BAB 3. SATU TAHUN SATU TAKDIR.
'Pernikahan ini akan berjalan apa adanya. Persiapkan dirimu untuk melamar seorang gadis. Kali ini pilihanku sangat tepat." Juan berdiri meninggalkan Megan untuk bersiap-siap.
Di villa Lynn menangis selama 1 jam. Feli sengaja membiarkan agar emosi Lynn keluar dengan sendirinya. Lynn sangat lega dan melupakan kejadian itu. Lynn sangat bersyukur memiliki teman yang perhatian.
"Tiga hari lagi aku harus pergi ke Eropa. Ini bukan tentang perusahaan kamu. Aku akan mendampingi Kak Evan untuk melakukan perjanjian kerjasama dengan Tuan Smith." Feli berkata jujur.
"Pergilah. Jangan kamu sia-siakan hidupmu ya. Apalagi hidupmu masih muda. Jangan pernah salah untuk mengambil keputusan." Lynn memberikan saran agar Feli tidak salah jalan.
"Kenapa kamu tidak menghentikanku untuk membantu perusahaan Sudarmaji?" tanya Feli sengaja memberikan satu cangkir kopi di hadapan Lynn.
"Jangan berbuat bodoh. Meski kamu bekerja untukku. Tapi kamu harus membantu perusahaan Sudarmaji. Dari kecil kamu mendapatkan makanan dari perusahaan tersebut. Aku ingin kamu berkembang dan mencintai kedua perusahaan itu secara bersama. Sudarmaji Group, Jasson Group, TM Group, Setiawan Group dan KMS Group. Kamu bisa membantu mereka. Karena mereka adalah satu kesatuan yang harus diperkuat oleh seluruh generasinya. Begitu juga dengan aku tidak tinggal diam dan langsung mengambil keputusan. Sebab para perusahaan itu berkaitan satu sama lain untuk membangun bangsa ini dengan baik," jelas Lynn tersenyum agar Feli bahagia.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Lynn. Kelima perusahaan raksasa itu saling bantu membantu. Mereka tidak membeda-bedakan antara kasus satu dengan kasus lainnya. Intinya setiap masalah harus selesai secepatnya. Itulah prinsip sang pemilik kelima perusahaan tersebut.
"Bagaimana perasaanmu setelah ini?" Feli bertanya dan mengharapkan jawaban membuat hatinya tenang.
"Sangat baik sekali. Aku tidak mempedulikan soal pernikahan itu. Kalau bisa undang beberapa panti asuhan untuk merayakan ini semuanya. Oh ya, aku mau usul. Kalau kita mengambil mereka. Tolong cari tahu tanda lahir mereka. Agar aku bisa memberikan hadiah lebih," pinta Lynn.
Feli mengangguk tanda setuju. Sebelum itu Feli harus menceritakan ide tersebut ke Megan. Saat menghubunginya, ponsel Megan tidak bisa terangkat.
Juan sengaja mengajak Megan ke Mansion milik keluarga Sudarmaji. Di sana mereka bertemu dengan kedua orang tuanya Evan. Seperti biasa kalau berkunjung mereka tidak terlalu resmi.
"Tumben banget kalian datang ke sini pada pagi," sambut Arimbi ibunda dari Evan.
"Aku ke sini untuk mengunjungi kalian. Sekaligus ada pembicaraan rahasia penting." Juan menuju ke kolam ikan.
"Rahasia penting apa?" Andi melemparkan korannya di atas meja.
Mereka terdiam sejenak. Juan sengaja mencari kata-kata yang tepat untuk Andi. Sedangkan Megan berada di kamar bersama Arimbi.
"Aku minta putrimu untuk menjadi istri Lynn," ucap Juan terus terang.
"Apa yang kamu katakan? Kamu jangan mengada-ada. Lynn akan segera menikahi Adinda tiga hari ke depan," ujar Andi.
"Lynn semalam pergi ke hotel untuk memergoki Adinda sedang berselingkuh dengan pria lain." Juan menatap ke tanah.
Raut wajah Andi sangat terkejut. Bagaimana bisa Lynn diselingkuhi oleh calon istrinya itu? Menurutnya, Lynn memiliki wajah yang sangat tampan. Ketampanannya membuat para wanita tergila-gila. Sungguh sangat beruntung jika wanita itu mendapatkan Lynn.
Selain tampan, Lynn adalah tipe pria setia. Tipe pria setia sangat sulit ditemukan. Bahkan para wanita sangat mendambakan tipe pria seperti itu. Tidak habis pikir buat Andi. Kenapa bisa Lynn terluka parah?
