Bab 9 Serasi
pagi ini, Lucas sudah tampak rapi.
dengan kaos lengan panjang yang pres di badannya yang tegap, lengannya dia gulung hampir sampai di siku, di padukan dengan celana jeans hitam. serta rambut yang sudah di sisir rapi,
membuat dia tampak sangat tampan dan gagah.
Lucas duduk di kursi ruang tamu rumahnya, menunggu kedatangan Jesica sambil memainkan ponselnya.
TIN TIN
Belum lama dia duduk, terdengar suara klakson mobil dari depan rumahnya.
Lucas beranjak dari duduknya, lalu melangkah menuju pintu keluar.
Senyum tercetak di wajahnya, melihat mobil jesica yang datang.
Jesica keluar dari mobilnya, lalu melangkah kearah Lucas berdiri.
sejenak lucas terbengong, melihat penampilan Jesica yang memakai pakaian santai.
"udah siap ?"
tanya Jesica setelah berada di depan Lucas.
"eh, u- udah"
Lucas malah tergagap
"yok berangkat."
ajak Jesica
"Jes,
kamu cantik banget."
kali ini Lucas berucap serius
"pagi pagi gak usah gombal deh luc.
ayok ah berangkat."
Jesica menanggapi
"bentar, aku konci pintu dulu."
jawab Lucas
Lucas lalu menutup dan mengunci pintu rumahnya, setelah itu dia mendekati Jesica yang masih berdiri menungguinya.
"yuk"
ajak Lucas
Jesica mengangguk.
mereka kemudian beriringan melangkah menuju mobil Jesica
"kamu bisa nyetir luc ?"
tanya Jesica setelah sampai di depan mobil
"bisa"
jawab singkat Lucas
"nih.
kamu yang nyetir"
Jesica mengulungkan kunci mobilnya
"oke."
Lucas menerima kunci dari tangan Jesica
mereka kemudian masuk ke mobil jesica, dengan Lucas yang duduk di kursi kemudi, dan jesica duduk di kursi sebelahnya.
Lucas lalu menghidupkan mesin mobil.
"kita berangkat ?"
Lucas bertanya memastikan
Jesica mengangguk sambil menerbitkan senyum.
Lucas lalu melajukan mobil Jesica, meninggalkan pekarangan rumahnya untuk menuju ke tempat wisata pantai.
setelah menempuh lebih dari satu jam perjalanan, mobil yang di kendarai lucas akhirnya sampai di pantai yang mereka tuju.
mereka keluar dari mobil, melangkah bersama, menuju salah satu saung di pinggir pantai.
mereka duduk bersisian menghadap pantai.
"sejuk banget ya udaranya.
udah lama aku gak ngerasain angin se sejuk ini."
ujar Jesica menikmati semilir angin, dengan pandangan menatap jauh ke arah pantai
"iya, tapi dingin"
jawab Lucas
"ih, sejuk gini kok di bilang dingin.
gak sehat kamu luc."
Jesica menanggapi
"ya emang sejuk, tapi aku juga emang ngerasa dingin.
pelukin dong Jes, biar anget."
ucap Lucas menggoda
"di gaplok mau ?"
ucap Jesica sambil memelototi Lucas
"jahat bener.
minta peluk malah mau di gaplok"
gerutu Lucas
Jesica tak menanggapi lagi, dia kembali mengalihkan tatapannya ke arah pantai.
setelah beberapa menit diam, mereka kembali berbincang sambil menikmati semilir angin pantai.
"kamu gak pengen main air Jes ?"
tanya Lucas
"pengen, tapi katanya kamu kedinginan ?"
jawab Jesica
"udah gak dingin lagi kok"
ujar Lucas
"ya ayok, kita main air pantai kalau kamu udah gak kedinginan"
ajak Jesica bersemangat.
dia langsung berdiri dari duduknya dan melepas sendal yang di pakainya
"tunggu"
ucap Lucas
Lucas membungkuk, menggulung celana panjangnya sampai lutut, lalu melepas sendal yang di pakainya.
"yok"
ajak Lucas meraih tangan Jesica dan menggenggamnya
Jesica tak menampik tangannya di genggam Lucas.
entah sadar atau tidak, dia membalas menggenggam jemari Lucas.
Mereka kemudian melangkah dengan bergandengan tangan, menuju bibir pantai.
Mereka berjalan di tepi pantai, sambil bercanda, dan sesekali berselfi berdua, dan masih belum melepaskan genggaman tangan mereka dalam waktu yang cukup lama.
Lucas dan Jesica menghabiskan waktu berpuluh puluh menit, untuk bercanda dan bermain air.
mereka juga saling mengabadikan kebersamaan mereka melalui kamera ponsel mereka.
"udahan dulu yuk."
ucap Jesica setelah lebih satu jam
"udah puas mainnya ?"
tanya Lucas
"belom.
tapi laper"
jawab Jesica
Lucas terkekeh
"kasian, bidadariku kelaperan.
ya udah yuk, kita cari makan dulu"
ujar Lucas
Dia menggandeng lagi sebelah tangan Jesica.
Tak menolak, Jesica menut saja dengan Lucas, kemudian mereka melangkah bersisian dengan tangan saling bertautan.
"pengen makan apa ?"
tanya Lucas masih sambil melangkah
"bakso kayaknya enak deh"
jawab Jesica
"oke, kita cari yang jual bakso"
ucap Lucas
mereka terus melangkah menuju warung bakso yang ada di dekat pantai
"Mas sama Mbaknya serasi banget deh.
cepetan di resmikan Mas.
jangan Kelamaan".
ucap seorang Ibu Ibu penjual bakso yang menyambut mereka saat memasuki warung bakso tersebut.
"Amin...
mudah mudahan kami segera resmi Buk"
Lucas menjawab dengan santai
sementara Jesica melirik tajam ke arah Lucas.
"Amin"
Ibu itu mengaminkan.
"silahkan duduk Mas, Mbak.
mau makan bakso apa ?"
lanjut Ibu itu bertanya.
"bakso uratnya dua ya Buk.
sama es jeruk juga dua."
jawab Lucas
"siap Mas.
di tunggu sebentar ya."
ucap Ibu itu.
Lucas dan Jesica lalu duduk di kursi di salah satu meja dalam tenda warung bakso itu.
Lucas senyum senyum sendiri teringat ucapan Ibu itu tadi.
"ngapa senyum senyum ?"
tanya Jesica heran
"nggak apa apa"
kilah Lucas.
"nggak usah mikir macem macem ya ?"
ancam Jesica dengan melirik tajam
"enggak"
jawab singkat Lucas masih sambil senyum
Mereka lalu saling diam untuk beberapa saat.
"PERMISI"
Ibu tadi datang ke meja mereka, membawa dua mangkok bakso dan dua gelas es jeruk.
"Silahkan dinikmati Mas, Mbak."
ucap Ibu itu setelah menaruh mangkok bakso dan gelas es jeruk di meja.
"Trimakasih Buk"
ucap Lucas dan Jesica bersamaan.
Mereka berdua lalu menikmati bakso sambil sesekali berbincang.
