siapa dia???
Pernikahan Aruna dan Liam kini semakin dekat,tetapi Liam justru tidak memiliki waktu untuk mengatur acara pernikahan mereka berdua.
"Liam..!! Kamu nggak bisa apa sekali ini aja ijin untuk daftar ke KUA masak nggak bisa si? Ucap sang mamah kesal.
Liam masih sibuk menyantap sarapannya.
"Maaf mah,Liam beneran nggak bisa!"
Pagi ini Liam memang ada jadwal operasi tidak mungkin jika Liam menundanya. Apalagi ini tentang pasiennya,Liam tipe orang yang bertanggung jawab. Apa pun tugasnya harus ia fokuskan terlebih dahulu.
"Masak Aruna harus daftar ke KUA sendiri?"
Liam berfikir sejenak,kasihan juga jika Aruna harus ke KUA sendiri sedangkan dirinya tidak bisa menunda operasinya.
Liam menoleh kearah Dilan yang kini tengah asik dengan sarapannya,tanpa mempedulikan obrolan sang mamah dan kakaknya.
"Gimana kalau Dilan aja yang temani Aruna!"
Dilan tersedak kala sang kakak menyebut namanya.
"Uhukk uhukkk"
Dengan cepat Diandra menyerahkan gelas berisi air kepada Dilan.
"Hati-hati dong sayang!" Pinta sang mamah.
Dilan meneguk air yang diberikan mamahnya hingga tandas kemudian meletakkan gelas tersebut di atas meja."Yang benar saja masak aku ke KUA!" Ucap Dilan tidak terima.
Liam mengernyitkan dahinya. "Ya emang kenapa? Orang cuma temenin Aruna doang kok."
"Benar juga kata kakak kamu,udah nanti Aruna sama kamu aja. Tidak ada penolakan ya Dilan!" Ucap sang mamah tegas.
Dilan menghela nafasnya. "Iya mah."
Kemudian mereka semua menyantap sarapan pagi dengan tenang.
**
"Mamah..!! Aruna berangkat ke kampus ya mah!" Ucap Aruna sambil teriak.
Diana yang awalnya sibuk di dapur, mendengar teriakan Aruna membuatnya keluar dari dapur untuk mencari Aruna.
"Sayang nggak usah teriak-teriak dong! Kamu ini anak perempuan ngapain sih pakai acara teriak-teriak segala?"
Aruna menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Emm maaf mah!" Ucap Aruna sambil mencium tangan sang mamah.
"Kalian nggak sarapan dulu?" Tanya Diana kepada kedua anaknya.
Aruna dan Aruni menggelengkan kepalanya. "Nanti aja di kampus mah!" Ucap Aruni kepada sang mamah.
"O iya Aruna kamu nanti pulang dari kampus daftar ke KUA sama Liam ya!" Pinta sang mamah kepada Aruna.
Aruna membelalakkan matanya. "Lagi? Haduh kenapa harus daftar segala sih mah? Mana sama dia lagi!" Gerutu Aruna sambil mengerucutkan bibirnya.
Diana menggelengkan kepalanya. "Kamu ini ya! Gapapa lah kamu harus bareng Liam terus,biar terbiasa. Kedepannya kan kamu juga bakalam bareng sama Liam kenapa malu sih?" Tanya Diana geram.
Aruna menoleh keaeah Aruni. "Kamu ikut kakak kan?" Tanya Aruna dengan nada ketus.
Aruni menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Emmm... kayaknya nggak bisa deh kak."
Aruna mengernyitkan dahinya." Tugas kelompok lagi?" Tanya Aruna.
Kemudian Aruni mengangguk.
Aruna menghembuskan nafas kasar. "Yaudah deh nanti Aruna sendiri aja gapapa." Ucap Aruna finally.
Diana tersenyum mendengar ucapan Aruna. "Gitu dong sayang."
Setelah drama di depan dapur usai,kini Aruna dan Aruni sampai di kampus tepat waktu.
Kebetulan Aruna dan Aruni berbeda kelas karena mereka berdua berbeda jurusan juga.
"Kak aku ke kelas dulu ya!" Ucap Aruni berpamitan dengan Aruna.
Aruna menganggukkan kepalanya.
Kemudian Aruna masuk kedalam kelasnya untuk mengikuti mata kuliah hari ini.
Sementara di tempat lain Liam sedang sibuk dengan oeprasi yang akan ia lakukan hari ini. Liam menyiapkan segala perlengkapan untuk ia masuk keruang operasi nanti.
Liam bersama dokter Fajar akan bekerja sama beberapa jam kedepan untuk menjalankan operasi.
"Gimana perlengkapannya sus?" Tanya Liam kepada suster pendampingnya.
"Sudah ready semuanya pak!"
Liam menatap dokter Fajar kemudian dokter Fajar mengangguk.
"Baik kita lakukan operasi sekarang!" Ucap Liam kemudian mereka semua masuk kedalam ruang operasi.
***
Di kampus Aruna sama sekali tidak fokus dengan mata kuliahnya hari ini,beberapa kali Aruna di tegur dosen karena ia melamun disaat dosen sedang menjelaskan.
