Bab 4 Raito
Beberapa hari kemudian Reiki datang membawa sisik duyung dengan keadaan penuh luka serta sayapnya yang berwarna putih berubah menjadi coklat kemerah-merahan.
"Apa yang terjadi padamu, Nak?" tanya ibu Reiki saat melihat keadaan anaknya seperti ingin mati.
"Aku tidak apa Bu, ini sisik duyungnya sekarang selamatkan Minnie," ucap Reiki sambil memberikan kantong berisi sisik duyung itu. Sang ibu pun menerimanya dan memberikan kepada tabib supaya melakukan penyembuhan terhadap Minnie.
Beberapa hari kemudian Minnie sadar dari tidur panjangnya itu, Reiki senang melihatnya kemudian memeluk sang istri dan berbisik. "Anak kita baik-baik saja dia dirawat oleh seorang nenek yang sangat baik, oh iya kamu pasti tidak menyangka nenek itu memberikan nama Hyme pada putri kita. Sama seperti nama yang kau inginkan sebelum bayi itu lahir."
Minnie pun kaget dan menutup mulutnya kemudian menangis sambil memeluk Reiki "Kamu serius kan? Kamu tidak bohong?" tanya Minnie di sela-sela tangisannya.
"Iya Sayang, dia akan baik-baik saja," jawab Reiki menenangkan Minnie.
Minnie pun akhirnya mengikhlas kan kepergian putri tersayangnya tersebut.
Lima tahun kemudian
"Mami, lihatlah bunga ini sangat indah bukan?" Dengan bangganya Hyme menunjukkan bunga tersebut pada Nenek Kyou lalu tersenyum. Nenek Kyou hanya membalasnya dengan anggukkan pelan lalu kembali mengumpulkan ranting pohon.
"Mi aku pergi ke sana ya." Hyme langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Nenek Kyou, Nenek Kyou hanya tersenyum melihatnya pergi dan kembali melakukan tugasnya.
Saat Hyme masuk ke dalam hutan dia melihat siluman serigala kecil terjerat dan dipenuhi banyak luka. Hyme pun mendekatinya dan melepaskan jeratan tersebut, siluman serigala itu memegangi tubuhnya yang terluka.
"Siapa namamu?" tanya Hyme sambil mengulurkan tangannya "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya lagi.
"Raito, aku baik-baik saja." Raito menjawab pertanyaan Hyme sekaligus sambil menerima uluran tangan Hyme.
"Oh! Aku Hyme." Dengan senyum manis Hyme membantu Raito untuk berdiri.
"Kenapa kau ada di sini? Apa kau tidak tahu kalau aku siluman serigala?" Beberapa pertanyaan pun dilontarkan pada Hyme.
Dengan senyum manis Hyme menjawab pertanyaan Raito. "Aku hanya jalan-jalan saja, aku juga sudah tahu kalau kamu siluman serigala."
"Jadi! Kenapa kau menolongku?" Rasa penasaran muncul di hati Raito, dia merasa heran kenapa Hyme bisa sesantai itu ketika mengetahui bahwa dia adalah siluman serigala.
"Aku mau berteman denganmu." Lagi-lagi Hyme tersenyum kepada Raito, membuat Raito tersipu malu.
"Ya sudah kalau begitu kita berteman," balas Raito.
Raito pun mengeluarkan satu gigi taring dari saku celananya dan memberikannya pada Hyme. Hyme merasa ragu untuk menerima tapi dia tetap mengambil, "Apa gunanya?" tanya Hyme saat benda itu sudah di tangan.
Raito mengambil benang dari saku celananya, kemudian meminta kembali taring yang diberikannya pada Hyme. Benang itu dimasukkan ke dalam lubang kecil yang ada pada taring itu, dan jadilah sebuah kalung.
Raito memasangkan langsung kalung tersebut ke leher Hyme, Hyme menyingkirkan rambutnya yang mengganggu Raito saat mengalungkan kalung itu. "Sudah jadi,” ucap Raito sambil melihat Hyme yang mengenakan kalung itu.
"Ini cantik," balas Hyme sambil memandangi kalung itu.
"Itu taringku yang lepas waktu kecil, sekarang taring itu aku percayakan padamu. Aku akan pergi dari tempat ini dan tidak tahu kapan akan kembali, aku akan mengingatmu kalau kau menggunakan kalung itu. Kumohon jagalah kalung itu jangan sampai hilang, itu adalah bukti persahabatan kita," jelas Raito.
"Jadi kita akan berpisah, kalau begitu terima ini." Hyme pun mengambil akar pohon dan membentuknya menjadi sebuah bintang.
"Terimalah, jadikan kalung seperti yang kau buat padaku, itu tanda persahabatan kita. Aku akan menunggumu.” Dengan senyum manis Hyme memberikan akar berbentuk bintang tersebut pada Raito.
Raito pun menerimanya lalu tersenyum kemudian pergi meninggalkan Hyme. Hyme hanya menatap kepergian Raito, berharap bahwa Raito akan datang untuk menemuinya kelak nanti.