"Aku ingin Feli menjadi istrinya selama setahun saja. Jika tidak ada perasaan cinta sama sekali. Aku akan menyuruh Lynn menceraikannya. Aku memberikan kompensasi untuk menunjang hidupnya kelak. Selain itu aku mengangkat Feli anak setelah perceraian itu," ungkap Juan.
"Semuanya harus dibicarakan sama Feli. Aku tidak bisa mengambil keputusan apapun. Soal cinta dan rasa aku tidak memaksa anak-anakku. Mau jadi dengan siapa kalau sudah berjodoh mau kita apakan," kata Andi sengaja menyikapi dengan tegas.
"Feli berada di villa bersama Lynn. Dia sengaja di sana demi menemani." Juan berkata jujur.
"Aku akan menyuruhnya pulang besok. Sekalian aku mengadakan pertemuan keluarga. Aku harap kamu sama Megan bisa ikut. Agar masalah ini selesai dan tidak ada yang ditutupi lagi," saran Andi.
Juan sangat menyetujuinya. Bahkan kalau bisa Lynn diajak untuk mengikuti pertemuan itu. Masalah satu buat Juan telah selesai. Ia mengaku lega atas tindakannya itu.
Lalu Andi? Semuanya berada di tangan Feli. Andi harap Feli tidak menolaknya. Sebab masalah ini menyangkut harga diri keluarga Jasson.
Malam pun tiba. Feli sengaja menyiapkan makanan favorit Lynn. Ia mendadak menjadi seorang ibu. Di sinilah Lynn mulai nyaman dengan kehadiran Feli sesungguhnya.
"Feli, seandainya kalau kita bersama begini. Apa yang akan kamu lakukan?" Lynn membuat Feli bingung.
"Kenapa harus bertanya seperti itu? Memangnya kamu pikir kita memiliki pasangan sebagai suami istri," ucap Feli yang menyiapkan piring di atas meja.
"Siapa tahu?" Lynn tersenyum melihat ke arah Feli.
"Lama-lama kamu ngelunjak juga jadi orang." Feli tersenyum dan menunggu ayam balado nya matang.
Lynn tertawa lucu melihat Feli. Tiba-tiba saja ada rasa nyaman di dalam hatinya. Rasa sakit itu hilang seketika. Ia sangat bersyukur bisa berteman dengan Feli.
Beberapa saat kemudian ponsel Feli berdering. Lynn melihat nama di layar ponsel tersebut. Tanpa pikir panjang Lynn mengangkatnya.
"Suruh pulang itu anak!" tegas Andi.
"Besok sore akan aku antarkan ke rumah." Lynn menjawab dengan baik.
Andi segera memutuskan sambungan teleponnya. Lynn hanya menggelengkan kepalanya. Feli yang sudah berumur 27 tahun tidak pernah lepas dari pengawasan kedua orang tuanya.
"Kalau ayahmu terus-terusan mengawasi? Bagaimana nantinya kalau jodoh akan datang? Cari saja baru ketemu. Jodohmu langsung pergi," ledek Lynn.
"Lebih baik begitu. Cinta kepada orang tua sangat indah. Rata-rata semua orang itu palsu cintanya. Mereka hanya menginginkan sesuatu. Kalau sudah mendapatkannya mereka langsung pergi tanpa pamit sedikitpun." Feli sengaja memberikan pesan hingga membuat Lynn sadar.
Memang benar apa yang dikatakan Feli. Kalau ada maunya mereka mendekat. Mereka hanya menjadikan Feli sebagai ATM berjalan.
"Sayang sekali ya. Kamu dikelilingi banyak orang yang memanfaatkan mu saja. Dan aku tahu siapa saja mereka. Bahkan aku sudah blacklist mereka di seluruh perusahaan besar asia maupun Eropa," ungkap Lynn yang jujur.
Feli hanya melongo saja. Bagaimana bisa Lynn membuat mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Sungguh sangat ironi sekali buat Feli. Tapi itulah Lynn yang sesungguhnya.
"Kenapa kamu diam saja seperti itu?" Lynn memegang gelas yang berisi air putih.
"Kenapa kamu me blacklist mereka seenaknya?" Feli bertanya sambil membawa wajan.
"Orang sepertinya terlalu baik. Sering dimanfaatkan sama orang-orang yang tidak berguna sama sekali. Mereka meminjam uangmu tapi tidak dikembalikan sama sekali." Lynn menjawab sesuai keadaan.
"Bisakah kamu tidak memblacklist mereka?" tanya Feli.
