Pustaka
Bahasa Indonesia

SANG RATU EMPEROR

80.0K · Ongoing
SISCHA DANIASRI
76
Bab
23
View
9.0
Rating

Ringkasan

Sekali kamu membuat masalah, nyawa kamu berada di ujung tanduk. Itulah ucapan dari Felicia Sudarmaji atau Feli. Feli seorang gadis polos diminta untuk menjadi Sang Ratu dari Red Emperor. Feli digembleng sama sang suami untuk menduduki jabatan yang penting di kelompok mafia itu. Alynndra Jasson adalah sang ketua Red Emperor. Lynn memiliki sifat low profile dan lembut. Ketika berada di markas, maka dirinya berubah menjadi seorang iblis. Lynn sangat mencintai istrinya melebihi nyawanya sendiri. Mereka bersama-sama bertarung untuk menghabisi para musuh. Apa yang tejadi jka para musuh membuat ulah? Cerita ini diadaptasi dari novel Best Friend Husband. Karya asli sendiri.

actionKehidupan SosialTuan MudaPengkhianatanBalas DendamThrillerIdentitas GandaDewasa

BAB 1. PENGKHIANATAN.

Jam 01.00 pagi di kamar. Seorang pria sedang menikmati kesendiriannya. Hatinya berkecamuk untuk mencari sebuah jawaban. Namun jawaban itu tidak ditemukan.

Perasaan pria itu sedang campur aduk. Nama pria itu adalah Alynndra Jasson. Atau lebih dikenal Lynn. Dari seminggu yang lalu dirinya sangat gelisah. Dikarenakan sebentar lagi Lynn akan menikah.

Kring...

Kring...

Kring...

Ponsel Lynn berbunyi di dalam keheningan. Lynn segera mengangkat tanpa melihat siapa yang menghubunginya. Ia terdiam sejenak dan mempersilahkan orang itu berbicara.

"Tuan Lynn, Nona Adinda ada di hotel Santos. Dia melakukan check in sore kemarin. Sampai saat ini dia belum keluar. Tapi nona Adinda tidak sendiri. Dia bersama seorang pria berbadan tegap." Pria itu berbicara dengan hati-hati. Agar Lynn tidak terkejut.

"Pantau terus keadaannya. jangan lupa shareloc. Aku akan ke sana." Lynn segera mematikan ponselnya.

Lynn yang memakai celana pendek dan t-shirt berwarna hitam langsung keluar kamar. Ia sengaja tidak mengganti bajunya. Akan tetapi Lynn memiliki wajah yang sangat tampan. Banyak sekali para wanita tergila-gila dengannya. Lynn memiliki prinsip hidup. Jika dirinya memiliki pasangan tidak akan mengkhianatinya. Sebab risiko pengkhianatan itu sangat menyakiti hatinya sendiri.

Lynn segera meninggalkan rumah untuk pergi ke suatu tempat. Di dalam perjalanannya, Lynn menghubungi seseorang. Lynn tidak memperdulikan dengan nasib orang tersebut. Apakah orang itu masih tidur atau tidak? Lynn harus mengajaknya untuk menjalani misi ini.

Sesampainya di gedung apartemen, Lynn berlari menuju ke lift. Ia segera masuk dan menekan angka 11. Lynn masih bersikap tenang. Tapi hatinya sudah tidak karu-karuan.

Ting.

Pintu lift terbuka. Lynn segera pergi ke unit no 8. Tanpa pikir panjang Lynn masuk ke dalam apartemen itu. Ia menuju ke kamar sang sahabatnya. Lynn melihat seorang gadis yang terlelap tidur.

"Bangun." Lynn menepuk-nepuk pipi gadis itu dengan lembut.

Sudah 5 kali Lynn membangunkan gadis itu. Gadis itu membuka matanya walau berat. Dalam pikirnya gadis itu ingin memaki Lynn. Bisa-bisanya Lynn membangunkan jam segini? Ia melihat jam di dinding.

"Keren amat ya! Aku dibangunin pagi buta! Memangnya ada kasus apa di perusahaan? Perasaan perusahaan sedang baik-baik saja," ucap gadis itu sambil mengucek matanya berkali-kali.

"Ada tugas penting buat kamu malam ini!" tegas Lynn sengaja duduk di tepi ranjang gadis itu.

"Apa!" pekik gadis itu.

"Biasa aja kali!" kesal Lynn.

"Kamu tetap di sini. Aku akan mencuci wajahku terlebih dahulu." Gadis itu segera bangun dan menuju ke toilet.

Lynn mengangguk tanda setuju. Ia melihat kepergian gadis itu. Beberapa saat kemudian Lynn mendapatkan pesan dari seseorang. Orang itu memberikan lokasi di mana Adinda berada.

Tak butuh waktu lama gadis itu keluar. Ia membuka lemari untuk mencari baju ganti. Dengan cepat Lynn langsung menolaknya.

"Feli, tidak perlu kamu ganti baju. Temani aku hanya beberapa jam saja. Besok kamu boleh berangkat siang ke kantor," pinta Lynn.

