Pustaka
Bahasa Indonesia

SUAMIKU DUDA TAMPAN

185.0K · Tamat
feni setia
162
Bab
11.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

(18+) MENGANDUNG UNSUR DEWASA! ARUNA LANGIT RINJANI ALEXANDER seorang Mahasiswa di salah satu Universitas ternama di Jakarta parasnya yang cantik mampu membuat siapapun tergila-gila padanya. Siapa pun yang tergila-gila terhadap aruna rela memberikan hartanya demi ARUNA,namun tidak ada satu lelaki pun yang membuat ARUNA jatuh cinta. ARUNA memiliki saudara kembar bernama ARUNI BULAN RINJANI ALEXANDER. Berbeda dengan sang kakak,ARUNI lebih kalem dari pada ARUNA. "ARUNA NGGAK MAU DI JODOHIN MAH!" Ucap Aruni tegas. Namun bukan seorang mamah jika ia tidak kalah tegas kepada sang anak. "Tidak ada penolakan Aruni! Kamu harus menerima perjodohan ini karena mamah dan calon mertua kamu sudah menyiapkan semuanya." Ucap sang mamah kepada anaknya. LIAM WILIAM seorang dokter yang sekarang ini menyandang status DUREN alias Duda Keren,pengusaha sukses sekaligus dokter di rumah sakit ternama di jakarta. LIAM baru saja kehilangan separuh nyawanya,terpaksa harus menikah dengan wanita pilihan mamahnya. "Dia sudah bahagia disana,kamu juga harus bahagia." Sontak mendengar perkataan tersebut membuat LIAM diam. "Aku nggak bisa mah! Aku sangat menyayanginya." Ucap LIAM tegas. Pernikahan karena perjodohan memang sangat terasa sakit. Apalagi dengan seseorang yang tidak kita kenal sebelumnya,menyakitkan bukan? Bagaiman dengan LIAM,apakah ia akan sehidup semati dengan ARUNA? Atau LIAM akan menjadi duda untuk kedua kalinya?

One-night StandFantasiDokterMenantuRomansaPernikahanKampusIstriLove after MarriageDewasa

Perjodohan

Malam hari adalah waktu dimana saatnya kita istirahat dengan damai,setelah seharian penuh kita bekerja. Namun tidak dengan Aruna,ia baru saja bertengkar dengan sang mamah karena ia tidak mau di jodohkan.

Permintaan sang mamah selalu berputar dalam kepalanya. "Astgahfirullah mamah,Aruna masak nikah muda sih?" Gumam Aruna dalam kesendiriannya.

Saat Aruna sibuk dengan isi kepalanya,tiba-tiba..

Tok tok tok

"Kak udah tidur belum?" Tanya seseorang dari balik pintu,siapa lagi kalau bukan Aruni saudara kembar Aruna.

Aruna mendengus pelan. "Masuk aja dek,nggak dikunci kok!" Ucap Aruna dalam kamar.

Mendengar bahwa mendapat ijin dari sang pemilik kamar,Aruni pun masuk kedalam kamar sang kakak.

Aruni mendekat kearah Aruna,kemudian mendudukkan diri di ranjang bersama sang kakak. "Masih kepikiran tentang perjodohan itu?" Tanya Aruni to the point.

Aruna sempat menoleh sebentar kemudian mengalihkan pandangannya lagi. "Aku bingung dek rasanya belum siap punya suami,tetapi aku gamau kalau mamah sedih." Ucap Aruna sedih.

Aruni mengelus lembut punggung Aruna,ia tau betul bahwa Aruna sangat menyayangi sang mamah. Tetapi Aruni juga merasa kasian kepada Aruna,ia harus dijodohkan. "Terima aja kak cinta akan tumbuh dengan sendirinya,kata mamah calon kakak juga tajir mlintir tinggal masalah cinta doang mah kecil kali!" Ucap Aruni menyakinkan sang kakak.

Aruna terlihat tidak setuju dengan ucapan Aruni. "Kayak udah berpengalaman aja kamu,btw mending kamu aja yang gantiin aku. Secara pemimiran kamu kan lebih normal dari pada aku,nanti bisa-bisa suamiku darah tinggi melihat tingkahku."

Aruni menggelengkan kepalanya. "No! Kakak aja aku ikhlas,lagian pula kakak lebih dewasa dari pada aku. Alangkah baiknya apabila seorang kakak menikah terlebih dahulu sebelum sang adik menikah." Ucap Aruni bijak.

"Gimana kalau kakak kabur aja,kalau kakak kabur mamah pasti akan nurutin semua kemauan aku." Ucap Aruna konyol.

Aruni tidak setuju dengan ucapan sang kakak. Kabur bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan,bukannya masalah selesai masalah akan semakin besar. "Bukan solusi,lebih baik kakak nurut aja sama mamah kelar urusannya!" Saran Aruni.

Aruna nampak berfikir,ada benarnya juga ucapan sang adik. Jika ia kabur mamahnya dan papahnya pasti akan bingung mencari Aruna dan pasti mereka sangat khawatir.

