Bab 5 Kemunculannya
Sudah satu bulan berlalu semenjak peristiwa tenggelam di danau, Monica sudah hampir melupakan kejadian itu dan menjalani kehidupannya secara normal.
Meskipun kejadian itu sudah dia lupakan, tapi sosok penyelamatanya itu telah menjadi pahlawan di hatinya.
Para penduduk desa yang sebelumnya tidak berani mencari ikan di danau itu, kini telah berani dan beberapa perahu mulai terlihat di danau itu.
Pada malam hari, penduduk desa yang biasa mencari ikan di malam hari dengan semangat menyiapkan perahunya untuk memasang pukat di danau itu.
Tiba-tiba mereka berlarian ketika melihat sosok yang muncul dari dalam air.
Setelah berlari cukup jauh dari danau itu, mereka berhenti dan mencoba melihat apa yang baru saja mereka lihat.
Dalam perasaan takut, mereka melihat sosok Adrian yang menjadi korban tenggelam di danau itu terlihat muncul di tepi danau dengan rambutnya yang panjang terurai dan menutup wajahnya.
Tidak bisa lagi menahan rasa takutnya, mereka dengan gemwtar berlari kembali ke pemukiman dan tidak berani lagi keluar dari rumah mereka.
Keesoka harinya, pemuda desa yang berniat mencari ikan di malam hari semua sakit.
Hal ini mengundang perhatian kepala desa dan penduduk lainnya.
"Apa yang terjadi tadi malam?" Tanya kepala desa kepada salah seorang warga uang sakit.
Saya melihat sosok korban tenggelam muncul di permukaan danau pak desa, "Saya dan beberap warga lain yang melihat itu segera berlari pulang."
Setelah mengetahui apa uang membuat warganya sakit, menemui kakek Bilal untuk mendiskusikan apa uang harus di lakukan supaya kejadian itu tidak lagi terjadi.
Sepertinya Ardian memang telah menjadi tumbal pak Desa, "Saya sarankan untuk melakukan ritual supaya jiwanya bisa tenang."
Saya setuju dengan saran itu, "Anda bisa segera melakukan upacara ritual itu, saya akan meminta bantuan masyarakat untuk membantu anda." Kata Pak Desa.
Setelah semua persiapan telah di sediakan, kakek Bilal dan warga mulai mendatangi danau itu dan mulai melakukan ritual dan berharap Ardian tidak lagi mengganggu warga yang akan mencari ikan di danau itu.
Setelah ritual selesai, Pak Desa juga memberikan danau itu nama Ardian.
Pemberian nama itu jiga telah di sepakati oleh semua warga di desa itu, pemberian nama itu juga di lakukan dengan harapan Ardian bisa tenang dan tidak lagi mengganggu warga.
Ritual ini di lakuakn secara tertutup, sehingga beritanya tidak di muat di media massa.
Beberapa hari telah berlalu semenjak ritual itu di lakukan, sosok Ardian juga sudah tidak pernah lagi muncul, para penduduk desa mempercayai jika rituan itu berhasil, mereka pun mulai kembali beraktifitas seperti biasanya.
Sementara di kota, Monica yang telah selesai bekerja, kembali ke rumahnya setelah mengantar Wulan.
Dalam perjalanan kembali ke rumahnya, mobilnya di cegat oleh pengendara sepeda motor yang membawa benda tajam.
"Buka pintunya." Sambil menodongkan parang panjang ke arah mobil Monica.
Namun karena rasa takut yang kuat, Monica tidak berani membuka pintu mobilnya dan bahkan menguncinya.
Hal itu membuat pengendara motor itu geram dan mulai mengayungkan parangnya untuk memecahkan kaca mobil milik Monica.
Monica dengan rasa takut berteriak dalam mobil sambil memegang kedua pipinya dengan telapak tangannya.
Tiba sosok bayangan menghentikan pengendara motor itu dan parang di tangannya terlempar jauh.
Monica yang masih di dalam mobil berhenti berteriak dan matanya melotot melihat sosok yang kembali menyelamatkannya.
Setelah pengendara itu lari terbirit-birit bahkan meninggalkan sepeda motornya, sosok itu menoleh ke arah mobil sebelum menghilang dengan cepat.
Melihat sosok itu kembali muncil di hadapannya, Monica mencubit lengannya.
"Aduhh sakit, ini bukan mimpi." Gumam Monica.
