Bab 6 Sifat Asli
Hari mulai senja, Lucas dan Jesica masih duduk di dalam restoran.
meski makanan telah habis mereka santap sejak tadi, namun keduanya masih belum beranjak dari situ.
mereka masih asik mengobrol.
"kayaknya di luar udah hampir gelap deh Jes"
ucap Lucas yang menyadari hari udah sangat sore
"iya ya ?
udah hampir malam aja ternyata"
jesica menanggapi
"kita balik sekarang ?"
tanya lucas
"emm... oke.
sebenernya masih pengen ngobrol, tapi mungkin lain waktu lagi aja"
jawab jesica
"kapan kapan, kalau aku najakin kamu makan bareng lagi, kamu mau kan ?"
Lanjut jesica
"tentu saja mau lah Jes, pria mana sih yang gak mau di ajakin makan bareng sama wanita cantik.
pasti mau banget lah."
jawab Lucas
"udah berani ngegombal sekarang ?"
ujar Jesica
"bukan ngegombal ya.
akik akik aja tau, kalau kamu sangat cantik."
Jawab Lucas
"kok akik akik ?
biasanya orang bilangnya anak kecil."
protes Jesica
"anak kecil mana tau wanita cantik.
yang biasanya melotot kalau liat wanita cantik itu akik akik"
ujar Lucas
"kamu kalik yang melotot kalau liat cewek cantik"
ucap jesica
"emangnya aku melototin kamu ?"
tanya Lucas
"kok aku ?"
jesica tak paham
"kan cewek cantiknya kamu"
ucap Lucas dengan senyum menggodanya
"ish..
gombal aja terus"
ucap jesica dengan wajah sedikit bersemu merah
"mana ponsel kamu ?"
lanjut jesica dengan mengadahkan satu tangannya
"buat apa ?"
tanya Lucas tak paham tapi tetap merogoh ponsel di kantong celananya dan menyerahkannya pada jesica
"aku belom nyimpen nomor kamu"
Jesica lalu mengetikkan nomor ponselnya di layar ponsel tomas.
lalu dia juga mengeluarkan ponsel dia sendiri.
"nih, nomorku udah aku simpan di situ."
jesica mengembalikan ponsel Lucas.
"makasih,
eh iya, mumpung lagi pegang ponsel, boleh aku skalian minta foto kamu ?"
Lucas bertanya serius
"foto ?
buat apa ?"
jesica balik bertanya
"mau aku tunjukin ke temen temen aku, yang gak percaya kalau bidadari itu ada"
jawab Lucas santai
"ishhh... Lucas...
Keluar deh, sifat aslinya"
jesica melirik tajam Lucas, tapi senyum dan rona wajah yang bersemu merah tak bisa dia sembunyikan
"he he he.."
Lucas hanya nyengir tak berdosa
"udah ah, yuk pulang.
tambah nglantur aja kamu nanti"
ajak jesica
"ayok lah"
jawab lucas masih nyengir
Jesica lalu membayar makanan yang tadi mereka santap.
setelah itu keduanya beriringan melangkah keluar restoran.
"trimakasih untuk traktiran makannya ya Jes,
dan trimakasih juga karna bersedia menjadi temanku."
ucap lucas setelah mereka sampai di samping mobil jesica.
"iya, sama sama luc.
ya udah, aku duluan ya ?"
jawab jesica
Lucas mengangguk
Jesica lalu masuk dan duduk di kursi kemudi. dia menurunkan kaca di sampingnya
"aku duluan Ya"
ucapnya lagi
"iya. hati hati."
jawab lucas
"kamu juga hati hati"
jesica kembali menjawab
Lucas mengangguk sambil mengacungkan Jempol tangannya
Jesica lalu melajukan mobilnya meninggalkan lucas.
setelah mobil jesica menjauh, lucas pun segera menaiki sepeda motornya.
dia juga melajukan kendaraanya meninggalkan area restoran.
Sampai di rumah, setelah mandi dan memakai pakaian ganti, Lucas membaringkan tubuhnya di atas kasur.
matanya menatap langit langit kamar, senyum terbit di bibirnya karna teringat saat makan berdua bersama Jesica sore tadi.
