Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Menjadi Teman

hari berganti, sudah lima hari Jesica menjadi pemimpin di kantor itu.

semua berjalan normal, semua pegawai menghormatinya dan bisa bekerja sama dengan semestinya.

hanya saja kekagumanya di awal pada seorang Lucas, mulai mulai berubah menjadi rasa penasaran, karna mendengar cerita dari sekretarisnya bahwa lucas adalah pria yang asik untuk di ajak berteman dan gemar menggombali para gadis di kantor.

pasalnya, saat di depannya lucas selalu bersikap sangat formal dan sangat sopan.

waktu menunjukan pulul dua siang, jesica masih fokus menatap berkas yang ada di depannya.

tok tok tok

terdengar pintu ruangannya di ketuk.

"masuk"

ucap Jesica sedikit kencang

ceklek

"Slamat siang Nona Bos"

Lucas masuk membawa nampan dengan satu cangkir kopi susu di atasnya

"siang Lucas"

jawab Jesica

"kopinya Nona Bos"

Lucas menaruh cangkir kopi susu di meja kerja Jesica

"trimakasih Lukas"

ucap Jesica

"iya, sama sama Nona Bos,

Saya Permisi"

jawab Lucas lalu membalik badan untuk keluar dari ruangan Jesica

"Lucas !"

panggil Jesica

Lucas membalikkan basanya lagi

"iya Nona Bos, ada yang Nona Bos butuhkan ?"

tanya Lucas sopan

"sepulang kerja nanti aku ingin mentraktir kamu makan, agar aku tak merasa berhutang lagi sama kamu, apa kamu bisa ?"

tanya jesica pada lucas

"Nona tak perlu merasa berhutang pada saya, karna nona memang tak punya hutang apa apa sama saya."

ujar lucas

"kamu pernah menolongku, dan aku belum membalasnya, bagiku itu adalah hutang."

jelas jesica

"tapi saya pulangnya belakangan Nona Bos, soalnya saya harus beberes dulu"

ujar Lucas lagi

"nggak masalah, aku akan menunggu.

kita ketemu di restoran dekat kita pertama bertemu waktu itu.

aku akan menunggumu di sana."

jelas jesica

"Baiklah Nona Bos,

setelah selesai beberes, saya akan ke sana."

pasrah Lucas pada akhirnya

"oke.

sekarang kamu boleh keluar"

ucap jesica kemudian

"baik Nona Bos, Saya permisi"

Jesica menganggukkan kepala.

Lucas lalu berbalik dan keluar dari ruangan itu.

Sore harinya saat jam pulang kerja,

setelah selesai beberes peralatan yang di gunakan para pegawai kantor,

Lucas mengendarai motornya menuju restoran yang di sebut jesica tadi.

Masuk restoran, Lucas mengedarkan pandangan, mencari keberadaan Jesica.

Jesica yang menyadari kedatangan Lucas melambaikan tangan padanya.

Lukas lalu melangkah menuju ke arah meja tempat Jesica berada dan duduk di kursi depannya yang berbatas meja.

"Maaf menunggu lama Nona Bos"

ucap Lucas Sopan

"Nggak masalah Luc, lagian belum lama juga"

jawab jesica santai

"kita pesan makan dulu aja. kamu mau makan apa ?"

lanjut Jesica

"apa saja saya bisa makan nona"

jawab Lucas

"nih, kamu pilih sendiri aja."

Jesica menyodorkan buku menu makanan di restoran itu.

Mereka kemudian memilih dan memesan makanan sesuai selera mereka masing masing.

"kamu nggak apa kan, pulang terlambat Luc ?"

tanya Jesica setelah memesan makanan.

"nggak apa apa Nona Bos, soalnya saya hanya tinggal sendirian saja"

jawab Lukas

"Kamu kos ?"

tanya jesica lagi

"enggak, saya tinggal di rumah peninggalan nenek saya"

""nenek ?""

"iya"

""orang tua kamu dimana ?""

"saya nggak punya orang tua Nona Bos"

"maksudnya ??"

jesica makin penasaran

"PERMISI.."

Seorang pelayan datang membawa makanan pesanan mereka

"SELAMAT MENIKMATI"

Ucap pelayan itu setelah selesai menghidangkan

"Trimakasih"

jawab Lucas dan Jesica

"kita ngobrol sambil makan Luc"

ajak jesica

"iya nona bos,

selamat makan"

jawab Lucas

"maksud kamu tentang orang tuamu tadi gimana luc ?"

jesica bertanya di sela makannya.

dia masih penasaran dengan cerita Lucas.

"saya ini orang yang nggak jelas asal usulnya Nona.

saya tak pernah tau siapa orang tua saya.

Nenek menemukan saya di pinggir jalan saat saya masih bayi.

Beliau merawat dan membesarkan saya, menjadikan saya cucunya.

hingga empat tahun yang lalu, beliau meninggal karna usia.

dan sekarang saya hidup sebatang kara."

Lucas menjelaskan

Jesica tertegun mendengar cerita lucas.

"maaf luc"

ucap jesica jadi tak enak hati karna telah mengungkit kehidupan tomas.

"Tidak Masalah Nona Bos."

Lucas masih terlihat biasa

"apa kamu nggak pernah mencoba mencari, siapa orang tuamu ?"

tanya jesica lagi

Lucas menggeleng

"mungkin kehadiran Saya memang tidak mereka inginkan, karna itu mereka membuang saya.

jadi untuk apa saya mencari mereka Nona Bos ?"

jawab Lucas seakan tak perduli lagi dengan asal usulnya

"belum tentu seperti itu Luc.

tapi itu hak kamu sih.

aku gak mau banyak komentar."

ujar Jesica

"Trimakasih Nona Bos."

ucap Lucas

"satu lagi Luc,

kenapa kamu selalu berbicara dan bersikap sangat formal denganku ? padahal dengan yang lain kamu biasa."

"tentu saja harus seperti itu Nona. karna anda atasan saya"

""Tapi dengan petinggi kantor yang lain, aku perhatikan kamu bisa bersikap santai ?

bahkan kamu bisa bercanda dengan mereka."

"karna saya sudah lama mengenal mereka Nona.

dan mereka menganggap saya teman"

""kalau seperti itu, anggap aku juga temanmu.

aku tak punya banyak teman, karna aku orang yang kurang bergaul.

Bolehkah aku menjadi temanmu ?"

jesica berucap serius

"Nona Bos ingin berteman dengan saya ?

yang hanya seorang ob ?"

Lucas memastikan

"bukankah tidak ada batasan untuk berteman ?

bukankah kita bisa berteman dengan siapapun ?

saat berada di kantor, aku memang atasanmu.

tapi saat di luar kantor seperti ini, aku ingin kamu menganggapku teman.

jadi bersikaplah sewajarnya seorang teman.

jangan bersikap formal seperti ini"

pinta Jesica

"Baiklah kalau Nona Bos Inginnya seperti itu.

saya sangat senang bisa berteman dengan Nona Bos."

"Jadi mulai sekarang kita teman".

jesica mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan Lucas.

Lucas menyambut tangan Jesica.

"kita teman"

ucapnya

lalu mereka berdua sama sama tersenyum

"ada lagi Luc.

panggil aku Jesica saat berada di luar seperti ini."

pinta jesica lagi

"oke Nona, eh Jesica"

ucap Lucas

Jesica tersenyum

"sekarang lanjutkan lagi makanmu, dari tadi cerita terus malah gak sambil makan"

"oke"

mereka kemudian melanjutkan menyantap makanan mereka, sembari masih terus berbincang, dan semakin terlihat akrab karna Lucas tak bersikap formal lagi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel