Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6 Mimpi Mengerikkan

Di kamar, Monica mencoba untuk tidur, namun setiap kali dia memejamkan matanya, sosok Adrian terus muncul sehingga membuatnya merasa gelisah.

Karena tidak bisa tidur Monica duduk bersandar di ranjangnya sambil memikirkan apa yang di katakan kakek Bilal dan nenek Sumi.

Monica terus mempertimbangkan keputusan yang akan dia ambil, jika memilih melakukan ritual, maka jika keselamatannya terancam maka tidak bisa di pastikan dia bisa selamat seperti sebelumnya.

Monica kembali mencoba tidur, meskipun bayanagn itu masih muncul dia mencoba memikirkan hal-hal yang menyenangkan sampai akhirnya dia bisa tidur juga.

Dalam kegelapan malam, Monica berjalan sendirian, tempat itu gelap dan tidak pun rumah di sekitar tempat itu.

Monica terus melangkah dengan perasaan takut dan sesekali melihat ke arah belakangnya.

Karena perasaan takutnya semakin besar, dia pun berjalan dengan cepat dan tiba-tiba bayangan yang bergerak cepat melintas di belakangnya dan membuatnya menoleh ke belakang.

Karena tidak melihat siapa pun juga, dia berlari dengan cepat untuk bisa sampai di tempat yang terlihat terang di depannya.

Namun semkain dia berlari kencang, tempat terang itu terlihat semakin menjauh, dan bayangan yang dari tadi mengikutinya terus menganggunya.

Dia memberanikan diri menoleh untuk melihat apa yang terus bergerak di belakangnya, namun setiap kali dia menoleh, tidaka da apa-apa yang terlihat selain kegelapan.

Ketika dia kembali menoleh ke arah depan untuk mempercepat larinya, teriakan kencang dari mulutnya sambil menghentikan langkahnya karena sosok penyelamatnya tiba-tiba muncul di hadapannya dengan kondisi wajah yang mengenaskan.

Mendengar suara teriakan dari kamar putrinya, ayah dan ibu Monica pin membangunkannya.

"Kamu kenapa Monic?" Tanya ibunya.

"Sa.... saya melihat hantu mah." Ucap Monica tergagap karena masih merasa takut.

Tenangkan dirimu, "Itu hanya mimpi buruk, sebaiknya kamu kembali tidur." Kata ayahnya.

Saya takut mah, "Saya tidak berani tidur sendirian."

Ya sudah, "Mama akan menemanimu di sini sampai kamu tidur."

Monica pun menganggum dan kembali tidur.

Keesokan harinya, setelah tiba di kantor dia menceritakan mimpinya kepada Wulan.

Mungkin kamu terlalu memikirkannya sehingga terbawa sampai ke dalam mimpi, "Saya sarankan kamu berhenti memikirkan penyelamatmu itu, biarkan dia tenang di alamnya."

"Tapi mimpi terlihat sangat nyata Wulan."

Bukankah mimpi memang seperti itu? "Seperti katalu tadi berhentilah memikirkannya, sebaiknya kamu lebih fokus pada kehidupanmu sendiri." Saran Wulan.

Monica pun mengangguk, dia merasa apa yang di katakan Wulan itu memang ada benarnya, apa lagi dia memang selalu memikirkan penyelamatnya itu.

Setelah pulang kerja, Wulan yang marasa kasihan melihat Monica yang terlihat tertekan, dia pun mengajaknya untuk mampir di pantai untuk menyegarkan pikirannya.

Pantai itu hampir setiap malam banyak di kunjungi oleh kawula muda mudi untuk bersantai dan melepas lelah setelah seharian beraktifitas.

Untuk apa kamu mengajak saya ke sini, "Bukankah ini bukan malam minggu."

Saya lihat hidupmu sedikit berantakan akhir-akhir ini, "Saya pikir kamu butuh penyegaran dan harus lebih banyak mengunjungi tempat-tempat seperti ini."

Monica pun tersenyum kepada Wulan, ketika mereka alan pulang, 3 orang pemuda menghampiri mereka.

"Hay... nona...!!!"

Kenapa kalian cepat pulang? "Ini belum terlalu larut bukan."

Benar nona, "Kenapa tidak menemani kami minum saja." Sambil terus melangkah mendekati Monica dan Wulan.

Sepertinya mereka sedang mabuk, "Sebaiknya kita segera lari meminta pertolongan." Saran Wulan.