Monica terdiam beberapa menit sebelum akhirnya kesadarannya kembali, melihat sudah aman, dia kembali mengemudikan mobilnya dengan cepat kembali ke rumahnya.
Setelah mengganti pakaiannya, dia naik di atas ranjang dan berbaring mencoba untuk tidur karena masih merasa takut, namun bayangan sosok itu terus terbayang dalam ingatannya.
Keeaokan harinya, aetelah tiba dk perusahaan dia menceritakan kejadian semalam kepada Wulan.
"Apa kamu yakin bayangan itu adalah penyelamatmu?"
Saya tidak mungkin salah lihat, "Dia berdiri tepat di dwpan mobilku, bahkan dia sempat menoleh ke arajku sebelim dia menghilang." Kata Monica menjelaskan.
Setelah pulang kerja, "Bagaimana kalau kita menemui kakek Bilal dan istrinya." Saran Wulan.
Untuk apa memberitahu kejadian itu, "Siapa tahu kakek itu memiliki petunjuk." Kata Wulan.
Saya setuju xengam saranmu, "Pulang kerja kita ke sana."
Setelah seharian bekerja, Monica dan Eilan berangkat ke desa menemui kakek Bilal.
"Ada kalian menemui kami?" Kata kakek Bilal.
"Ada yang ingin saya tanyakan kepada kakek?"
"Apa itu nona?"
"Kemarin malam saya melihat sosok Adrian kek?"
Mendengar itu, kakek Bilal menghela nafas.
"Ada apa kek?"
"Apa jiwa Ardian mengganggumu?"
Tidak kek, "Tadi malam saya di cegat oleh pengendara sepeda motor, tiba-tiba sosoknya muncul dengan cepat dan menyematkan saya, setelah itu dia menghilang lagi dengan cepat."
Sungguh orang baik, "Sepertinya kalian di taldirkan."
"Apa maksud kakek?" Tanya Mpnica penasaran.
Meskipun sudah meninggal, "Tapi jiwanya terus membantumu, kakek merasa kalian sudah di takdirkan tidak bisa di pisahkan."
Ucapan kakek membuat Monica dan Wulan merinding.
"Kakek jangan membuat kami takut." Kata Wulan sambil mengelus lengannya.
Kakek tidak menakuti kalian, "Beberapa hari lalu, penduduk desa yang hendak mencari ikan di malamhari juga melihat sosok Adrian muncul di permukaan, dan membuat mereka sakit, tapi setalh melakukan upacara ritual, sosok Ardian tidak pernah lagi muncul di danau itu dan tidak lagi menggangg penduduk desa untuk mencari ikan."
"Apa perlu kita juga melakukan ritual kek, supaya jiwa Ardian tidak lagi menghantui temanku?" Tanya Wulan.
Muungkin memang harus di lakukan upacar ritual supaya jiwa Ardian tidak lagi mendatangi nona Monica, "Tapi bukankah kemunculan jiwanya karena keselamatan nona Monica terancam?" Kata kakek Bilal.
Ingat nona, "Jika ritual itu di lakukan, jiwa Ardian tidak akan bisa lagi muncul di depan nona Monica, tapi jika terjadi sesuatu yang tidak di minta-minta seperti kejadian tadi malam, nona Monica bisa saja mendapat celaka." Kata nenek Sumi.
Mendengar penjelasan itu, Wulan menoleh ke arah Monica meminta pendapatnya.
"Apa tidak apa-apa kek jika jiwa Ardian muncul lagi?" Tanya Monica.
Jika kemunculannya karena menyelamatkan anda nona, "Saya rasa itu tidak apa-apa, tapi jika jiwanya yerus muncul, kakek takut itu akan mempengaruhi kehidupan dan pikiran nona."
Semua itu tergantung dari nona Monica saja, "Jika memang nona Monica merasa terganggu, kami siap melakukan upacara ritual untuk nona." Kata nenek Sumi.
"Saya belum bisa memutuskannya kek." Kata Monica setelah berpikir panjang.
"Terserah dari nona saja." Kata kakek Bilal.
Karena sudah larut, kami pamit pulan dulu, "Terima kasih atas informasinya kakek dan nenek, maaf sudah mengganggu waktu istirahat kalian."
Tidak apa-apa nona, "Kami merasa senang nona mau berkunjung ke rumah tua kami ini." Kata kakek Bilal.
Monica dan Wulan pun pulang setelah berpamitan dengan kakek Bilal dan nenek Sumi.