Aruna tidak mau merepotkan kedua orang tuanya!

"Kamu tadi mau apa kesini?" Tanya Aruna mengalihkan pembicaraan.

"Oiya baru inget,pinjam buku catatan dong kak. Males nyimak dosen jelasin soalnya" Ucap Aruni sambil cengengesan.

Aruna menggelengkan kepalanya. "Sejak kapan kamu jadi pemalas? Bukannya biasanya kamu lebih rajin dari pada aku?"

Aruni menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Nanti kakak tau sendiri! Mana bukunya aku mau pinjam."

Aruna menunjuk meja belajar.

Aruni mengikuti arah tunjuk sang kakak,kemudian Aruni mengolak-alik buku satu persatu demi menemukan buku yang sedang ia cari.

"Nah dapat. Aku bawa dulu ya kak besok aku kembaliin kok santai aja." Ucap Aruni sambil membawa buku tersebut keluar.

Aruna tidak mempedulikan Aruni,Aruna kembali sibuk dengan pikirannya lagi. Saat ini ia sangat bingung dengan keadaan yang memaksa Aruna untuk patuh kepada kedua orang tuanya.

"Dahlah tidur aja dulu siapa tau besok ada keajaiban yang bisa merubah keinginan mamah." Ucap Aruna sambil merebahkan tubuhnya di kasur.

***

Di tempat lain Liam tak kalah bingung dengan keputusan sang mamah bersikukuh menjodohkannya dengan wanita pilihan mamahnya.

"Liam sayang dengerin mamah!" Pinta sang mamah kepada Liam.

Liam masih diam membisu tidak tau harus menjawab apa.

Diandra menghela nafas pelan. "Liam! Kamu masih muda,masa depan kamu masih panjang. Lupakan dia dan menikahlah dengan wanita pilihan mamah!" Ucap Diandra tegas.

Liam mendengar sang mamah terus memintanta menikah membuat Liam risih. Bahkan tidak ada satu orang pun yang mendukung Liam untuk menolak perjodohan ini. "Kenapa semua orang yang ada disini tidak memikirkan perasaanku sih? Bagaimana aku bisa bahagia dengannya sedangkan aku saja sama sekali tidak mengenalnya,apalagi mencintainya!" Ucap Liam emosi.

Sang papah memijat pelipisnya pelan. "Liam papah yakin kamu akan jatuh cinta kepadanya,papah sama mamah nggak mau ada penolakan ya Liam! Papah sama mamah udah bicarain semuanya sejak awal." Ucap papah tak kalah tegas.

"Ayolah Liam,berbaktilah kepada kedua orang tua. Ini semua juga yang terbaik buat kamu,mamah sama mamah nggak mau kamu terus-terus mengharapkan seseorang yang sudah pasti tidak akan kembali Liam!" Ucap diandra lirih.

Liam menghela nafasnya berat,benar kata sang mamah. Tetapi ia juga perlu waktu untuk membuka hati kembali,tetapi Liam tidak mau durhaka terhadap kedua orang tuanya. Bagaimana pun mereka yang membesarkan dan merawatnya hingga sebesar ini.

"Baiklah mah jika itu kemauan mamah,Liam akan menuruti apa yang mamah mau. Tetapi asal mamah dan papah ingat,Liam butuh waktu untuk belajar mencintainya." Ucap Liam kepada sang mamah.

Diandra tersenyum mendengar ucapan Liam bagaimana pun sudah lega karena Liam mau menerima pernikahan paksa ini. Masa depan Liam masih panjang,Diandra tidak mau jika Liam terus-terusan berharap kepada seseorang yang sudah pasti bahagia disana dan tidak mungkin kembali lagi.

"Kalau begitu Liam pamit ke kamar dulu pah,mah!" Ucap Liam sembari berdiri hendak pergi ke kamar.

Sesampainya kamar Liam berdiri di balkon kamarnya.

Liam termenung mengingat kenangannya bersama seseorang yang sangat ia sayangi,sebentar lagi akan ada sosok yang mengisi hati Liam kembali setelah kosong selama 2 tahun ini.

Liam berjalan masuk kedalam kamar mencari foto pernikahan yang telah ia simpan di dalam laci. Liam sengaja menyembunyikan foto tersebut di dalam laci karena takut ketahuan sang mamah. Awalnya memang sudah Diandra simpan di gudang,tetapi Liam mencarinya kembali. Sempat marahan dengan sang mamah beberapa hari hanya karena foto pernikahan.

Liam mengusap pelan foto tersebut,tergambar jelas sebuah senyuman manis sang wanita dengan memeluk lengan Liam dari samping. "Tidak ada satu orang pun yang bisa menggantikan dirimu. Kamu punya tempat sendiri disini,begitu juga dia. Semoga kamu selalu bahagia disana ya!" Tanpa sadar air mata Liam kembali menetes.

Liam memeluk foto tersebut hingga tertidur.

Bersambung...