Finally Aruna di paksa maju kedepan untuk menjelaskan kembali apa yang dosen telah jelaskan.
"Kamu kenapa sih run? Dari tadi nggak
fokus,biasanya juga kamu nggak gini!" Ucap Vera kepada Aruna saat mereka bertiga sedang berada di kantin kampus.
"Iya kamu ada masalah apa? Kalau kamu ada masalah kamu bisa cerita ke kita kok!" Ucap Felicia.
Aruna menghela nafasnya pelan." Aku gapapa kok kalian tenang saja."
"Kamu nanti ada acara?" Tanya Vera kepada Aruna.
Kemudian Aruna mengangguk.
"Kamu sebenarnya ada acara apa sih run?" Tanya Felicia penasaran.
Aruna diam,ia bingung harus menjawab apa kepada kedua sahabatnya. Aruna melirik jam tangan di pergelangan tangannya,kemudian ia berpamitan dengan kedua sahabatnya. "Emm.. aku ada janji nih,kalau gitu aku balik duluan ya!" Ucap Aruna kemudian beranjak.
"T-tapi.. kita gak jadi jalan lagi?" Teriak Felicia ketika Aruna sudah menjauh.
Aruna sempat menoleh kebelakang sebentara kemudian kembali fokus dengan jalannya. "Lain kali." Teriak Aruna semakin menjauh.
.
.
.
Aruna menunggu Liam di depan gerbang kampusnya sendirian. Untuk menghilangkan rasa gabutnya,Aruna memilih untuk bermain dengan ponselnya.
Saat Aruna sedang asik menatap ponselnya tiba-tiba ada mobil berhenti tepat di depan Aruna duduk.
"Permisi kak!!" Ucap seorang lelaki di depan Aruna.
Sontak Aruna merasa di ajak berbicara pun mendongakkan kepalanya. "Iya ada yang bisa saya bantu?" Tanya Aruna ramah.
Lelaki terssebut menatap Aruna dari bawah hingga atas. "Mau tanya,apakah kakak kenal kak Aruna?"
Aruna menganggukkan kepalanya. "Saya Aruna!"
Lelaki tersebut nampak terkejud mendengar ucapan Aruna. "Perkenalkan saya Dilan adiknya kak Liam!"
Ucap Dilan sambil menjabat tangan Aruna.
Aruna menerima jabatan tangan dari Dilan. "Saya Aruna."
Kemudian Aruna melepaskan jabatannya kepada Dilan. "Kok kamu yang kesini? Liam mana?" Tanya Aruna sambil celingukan mencari Liam.
"Kak Liam ada keperluan hari ini,jadi saya yang akan menemani kakak untuk pergi ke KUA."
Aruna menganggukkan kepalanya.
"Yaudah yuk kak keburu sore nanti!" Ajak Dilan kepada Aruna.
Kemudian Aruna masuk kedalam mobil Dilan untuk menuju ke KUA.
**
Di tempat lain Liam baru saja selesai melaksanakan operasi,dan alhamdulilah semuanya berjalan dengan lancar. Liam keluar dari ruang operasi hendak kembali ke ruangannya.
"Liam..!!" Teriak Fajar dari belakang Liam.
Sontak Liam menoleh kearah Fajar. "Ada apa?" Tanya Liam kepada dokter Fajar.
"Makan siang di cafe yuk,lama nggak nongkrong kumpul yang lain." Ucap Fajar mengajak Liam.
Liam nampak berfikir sejenak,nanti malam Liam ada janji untuk menjemput Aruna mamah Diandra yang meminta." Sorry banget aku ada acara nanti malam." Ucap Liam tak enak hati.
Fajar nampak kecewe mendengar penolakan Liam. "Yah!! Gagal dong. Emm.. mungkin lain kali ya!" Ucap Fajar masih ingin mengajak Liam untuk nongkrong.
Liam mengangguk samar. "Yaudah aku ke ruangan dulu bro!" Ucap Liam sambil menepuk pelan pundak Fajar.
Fajar menatap Liam samar.
Sesampainya di ruangan Liam mendudukkan diri di depan komputer pribadinya. Masih ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan hari ini juga,namun Liam juga kepikiran dengan urusan pernikahannya dengan Aruna.
Walaupun Liam tidak menginginkan pernikahan ini,ia tetap kepikiran.
"Dilan beneran nganter Aruna nggak ya?" Gumam
Liam sambil megetuk dagunya dengan bolpoint.
Liam mengambil ponselnya dari saku jas yang ia kenakan,kemudian Liam menelfon sang adik untuk memastikan bahwa ia benar-benar mengantar Aruna.
"Hallo,kamu dimana?" Tanya Liam kepada Dilan.
..
"Ya sudah kalau begitu kamu jangan lupa antar Aruna sampai dirumahnya,jangan mampir-mampir!" Perintah Liam tegas.
...
"Kakak matiin. Jangan ngebut!"
Tut tut tut...
Liam mengakhiri panggilannya,kemudian ia memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jasnya.
Bersambung...