Monica pun mengangguk, lalu berjalan mundur dengan hati-hati lali membalikkan badannya untuk lari.

Dasar sial, "Cepat kejar mereka, jangam biarkan kedua gadis itu kabur." Kata salah seorang dari ketiga pemuda mabuk itu.

Dengan sekuat tenaga, Monica dan Wulan terus berlari dan sesekali melihat ke arah belakang.

Setelah berhasil lolos dari kejaran ketiga pemuda itu, mereka pun berhenti untuk mengatur nafas mereka.

Akhirnya kita bisa lolos juga, "Tapi kenapa tempat itu tidak ada pengamanan sama sekali." Keluh Monica.

"Mungkin saja ketiga orang itu sudah di kuasai oleh alkohol sehingga mereka seperti itu." Jawab Wulan.

Sudahlah, "Sebaiknya kita ambil jalan memutar ke tempat parkir saja."

Setelah berada di arwa parkir, Monica dan Wulan mengambil herakan cepat untuk masuk ke dalam mobil lalu meninggalkan tempat itu."

"Akhirmya kita bisa selamat juga dari kejaran mereka." Kata Wulan.

Di malam hari ketika Monica tidur, dia kembali bermimpi buruk, dia kembali memimpikan sosok Adrian yang terus mengejarnya.

Setelah tiba di perusahaan, dia merasa tidak tenang dan menceritakan kepada Wulan jika malam tadi dia kembali bermimpi.

"Apa sebaiknya kita menemui kakek bilal dan meminta saran darinya?" Tanya Wulan.

Setelah pulang kerja kita harus menemuinya, "Saya semakin merasa tidak tenang dan bahkan takut untuk tidur."

"Saya akan menemanimu ke sana."

Setelah pulang kerja, Monica dan Wulan mendatangi rumah kakek Bilal.

"Ada apa nona-nona ini ke sini?" Tanya kakek Bilal.

Teman saya sudah dua hari bermimpi buruk kek, "Sepertinya arwah yang tenggelam itu terus menghantuinya."

Jika tidak ingin di ganggu, "Saran kakek, noan ini harus melakukan upacara ritual supaya arwah Adrian tidak lagi mengganggunya."

"Jadi nama orang yang tenggelam itu Adrian kek?" Tanya Wulan.

Kakek Bilal hanya mengangguk prihatin.

Saya bersedia melakukan upacara ritual itu kek, yang penting arwah Adrian tidak lagi menggangguku.

Besok malam kalian datang lagi ke sini, "Kakek akan menyiapkan semua sesajen untuk ritual itu."

Baik kek, "Katakam saja berapa biayanya, saya akan menyanggupinya." Sambil mengeluarkan seikat uang dari dalam tasnya.

Baiklah kalau begitu, "Uang ini sudah lebih dari cukup, kakek tunggu kalian besok malam." Sambil menerima uang itu.

Setelah kembali dari rumah kakek Bilal, Monica tidak berani untuk memejamkan matanya, dia takut tertidur dan bermimpi buruk lagi.

Monica terus minum kopi supaya dia tidak mengantuk, bahkan sudah jam 3 subuh dia tidak berani untuk tidur.

Di terus berusaha terjaga malam itu, namun karena pengaruh lelah bekerja tanpa Monica sadari dia pun tertidur.

Keesokan harinya, Monica terlambat bangun. Dia segera memerika jam dan segera melompat dari ranjang untuk masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah tiba di perusahaan, dia baru menyadari jika tadi malam dia tidak lagi bermimpi.

Sementara Wulan yang melihat ada lingkaran hitam di kelopak mata Monica segera menghampirinya.

"Apa kamu tidak tidur semalam?"

Iya Wulan, saya begadang sampai jam 4 subuh, "Saya tidak bisa lagi melawan rasa ngantuk sehingga tertidur."

"Apa kamu masih bermimpi buruk?" Tanya Wulan.

"Saya tidak bermimpi lagi."

Itu bagus, "Karena sudah tifak bermimpi, apa kamu ingin membatalkan upacara ritual itu?"

Saya tetap ingin melaksanakan ritual itu, "Saya tidak bermimpi karena sudah subuh ketika saya tertidur."

Terserah kamu saja, "Saya kembali bekerja kalau begitu."

Setelah Wulan pergi, Monica yang masih dalam keadaan mengantuk, dia tidak fokus bekerja dan tidak bisa lagi menahan rasa ngantuknya itu, dia pun tertidur di depan laptopnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel