LIAM KABUR
Hari ini adalah hari kebahagiaan untuk keluarga Wiliam dan keluarga Alexander. Pagi ini Aruna dan Liam akan melaksanakan pernikahannya.
Pukul 05.00 WIB Aruna masih setia dengan tidurnya sementara yang lainnya sudah sibuk di luar,sedang menyiapkan keperluan acara pernikahan Aruna dan Liam.
"Sayang bangun.!!" Teriak mamah Diana ketika melihat bahwa Aruna masih molor.
"Euhhh..Apa sih mah?" Gumam Arun pelan.
Diana kembali menggoyangkan bahu Aruna. "Aruna kamu lupa kalau hari ini kamu akan menikah?"
Ucapan Diana berhasil membuat Aruna terperanjat kaget. "Hah?? Aruna nikah? Sekarang?" Ucap Aruna terkejut.
Sekilas Aruna mengamati sekeliling ruangan,Aruna tidak mengenali dimana dirinya sekarang? Kenapa di luar terdengar sangat ramai?
Aruna teringat bahwa tadi malam ia baru saja SPA dengan Liam.
Aruna menepuk dahinya pelan." Astaga iya mah Aruna menikah!" Ucap Aruna polos.
Diana menggelengkan kepalanya. "Konyol sekali tingkah kamu Aruna! Bisa-bisanya kamu lupa dengan hari bahagia ini!"
Aruna menggaruk kepalanya sambil cengengesan.
"Bangun sekarang dan mandilah!" Perintah Diana kepada Aruna.
Aruna menuruti perintah mamahnya untuk segera mandi.
.
.
.
Di depan sudah ramai sanak saudara Liam sedang berkumpul menyiapkan pernikahan mereka.
"Cateringnya gimana udah ready semua kan?" Tanya Diandra kepada yang lainnya.
Mereka semua menganggukkan kepalanya.
Saat Diandra sedang asik mengecek semua keperluannya,tiba-tiba MUA datang untuk merias Aruna.
"Permisi dengan ibu Diandra?" Tanya MUA tersebut kepada Diandra.
Diandra yang awalnya sibuk dengan kegiatannya kini menoleh. "Iya mbaknya ini MUA ya?" Tanya Diandra.
MUA tersebut menganggukkan kepala.
"Yaudah langsung ke kamar aja,mari saya antar!"
Kemudia MUA tersebut mengikuti Diandra hingga sampai di depan pintu Aruna.
Diandra mengetuk pintu kamar Aruna,namun tidak ada sahutan dari Aruna.
"Aruna buka pintunya,ini mamah sayang!" Ucap Diandra namun tidak ada sahutan sama sekali.
"Mungkin masih tidur bu!" Ucap sang MUA
"Kayaknya nggak deh,mbak tunggu di dalam aja ya! Mungkin menantu saya mandi!"
Setelah itu Diandra mempersilahkan MUA tersebut menunggu di dalam kamar Aruna.
.
.
.
Aruna baru saja keluar dari kamar mandi,ia sangat terkejut dengan kehadiran seorang wanita yang kini sedang sibuk menata make up di meja rias.
"Loh mbak MUA ya?" Tanya Aruna kepada MUA tersebut.
"Ah iya mbak. Maaf kalau saya lancang masuk ke kamar mbak,kenalin nama saya Ida. Biar enak ngomongnya mbak!" Ucap MUA yang bernama Ida tersebut.
Aruna tersenyum ramah sembari berjabat tangan dengan mbak Ida. "Saya Aruna."
"Kalau begitu langsung aja ya mbak make up nya!"
Aruna mengangguk kemudian mengikuti arahan mbak Ida.
***
Sementara yang berada di luar ruangan sedang sibuk mencari keberadaan Liam yang menghilang begitu saja di acara pernikahannya.
"PAH..!! PAPAH..!!" Teriak Diandra memanggil sang suami.
Semua orang yang ada di ruangan tersebut menghampiri Diandra.
"Kenapa kamu teriak-teriak si mah?" Tanya Daniel kepada istrinya.
Diandra panik. "Liam nggak ada di kamar pah!" Ucap Diandra sambil gemetar.
Semua orang yang ada di sana syok mendengar ucapan Diandra,termasuk Diana dan suaminya.
"Kok bisa ilang? Di kamar mandi kali mah!"
Diandra menggelengkan kepalanya. "Nggak ada pah! Gimana ini pah?" Tanya Diandra panik.
Diana mengusap lengan Diandra pelan. "Sabar dulu nanti pasti ketemu kok Liam."
"Dilan coba hubungin kakak dulu." Ucap Dilan hendak menelfon sang kakak,namun sudah di sahut sang mamah.
"Tadi udah mamah telfon tapi nggak aktif!" Jawab Diandra panik.
