Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Berhenti Mencari

Sudah setengah bulan berlalu, tim penyelamat sudah menyerah, karena memang tidak ada tanda-tanda di temukan sama sekali, bahkan tim penyelam juga sudah menyusuri semua dasar danau itu.

Untuk bisa mencapai dasar danau, tim menyelam harus menggunakan penerangan dalam air, karena dasar paling terdalam danau itu sudah tidak bisa di jangkau oleh sinar matahari.

Monica dan Wulan yang tiba di lokasi danau, melihat tim penyelamat sudah mengunpulkan semua peralatan mereka.

Melihat itu, Monica hanya bisa menghela nafas karena dia tidak lagi memiliki kesempatan untuk berterima kasih kepada penyelamatnya, dia pun mengajak Wulan untuk meninggalkan tempat itu.

Ketika dia berbalik, Monica melihat seorang kakek, mengeleng-gelengkan kepalaya sambil menghela nafas, merasa penasaran Monica pun mendekati kakek itu.

"Apa kakek mengenal korban yang tenggelam di danau ini?" Tanya Monica.

Saya tidak mengenalnya, "Nona ini siapa?" Tanya sang kakek.

"Korban pernah menolongku sebelumnya kek."

"Berarti korban teman kalian?"

"Bisa di katakan demikian kek." Jawab Monica.

Saya turut berduka atas peritiwa yang terjadi pada teman kalian, "Kalian harus ikhlaskan saja."

Kami sudah mengikhlaskannya kek, "Tapi sangat di sayangkan tubuhnya tidak bisa di temukan kek." Kata Monica.

Semua sudah takdir nona, "Jika ingin melakukan ziarah, nona bisa menaburkan bunga di danau."

"Apa kakek tinggal di sekitar danau ini?"

"Saya sudah di sini sejak lahir nona."

"Apa kakek mengetahui mengapa tubuh kprban tidak bisa di temukan?" Tanya Monica tanpa sadar.

"Apa korban sangat berarti buat nona?"

Jika dia tidak menyelamatkan saya waktu itu, "Saya sudah tidak bisa hidup laki kek."

Kita bicara di rumah kakek saja, "Tempatnya tidak jauh dari danau ini." Ajak kakek Bilal.

"Baik kek."

Wulan menarik lengan Monica karena dia merasa takut. Setelah Monica meyakinkan Wulan jika semua akan baik-baik saja, Wulan pun ikut bersama kakek itu meskipun dalam hatinya masih merasa takut.

Setwlah tiba di rumah kakek yang kecil dan hanya di terangi lampu pelita saja, Monica juga merasa ngeri dan takut untuk masuk, namun ketika seorang nenek, istri sang kakek mengajaknya masuk, mereka berdua pun akhirnya masuk ke dalan rumah itu sambil melihat setiap sudut rumah itu.

"Apa kakek hanya berdua saja yang tinggal di rumah ini?" Tanya Monica.

"Benar nona."

"Anak dan cucu kakek di mana?"

"Mereka telah memiliki rumah sendiri."

"Oh jadi begitu kek?"

Nenek Sumi kembali muncul dari dalam membawa dua gelas teh hangat dengan tangan yang mulai gemetar.

Silahkan di minum nak, "Hanya ini yang bisa kami hidangkan buat nona."

Terima kasih nek, "Ini saja sudah merepotkan kalian."

"Jadi apa nona akan mendengar cerita dari danau itu?" Tanya kakel Bilal.

"Apa danau itu menyimpan cerita kek?" Tanya Wulan penasaran.

"Sejak dahulu, sebelum danau itu seperti ini, memang menyimpan sebuah misteri yang sampai sekqrang belum bisa di pastikan kebenarannya." Kata nenek Sumi.

"Misteri nek?"

Kono katanya, "Danau itu menyimpan harta karung yang berharga, sehingga pemuda di desa ini banyak yang mencoba mencari keberadaan harta karung itu, namun setiap ada yang menyelam ke dasar danau, tubuh mereka di temukan oleh nelayan di tengah laut dan sudah menjadi mayat."

Jika ada kejadian seperti itu sebelumnya, "Apa mungkin tubuh korban teman saya itu hanyut ke laut kek?"

Jika memang demikian, "Nelayan sudah pasti menemukan jenasahnya, tapi sampai sekarang belum ada berita yang mengatakan penemuan mayat di laut."

"Apa mungkin tubuhnya masih ada di dalam danau?"

