SAH...
"Bagaimana saudara Liam Wiliam apakah anda siap?" Tanya penggulu kepada Liam.
Liam mengangguk.
Daniel menepuk pelan punggung Liam,mencoba menenangkan karena Liam terlihat sangat gugup.
"Bukannya kamu udah pernah? Kenapa kamu gugup gitu? Santai aja kalik Li!" Ucap sang papah sambil di selingi candaan agar Liam tidak tegang.
Liam mengangguk. "Walaupun Liam udah pernah tetapi ini rasanya tetap sama seperti pernikahan pertama pah! Gugup." Ucap Liam.
Aruna tak kalah gugup seperti Liam. Kini Aruna sudah keringat dingin duduk berdua di depan penghulu bersama Liam dengan di saksikan begitu banyaknya orang.
"Baiklah jika semuanya sudah siap mari kita mulai ijab qobulnya! Pak Jonathan bisa menjabat tangan saudara Liam." Perintah sang penghulu.
Tak lupa pertama-tama Liam diminta untuk melafad kan kalimat syahadat.
Ketika papah Jonathan menjabat tangan Liam disitulah Aruna ingin meneteskan matanya. Setelah ini Aruna akan resmi menjadi istri orang.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Liam Wiliam dengan putri kandung saya Aruna Langit Rinjani Alexander binti Jonathan Alexander dengan maskawin seperangkat sholat dan uang tunai sebesar 1 milyar dibayar tunai!"
"Saya terima nikah dan kawinnya Aruna Langit Rinjani Alexander binti Jonathan Alexander dengan maskawin tersebut di bayar tunai!" Ucap Liam dengan lantang.
"Bagaimana para saksi?"
"SAH..!!!!" Ucap mereka serentak.
"Alhamdulilah." Ucap mereka serentak
Aruna mencium tangan Liam.
Aruna merasakan tangan Liam begitu sangat dingin,begitu juga Aruna tangannya kini sudah dingin karena gugup.
Liam memegang pucuk kepala Aruna senga tangan kirinya sambil membacakan do'a pernikahan yang di amini oleh semua orang yang ada di sana.
Tak terasa Air mata Liam menetes begitu saja kala membacakan Do'a. Bukannya Liam tidak bisa move on Liam hanya teringat saat pernikahannya dengan mantan istrinya,tidak terasa Liam hidup sendiri tanpa pendamping hampir 2 tahun dan kini ia kembali membina rumah tangga dengan wanita baru pilihan orang tuanya.
Saat Liam selesai membacakan do'a Liam dan Aruna saling tatap sejenak. Hingga sebuah suara mamah Diandra mengintruksi Liam untuk mencium kening Aruna.
"Liam cium kening Aruna sayang!" Pinta mamah Diandra kepada Liam.
Liam menatap Aruna sejenak sebelum mengangguk samar.
Aruna sudah salah tingkah sendiri,padahal Liam belum melakukan apa-apa.
Cup!
Sebuah kecupan mendarat sempurna di kening Aruna,sontak Aruna memejamkan matanya. Pastinya tidak lepas dari kamera-kamera yang mereka semua siapkan untuk mengabadikan moment bahagia tersebut.
Setelah akad selesai Aruna dan Liam bersungkem kepada kedua orang tua mereka dan tak lupa sungkem kepada oma Gayatri.
"Mamah...!!" Pekik Aruna sambil memeluk sang mamah.
Diana membalas pelukan Aruna terharu. "Sayang kamu nurut sama suami kamu ya sayang! Jangan pernah durhaka sama suami!" Pesan Diana kepada Aruna.
Aruna sejak tadi meneteskan air matanya.
"Liam papah titip Aruna,kalau dia salah kamu bilangin dia! Bimbinglah dia!"
Liam mengangguk mendengar ucapan sang mertua.
Setelah Aruna dan Liam bersungkem dengan orang tua Aruna,kini gantian sungkem dengan keluarga Liam.
"Sayang akhirnya kamu jadi menantu mamah juga." Ucap Diandra sambil memeluk Aruna.
"Iya mah,do'ain Aruna menjadi istri yang baik untuk anak mamah ya mah!" Pinta Aruna.
Diandra mengangguk kemudian mencium kening Aruna.
****
Sementara di tempat lain Vera dan Felicia sedang sibuk mencari tau di mana Aruna sekarang karena Aruna izin tanpa memberi tahu kedua sahabatnya.
"Coba telfon deh,nggak biasanya lo Aruna izin tanpa ngabarin kita!" Ucap Felicia kepada Vera.
Vera menuruti permintaan Felicia. Dengan gerakan cepat,Vera mencari nomor telfon Aruna.
"Aku coba telfon ya!" Ucap Vera kepada Felicia.
Dering...
"Hallo Aruna kamu dimana?" Tanya Vera ketika telfon sudah tersambung.
Bukan Aruna tetapi Aruni yang menjawab telfon dari mereka,sontak vera terkejut dengan suara panggilan dari sebrang sana.
...
"K-kok kamu Aruni,kalau boleh tau Aruna kemana ya?" Tanya Vera kepada Aruni.
Felicia merasa penasaran ingin tau juga keadaan Aruna,ia meminta Vera untuk mengencangkan volume panggilan.
"Aruna sakit apa ni?" Tanya Felicia penasaran.
...
"Kita kesana ya!" Pinta Vera kepada Aruni.
Namun di sebrang sana Aruni menolak niat baik Vera.
...
"Yaudah deh mungkin lain kali!" Ucap Vera finall.
Setelah itu Aruni memutuskan panggilan secara sepihak dan nomor Aruna tidak bisa di hubungin lagi.
"Kenapa ya Aruna? Kok nggak biasanya dia kayak gini!" Ucap Vera kepada Felicia.
Felicia hanya menganggukkan kepalanya.
Bersambung...