Semua orang di buat panik oleh kepergian Liam.
Diandra takut jika Liam pergi dari rumah karena Liam sebenarnya tidak mau di jodohkan. Semua persiapan sudah di lakukan dan beberapa jam lagi acara akan dimulai. Tapi Liam malah kabur entah kemana.
"Papah coba hubungin rekan papah untuk menanyakan dimana Liam!" Ucap Daniel sembari mencari ponselnya.
Begitu juga dengan jonathan ia ikut serta meminta bantuan kepada anggotanya untuk mencari tau dimana menantunya berada.
Diandra menangis. Ia tidak tau harus berbuat apa,disisi lain Diandra sangat sedih karena anaknya hilang. Disisi lain Diandra sangat malu apabila pernikahan ini gagal. Dan bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Liam?
"Sementara kita jangan beri tahu Aruna dulu ya! Takut kalau Aruna akan khawatir." Ucap Diana.
Mereka semua mengangguk menyetujui ucapan Diana. Mereka takut kalau Aruna tau bisa berdampak buruk dengan mental Aruna.
"Dilan cari kak Liam dulu!" Ucap Dilan pamit mencari kakaknya.
Sementara Aruni berlalu ke kamar Aruna untuk memastikan bahwa Aruna baik-baik saja.
.
.
.
"Hai kak..!!" Sapa Aruni ketika sudah berada di dalam kamar.
Aruna menatap sang adik dari bayangan cermin di depannya. "Gimana? Kakak cantik kan Aruni?" Tanya Aruna sembari tersenyum manis.
Aruni mengangguk samar. Aruni melihat siratan senyum bahagia terpancar di bibir sang kakak membuat hatinya sedikit tercubit. Bagaimana tidak,sudah di jodohkan mempelai prinya kabur pula.
"Kamu kenapa sedih?" Tanya Aruna kala melihat sang adik menekuk wajahnya.
Aruni mendongakkan kepala sambil tersenyum tipis. "Aku gapapa kok kak! Cuma sedikit sedih karena setelah ini mungkin kakak akan ikut dengan suami kakak." Ucap Aruni sedih.
Aruni memeluk Aruna dari belakang.
Mbak Ida yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan mereka terkejut ketika menatap keduanya sangat mirip.
"Loh kalian kembar?" Tanya mbak Ida terkejut.
Aruna tersenyum kepada mbak Ida.
"Iya kami kembar kak! Btw maaf lo kak aku udah ganggu kakak." Ucap Aruni tak enak hati.
Mbak Ida mengangguk sembari tersenyum ramah
Aruna melihat jam di ponselnya,terlihat sudah pukul 09.00 WIB tetapi acara belum juga di mulai,atau Aruni datang menemuinya untuk mengajaknya keluar? Jantung Aruna berdetak sangat kencang.
"Aruni..!! Kok belum mulai ya?" Tanya Aruna tiba-tiba membuat Aruni terkejut.
Deg!
"I-iya kak bentar lagi mungkin. Kakak tenang aja nggak usah gerogi!" Pinta Aruni menenangkan.
Aruna beranjak dari tempat duduknya nembuat Aruni kalang kabut. "K-kakak mau kemana? Disini aja!" Pinta Aruni sambil menarik tangan Aruna agar duduk kembali.
Aruna melepas pegangan Aruni. "Kamu kenapa sih orang kakak pengen lihat doang kok!" Ucap Aruna bersikukuh untuk keluar.
Aruna sudah memegang pintu hendak keluar. Aruni sudah pasrah jika kakaknya tau keributan di luar.
Ceklek!
"Mamah...!!" Pekik Aruna dari depan pintu.
Semua orang yang ada di sana mengalihkan pandangannya kepada Aruna.
"A-aruna..!!" Ucap mamah terkejut.
Bagaimana bisa Aruni membiarkan Aruna keluar di tengah keadaan yang sangat kacau.
"K-kenapa mamah nangis? Yang lain juga,kenapa belum bersiap?" Tanya Aruna bingung.
Mereka semua bingung harus menjawab apa kepada Aruna. Diandra masih menangis sesegukan memikirkan dimana anaknya dan juga memikirkan nasib menantunya.
"Kenapa mah?" Tanya Aruna kepada Diandra.
Diandra menggenggam tangan Aruna. "Liam kabur!" Ucap Diandra sembari memeluk Aruna.
Deg!
Kabur? Terus aku gimana? Nggak jadi nikah? Udah cantik begini harus gagal nikah? Oh no!
Bagai di sambar petir di siang bolong,perasaan Aruna kini bercampur aduk,akan di taruh mana mukanya nanti?
Aruna menatap kearah depan dengan tatapan kosong.
Bersambung....