Feli atau lebih dikenal dengan Felicia Sudarmaji menuruti keinginan Lynn. Ia hanya mengambil sweater di lemari lalu memakainya. Saat itu juga Feli keluar dari kamar dengan diikuti Lynn.

Lynn memberikan kunci mobilnya agar Feli menyetir. Mereka langsung menuju ke bawah. Dengan wajah yang masih berbau bantal itu harus menuruti keinginan Lynn.

Mereka adalah sepasang sahabat dari sekolah dasar. Bahkan mereka sangat akrab dan sering bertukar pikiran soal apapun itu. Tetapi Feli tidak memiliki rasa apa-apa. Malah menganggap Lynn sebagai kakaknya.

"Kenapa aku harus ikut kamu pada malam begini?" tanya Feli sambil menyetir.

"Nanti kamu akan tahu sendiri," jawab Lynn bersikap tenang tapi hatinya kacau. "Arahkan mobil itu ke arah hotel Santos!"

Tanpa bertanya Feli langsung menuju ke hotel Santos. Ia memilih diam tanpa melanjutkan pembicaraan. Feli memiliki sikap tenang dan tidak mudah terprovokasi. Beda lagi dengan Lynn. Lynn memiliki amarah yang meluap-luap. Bahkan sedikit kesalahan saja bisa membuat orang sekelilingnya takut.

Baru saja sampai di hotel Santos. Lynn disambut oleh seseorang. Orang tersebut memberikan informasi di mana kamar hotelnya. Tanpa segan orang itu memberikan sebuah kartu.

Sangat mudah bagi Lynn mendapatkan akses di hotel Santos. Karena hotel tersebut masuk ke dalam Jasson Group. Pemilik Hotel itu adalah Lynn bersama Feli. Namun mereka tidak mencantumkan nama hotel itu di situs webnya.

"Memangnya kamu ingin sidang mendadak untuk para karyawan?" Feli langsung curiga.

"Nanti kamu tahu sendiri," jawab Lynn tidak ingin memberitahukan sesuatu. "Kalau banyak karyawan yang berkumpul bubarkan saja. Ini bukan sidang mendadak yang harus aku lakukan pada pagi buta ini!"

"Oke," balas Feli.

Ketika memasuki lobby hotel banyak karyawan sudah berkumpul. Dengan cepat Feli meminta resepsionis membubarkan diri. Mereka akhirnya mengerjakan pekerjaannya masing-masing.

Lynn meminta orang itu untuk memanggil beberapa pengawal. Ia sengaja mensterilkan lantai tersebut agar tidak ada orang mengetahuinya. Tanpa pikir panjang orang itu langsung menghubungi mereka.

Sesampainya di lantai 22, para pengawal sudah berkumpul. Mereka sedang berjaga-jaga agar orang tidak masuk ke dalam area itu. Lynn bersama Feli langsung menuju ke kamar 2207. Lynn menatap Feli untuk meminta bantuan. Feli mengangguk tanda setuju dan akan membantunya.

"Setelah kejadian ini aku memintamu untuk menemaniku. Jangan biarkan aku menjadi gila. Apapun yang aku lakukan tolong hentikan. Walau itu harus menyakiti dirimu sendiri," pesan Lynn.

"Baiklah," balas Feli.

Lynn sengaja memberikan kartu itu ke Feli. Feli segera menggeseknya agar pintu itu terbuka. Tangan mungil Feli membuka pintu itu dan masuk ke dalam. Lynn memilih bersikap tenang dan mengikuti Feli masuk.

Terdengar jelas suara dua insan sedang bercinta di atas ranjang. Mereka berteriak karena menikmati sensasi. Lynn terpaksa melihat mereka sedang beradegan mesra. Hatinya sangat marah dan ingin membunuh mereka.

"Berikan pistol itu kepadaku!" Lynn meminta kepada orang tersebut.

Feli menatap mata orang itu. Ia memberikan kode agar tidak memberikan pistol itu. Orang tersebut mundur perlahan. Bahkan orang itu sangat takut kepada Feli ketimbang Lynn.

"Jangan memakai emosi." Feli sengaja memanipulasi emosi Lynn agar tidak meledak.

Lynn mengangguk pasrah dan mencoba diam. Beberapa saat kemudian Lynn berjalan ke depan. Ia berusaha mengelola emosinya dan seakan-akan adegan itu tidak pernah ada.

"Jelas sudah ya. Seorang calon istri yang aku cintai. Ternyata main belakang. Kalian tidak tahu malu." Lynn berkata tenang tanpa ada beban sedikitpun.

Adinda yang mencapai klimaks pun terkejut. Ia segera melihat Lynn sudah di matanya. Ia hanya tersenyum sambil berkata, "Aku memang sangat mencintaimu. Tapi aku lebih mencintai duitmu ketimbang dirimu."

Tak tahu malu Adinda sengaja memperlihatkan tubuhnya di hadapan orang banyak. Sebagai wanita Feli ingin menghajarnya.

"Dasar tidak tahu malu!" Feli tidak bisa menahan emosinya.

"Oh, ada Feli ya?" Adinda tersenyum konyol.

"Apa maksudmu?" tanya Lynn.