"Dia benar benar gadis yang luar biasa.
tak hanya wajahnya saja yang cantik.
hatinya juga cantik.
tak bersikap sombong meskipun anak seorang yang sangat banyak harta."
guman lucas
"bisa berteman dengan dia, itu sudah cukup untukku"
lanjut lucas berguman
Lucas menarik dan menghembuskan nafas panjang, kemudian memejamkan mata, mencoba untuk terlelap meski malam baru saja tiba.
Esok paginya Lucas dan Jesica bekerja seperti biasanya.
Lucas telah selesai dengan pekerjaan rutinnya, kini tinggal mengantarkan teh hangat saja untuk beberapa pegawai
kini dia baru saja keluar dari mengantar teh ke ruangan sekretaris CEO.
"Pagi Nona Bos."
sapa Lucas yang berpapasan dengan Jesica yang baru saja datang.
"pagi Luc."
jesica menjawab dengan memberikan senyum manisnya.
dia terus melangkah menuju ruangannya.
sedangkan lucas, dengan wajahnya yang selalu ceria, di tambah telah mendapat senyuman dari Bos cantiknya, dengan semangat dia kembali keruang pantri untuk melanjutkan pekerjaanya.
Jam makan siang tiba.
Jesica melangkah bersama siska sekretarisnya, menuju kantin restoran.
masuk ke kantin, jesica mengedarkan pandanganya ke setiap orang yang berada di dalam kantin itu.
tapi yang di cari oleh pandanganya tak ketemu.
dia tak melihat Lucas di dalam kantin itu.
"mungkin dia belum kesini"
batin Jesica
Dia kemudian duduk dan meminta pelayan kantin menyiapkan makan siang untuknya.
selang 15 menit, lucas belum juga di lihatnya, Jesica lalu mengeluarkan ponselnya dan mengetik chat ke nomor Lucas.
Sementara itu, pria yang di cari Jesica, tengah menikmati makan siangnya di pantri kantor, bersama Andi rekan kerjanya.
ponsel di kantong Lucas bergetar, dia lalu merogoh ponsel di kantong celananya dan melihat pesan cahat yang masuk.
senyumnya terbit saat membaca nama yang pengirim yang tertera.
dia segera membaca pesan chat tersebut.
"( Kamu nggak makan siang Luc ?
kok gak ke kantin ?"
itu isi chat yang dikirim jesica ke nomornya
Lucas segera mengetik balasan
"( Saya bawa bekal Nona Bos.
jadinya gak ke kantin"
balasan yang di kirim lucas
"( Ohh"
jesica mengirim balasan singkat.
Lucas mengantongi ponselnya kembali, dengan senyum tak pudar di bibirnya, karna merasa jesica ternyata perhatian sama dia.
"Loe kenapa senyum senyum Luc ?"
tanya andi heran
"gak kenapa napa ndi"
jawab tomas
"emang siapa yang kirim chat ?
kok loe jadi senyam senyum kek orang stres gitu ?"
"ada deh...
kepo aja loe."
jawab lucas masih dengan tersenyum
"loe punya pacar emangnya ?"
tanya andi lagi
"kagak."
jawab singkat lucas
"lah, trus siapa yang chat loe ?
kok loe jadi sumringah gitu ?"
andi bertanya lagi
"Temen, tapi secantik bidadari"
jawsb Lucas
"Loe masih waras kan luc ?"
tanya andi lagi sambil mengerutkan kening
"ya waras lah.
emang loe pikir gue gila ?"
protes lucas
"ya kali aja, soalnya tumben tumbennya loe muji cewek.
biasanya gak pernah.
jangan jangan loe jatuh cinta ?
iya kan ?
ngaku loe"
ujar andi
"siapa yang jatuh cinta ?
basing aja"
protes lucas
"hellehh.. ngaku aja deh loe, sama kawan gak mau jujur"
ujar andi lagi
"mau jujur apa lagi bambang ?
gue udah jujur.
udah, buruan habisin makan loe, keburu abis jam makan siang."
prites lucas lagi
"yang lagi jatuh cinta, sensi amat."
ucap andi lalu melanjutkan menyantap makan siangnya.
Lucas tak menanggapinya lagi, dia pun melanjutkan makan siangnya.