Kakek tidak bisa menjawab pertanyaan itu, "Salah putra kakek juga pernah penasaran dan ikut menyelam ke dalam danau itu untuk mencari keberadaan harta karung yang menjadi misteri, beruntung dia tidak terbunuh, tapi hidupnya sudah tidak berarti lagi."

"Apa maksud kakek?"

Putra kakek menjadi gila, "Namun sebelum menjadi seperti itu, dia sempat bercerita jika yang menjadi korban waktu itu terlihat sedang tertarik oleh sesuatu masuk ke dalam sebuah lubang di dasar danau, pusaran gelombang itu sangat kuat, beruntung putra paman berada cukup jauh dari lubang dan berpegang pada batu besar yang ada di dalam danau sehingga dia tidak terhisap oleh gelombang yang kuat itu."

"Apa mungkin ada yang seperti itu kek?"

Semenjak kejadian terakhir waktu itu, "Baru kali ini ada lagi korban nona."

"Tapi mengapa tim penyelamat tidak menemukan kejadian aneh di dasar danau?"

Itu juga yang sedang kakek pikirkan, "Kakek juga memperingatkan jika menemukan lubang di dasar danau untuk segera menjauh dari lubang itu, tapi kata tim penyelam, mereka tidak melihat adanya lubang yang kakek maksud?"

"Danau ini benar-benar menyimpan misteri kek?"

Saya meyakini, "Tubuh korban yang baru ini menjadi tumbal sehingga lubang itu tertutup sekarang." Kata nenek Sumi.

Saya juga berpikiran sama dengan istriku dalam hal ini, "Menurut saksi, korban sedang memancing ikan dan entah kenapa dia tiba-tiba saja melompat ke dalam danau, hal ini mungkin ada kaitannya dengan hilangnya lubang di dasar danau."

Nasibnya sungguh tidak beruntung, "Hidupnya sudah susah dan sekarang dia menjadi tumbal."

Semua sudah takdir nona, "Tapi meskipun lubang itu tertutup, danau itu masih berbahaya, dan harus di berikan pengumuman kepada pengunjung untuk tidak masuk ke dalam danau." Kata kakek Bilal.

Sambil mendengar cerita dari kakek Bilan dan nenek Sumi, tanpa sadar teh dalam gelas mereka telah habis.

Karena sudah larut, Monica dan Wulan pun berpamitan kepada kakek Bilal dan nenk Sumi.

"Sungguh malang nasib penyelamatmu." Kata Wulan.

Saya akan selalu mengingat kebaikannya, "Bagi saya dia adalah pahlawan dalam hidupku." Kata Monica.

Keesokan harinya, beberapa pemuda desa muncul di pinggir danau itu, mereka mendengar jika tim penyelam tidak menemukan adanya lubang di dalam danau sehingga mereka memberanikan diri untuk menyelam ke dasar danau.

Melihat aksi pemuda desa, kakek Bilal mendekati mereka dan memberikan peringatan.

"Apa yang akan kalian lakukan?"

Tim penyelamat telah menyerah, "Sekarang giliran kami yang melakukan pencarian." Kata salah satu pemuda yang akan menyelam.

"Apa kalian sudah lupa kejafi sebelumnya?"

Tentu kami tidak akan pernah meluoakan kejadian itu, "Tapi kami ingin mencoba menyelam ke dasar danau."

Tim penyelamat sudah menyatakan tubuh korban tidak di temukan, "Kalian tidak perlu lagi mencarinya."

Tujuan kami menyelam, "Selain mencari tubuh korban, kami juga masih ingin mencari kebenaran cerita tentang harta karung yang ada di danau ini."

Benar itu kek, "Kami juga sudah mendapat Izin dari kepala desa."

Sepertinya itu hanya cerita saja, "Jika memang ada harta karung di danau ini, tim penyelam pasti sudah menemukannya." Kata kakek Bilal.

Kami hanya akan percaya jika melihatnya sendiri kek, "Mohon doakan kami berhasil kek, jika kami berhasil menemukan harta karung itu, penduduk desa kita akan menjadi makmur nantinya."

"Semoga kalian berhasil." Kata kakek Bilal pasrah.

Pemuda desa pun mulai menyelam untuk mencari tubuh korban sekaligus mencari keberadaan harta karung yang menjadi cerita danau itu.

Setelah beberapa hari melakukan pencarian, mereka juga tidak mendapatkan hasil apa pun juga, mereka juga mulai menyerah dengan pencarian, baik itu tubuh korban tenggelam maupun pencarian harta karung tersebut.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel