Bab 4 Bertemu Tatap
Lucas keluar dari ruangan Jesica dengan menerbitkan senyum tipis.
senyum yang tak tau apa artinya.
Lucas sangat mengagumi kecantikan Bos barunya tersebut bahkan baginya Jesica adalah gadis paling cantik yang pernah ia temui.
tapi sayang, kehidupan mereka jauh berbeda, karna itu lucas tak ingin ber andai andai. dia menepis jauh jauh perasaan aneh yang muncul di hatinya saat menatap Jesica.
"#Loe dari mana luc"
tanya andi setelah lukas sampai di ruang pantri
"nganter kopi ke ruangan Bos"
jawab Lucas
"#wihhh..
cuci mata dong loe ?"
"cuci mata doang, malah bikin halu"
"#ketimbang loe punya bos yang bikin pusing, mendingan bos yang bisa bikin halu lah luc.
eh, sifatnya gimana ke loe ?
bossy gak ke pegawai rendahan kek kita ini ?"
"kayaknya sih hampir sama kayak pak Bara ndi."
"#syukurlah kalok kayak gitu.
loe bawak bekal luc ?"
"kagak"
"#kantin yok.
laper gue"
"jam berapa emang"
"#udah jam 12 bambang.."
"ngomong kek dari tadi kalo udah jam makan siang."
"#loe aja yang lemot gara gara liat bos cantik"
mereka berdua lalu melangkah menuju kantin
sampai di kantin, suasananya cukup ramai, Lucas dan Andi mengambil makanan sesuai selera mereka, lalu mencari meja yang masih kosong, di sudut ruangan satu meja masih kosong, mereka lalu menempati meja itu.
mereka menikmati makan siang sambil ngobrol.
"luc, luc, itu luc"
andi menyenggol nyenggol bahu lucas sambil memanggilnya pelan
"loe kenapa sih ndi, orang lagi makan brisik aja"
protes lucas
"liat itu luc,, "
andi menekan suaranya tapi bicara setengah berbisik sambil menunjuk nunjuk arah dengan matanya
"apaan sih. brisik bener"
lucas menoleh ke arah yang di tunjuk andi.
matanya bertemu tatap dengan Jesica yang baru datang dan kebetulan menatap ke arahnya
lucas mematung sebentar dengan mulut sedikit menganga
Jesica melempar senyum tipis ke arahnya, lalu melanjutkan langkah menuju meja yang biasanya di tempati para petinggi kantor.
"luc, bu bos senyum sama loe luc."
ujar andi heboh
"senyum ke semua orang bambang bukan ke gue.."
jawab Lucas yang sudah bisa mnetralkan degup jantungnya yang tadi berdetak cepat.
"tapi dia mandang ke arah loe luc"
ujar andi lagi
"itu mah kebetulan ndi.
loe jangan bikin gue jadi ge er"
kilah Lucas
"ha ha, palingan ntar malem loe kagak bisa tidur, terbayang senyum manis bu bos terus"
ledek andi
"emangnya gue kayak elu, yang suka halu"
protes lucas
"hai lucass.."
dua wanita muda dan cantik mendekati meja mereka dan menyapa lucas
"eh mbak susi, mbak Ratna"
lucas balas menyapa dua wanita itu.
mereka adalah susi dan ratna, pegawai di kantor yang sama dengan tomas
"boleh kami gabung di sini ?"
tanya Ratna dengan tersenyum manis
"tentu saja boleh mbak, boleh banget malah"
jawab lucas
susi dan ratna lalu duduk di depan lucas yang berbataskan meja
"kok gue gak di sapa sih mbak ?"
protes andi yang tak mendapat sapaan dari mereka
"eh iya, sori ndi, kelupaan"
ucap Susi
"maaf ndi, gak ketengok,
he he,,"
ratna sengaja menggoda andi
"ya elah mbak.. emangnya gue hantu ?, segede gini gak ketengokan."
protes andi dengan memonyongkan bibir
"gak usah loe monyong monyongin tu muncung loe ndi, loe emang udah monyong"
ledek lucas pada andi
"sialan emang loe pada. tega bener sama gue"
ha ha ha
mereka semua lalu tertawa
hampir semua orang menoleh ke arah mereka karna tawa mereka.
bigitu juga dengan jesica, dia menoleh ke arah Lucas.
kebetulan lucas juga tengah menoleh ke arah jesica.
Deg
jantung Lucas tiba tiba berdebar lagi saat matanya bertemu tatap dengan Jesica.
perasaan aneh muncul lagi di hatinya.
dia segera membuang pandangannya ke arah lain.
dia tak berani berlama lama menatap jesica.
dia takut akan jatuh cinta pada Bos barunya yang sangat cantik itu.
Jesica masih menatap tomas dari tempat dia duduk.
"Dia seperti seorang yang dingin dan kaku, tapi ternyata dia bisa tertawa lepas saat bersama teman temannya.
persepsiku salah besar, dia orang yang ceria jika bersama orang yang di kenalnya."
guman Jesica membatin
Jesica kemudan mengalihkan pandanganya, dia tak ingin terlalu lama menatap lucas, karna ada perasaan yang tak ia mengerti saat menatap lucas.
sementara itu, lucss yang sudah bisa menormalkan kembali detak jantungnya, dia menikmati makan siangnya sambil berbincang bincang dengan ketiga orang yang satu meja dengannya.
"kok sambal gue jadi manis gini ya ndi ? padahal tadi pedes ?"
ucap lucas seperti orang yang sedang serius
"kok bisa sih luc ?"
tanya susi penasaran
"iya, pasti karna ada mbak susi sama mbak ratna ini, sambal saya jadinya ketularan manis"
ujar lucas ngegombal
"ihhh lucas..."
ucap susi dan ratna dengan wajah bersemu merah
"busyet, buaya naik ke daratan"
sahut andi
Lucas dari dulu memanglah pria yang suka menggoda setiap wanita yang di kenalnya
tapi dia tak pernah mempermainkan perasaan seorang wanita.
bahkan sejak dia di putuskan oleh kekasihnya karna kehidupannya yang miskin, lucas tak pernah lagi pacaran.
dia menutup hatinya rapat.
tak ingin lagi mengenal cinta, selama kehidupan ekonominya masih pas pasan.
sudah tiga tahun dia menjomblo tapi dia tetap selalu ceria di depan orang orang yang di kenalnya.
