak dekat.

Para Selir di ruangan itu menahan napas. Mereka menunggu Yuerong untuk kalah.

Yuerong mengulurkan tangannya, membiarkan ujung jarinya menyentuh permukaan sutra merah itu. Ia menggeseknya perlahan. Gerakannya lambat, penuh pertimbangan.

“Sutra ini indah,” kata Yuerong. “Pola naga dan awan sulamannya hidup, dan warnanya memikat. Klan Zhang memang pantas dipuji.”

Selir Agung Qin menyeringai. “Jadi, Anda setuju, tidak ada cacat?”

“Tunggu sebentar, Selir Agung Qin,” potong Yuerong, suaranya tenang. “Hamba tidak berkata tidak ada cacat. Hamba berkata sulamannya indah.”

Ia meraih ujung sutra, menariknya sedikit. Kemudian, dengan pandangan tajam, ia menunjuk ke bagian tertentu pada gulungan sutra.

“Lihatlah bagian ini, Nyonya-Nyonya,” ujar Yuerong, suaranya kini berwibawa. “Sutra yang indah harus memiliki ketahanan yang sama baiknya dengan keindahan visualnya.”

Ia menunjuk pada benang-benang dasar sutra.

“Menurut laporan yang hamba pelajari malam tadi, harga sutra mentah dari daerah selatan telah meningkat dua kali lipat dalam tiga bulan terakhir karena cuaca kering. Klan Zhang, untuk menjaga keuntungan mereka dan memenuhi pesanan Istana dengan harga lama, terpaksa mengurangi kualitas benang dasar.”

Yuerong menekan jarinya sedikit ke sulaman.

“Benang emasnya asli, tetapi benang dasar merah ini... terbuat dari rami yang dicampur sutra kualitas rendah,” jelasnya. “Bukan sutra murni.”

Seluruh aula hening. Sulit dipercaya. Sutra persembahan Ibu Suri adalah sutra campuran? Itu adalah penghinaan besar bagi Istana.

“Hamba berani bertaruh,” lanjut Yuerong, suaranya lebih keras, kini menatap langsung Selir Agung Qin. “Jika sutra ini dicuci tiga kali, benang rami ini akan menyusut, dan seluruh sulaman emas akan retak dan terlepas. Ini adalah penipuan terhadap Istana.”

Wajah Selir Agung Qin memucat. Klan Zhang adalah salah satu pendukung finansial utamanya.

“Itu fitnah, Selir Kesayangan!” Selir Agung Qin membentak, berusaha menyelamatkan wajahnya. “Anda hanya iri! Anda tidak mengerti barang-barang mewah!”

Yuerong tidak gentar. Ia meraih salah satu mangkuk teh di meja terdekat, dan menuangkan sedikit air ke bagian yang ia tunjuk. Di hadapan semua orang, air meresap dengan cepat, dan benang-benang itu segera tampak lebih tebal dan mengerut.

“Sutra murni akan menolak air untuk beberapa saat. Benang rami, akan menyerapnya seperti spons,” kata Yuerong, mengakhiri demonstrasinya dengan sempurna. Ia membalikkan pandangannya ke Selir Agung Qin.

“Hamba tahu kualitas barang mewah, Selir Agung Qin. Karena hamba tahu cara membaca buku besar dan laporan panen yang mendikte harga benang. Kemampuan mengamati dan mendengar hamba tidak terbatas pada intrik Istana, tapi juga pada ekonomi dan kejujuran rakyat.

Panggilan dari Sang Naga

Sebelum Selir Agung Qin sempat menjawab, pintu aula terbuka lagi. Bukan Kasim biasa, melainkan Kepala Kasim Istana, yang hanya melayani Kaisar.

“Selir Agung Qin, Selir Kesayangan Wen,” ujar Kepala Kasim, membungkuk dalam. “Yang Mulia memerintahkan untuk menyita Sutra Merah Persembahan ini segera. Yang Mulia juga memerintahkan untuk segera menahan perwakilan Klan Zhang yang berada di Istana untuk diinterogasi. Ada laporan yang menunjukkan adanya upaya penipuan terhadap Ibu Suri.”

Kepala Kasim melirik Yuerong dengan hormat yang mendalam. “Yang Mulia meminta Selir Kesayangan untuk segera datang ke Balai Studi. Ada laporan militer mendesak dari perbatasan Utara yang harus didiskusikan dengan Anda.”

Perintah Kaisar itu adalah pukulan telak bagi Selir Agung Qin. Tidak hanya Klan Zhang (sekutunya) yang akan jatuh, tetapi Kaisar secara publik telah mengakui bahwa Yuerong adalah penasihatnya dalam masalah politik dan militer, bukan hanya kekasihnya.

Yuerong berdiri tegak. Ia membungkuk hormat kepada Selir Agung Qin yang kini tampak hancur, namun matanya tetap tenang.

“Sepertinya, tugas hamba memanggil lagi, Selir Agung Qin,” kata Yuerong, nada suaranya lembut, namun menusuk. “Seperti yang hamba katakan, hamba melayani Yang Mulia dengan jiwa dan pikiran.”

Saat Yuerong meninggalkan Aula, ia tidak hanya meninggalkan keheningan, tetapi ia telah mengubah dinamika kekuasaan Istana. Semua Selir yang tadinya mencibir kini menatapnya dengan kekaguman yang penuh waspada. Mereka tahu: Selir Kesayangan Kaisar Wang adalah ancaman yang nyata.

Ia bukan hanya kecantikan yang disukai. Ia adalah strategi yang tersembunyi.

**

Apa laporan militer mendesak yang harus didiskusikan Yuerong dengan Kaisar? Apakah Yuerong memiliki tujuan yang lebih besar dari sekadar membersihkan Istana dari intrik? Dan bagaimana Selir Agung Qin akan membalas penghinaan publik ini?

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel