Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Kematian Nenek Kyou

17 tahun kemudian

"Tanaman ini sungguh jelek, dari pada merusak pemandangan lebih baik mati saja.” Hyme pun mengulurkan tangannya dan menyentuh tanaman bunga itu. Seketika tanaman yang disentuh oleh Hyme langsung mati.

Tanaman lain yang di sekitarnya langsung layu akibat aura mematikan yang dikeluarkan oleh Hyme untuk membunuh tanaman yang tidak disukainya.

"Kenapa semua tanamannya jadi layu? Mengganggu pemandangan saja." Hyme langsung mengeluarkan aura mematikannya dan membunuh semua tanaman yang ada di sekitarnya.

Bukan hanya tanaman bahkan hewan seperti burung, kupu-kupu, lebah dan lain sebagainya mati karena menghirup aroma mematikan yang dikeluarkan oleh Hyme. Hyme adalah Ratu Alam, tapi tidak seperti yang kalian bayangkan Ratu Alam akan merawat alam dengan sangat indah.

Salah, Ratu Alam akan berkuasa akan alam yang ada di sekitarnya, dia berhak membunuh makhluk hidup yang ada di kawasan alamnya.

Bahkan dia bisa menghancurkan dunia tempat dia sendiri tinggal, membunuh hewan dan tumbuhan adalah hal yang sangat mudah bagi Hyme dia bisa melakukan semuanya itu saat mengeluarkan aura mematikan.

Itu sebabnya banyak yang menentang Ratu Alam untuk lahir, tapi karena takdir jika Ratu Alam tidak ada maka alam pun tidak akan ada. Oleh karena itu Raja Kehidupan lahir ke dunia untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh Ratu Alam.

Raja kehidupan akan menghidupkan tumbuhan dan hewan jika mereka mati karena ulah dari ratu alam.

"Sayang, apa yang kamu lakukan?" tanya Nenek Kyou saat melihat Hyme memegang tanaman yang mati di tangannya, dan tertawa seperti orang kerasukan.

"Tidak ada Mi, aku hanya bersih-bersih di sini. Lagi pula aku sangat menyukai alam yang indah, aku tidak akan membiarkan alam ini menjadi jelek dan hancur” jawab Hyme.

Nenek Kyou merasa heran atas perkataan yang dilontarkan Hyme tadi, tapi semenjak Nenek Kyou merawat Hyme dia sudah sering melihat Hyme berbicara kepada tumbuhan dan hewan, itu yang membuat Nenek Kyou merasa heran.

Dia sempat takut kalau Hyme adalah Ratu Alam, tapi karena dia sangat mencintai Hyme akhirnya Nenek Kyou tetap memutuskan akan merawat Hyme walaupun dia memiliki sifat yang sangat aneh.

"Ya sudah, sini bantu mami mengumpulkan ranting pohon," tawar Nenek Kyou dengan senyuman, Hyme langsung berlari ke arah Nenek Kyou dan memeluknya dari belakang, lalu membantu mengumpulkan ranting pohon.

Hari semakin sore Hyme dan Nenek Kyou segera pulang ke rumah, sepanjang jalan Nenek Kyou selalu memikirkan kejadian aneh yang selalu terjadi pada Hyme. Mulai dia bisa berbicara pada tumbuhan dan hewan, cuaca yang kadang berubah karena kondisi Hyme. Itu semua membuatnya semakin yakin bahwa Hyme adalah ratu alam

"Uhuk ... uhuk ...." Karena umur yang semakin tua dan kondisi juga semakin lemah, bahkan jalan saja sudah membungkuk. Nenek Kyou terserang banyak penyakit di usianya sekarang

"Mami! Apa kau baik-baik saja?" tanya Hyme khawatir karena kondisinya.

"Aku baik-baik saja."

"Syurkulah."

Selama di perjalanan Nenek Kyou hanya melihat ke bawah, dia tidak kuasa menahan rasa pusing dan sakit di bagian jantungnya. Dia juga tidak berani memberitahukannya pada Hyme, karena dia yakin Hyme akan khawatir jika mengetahui hal tersebut.

Nenek Kyou menahan rasa sakitnya sendiri, dia tahu bahwa umurnya sudah sangat tua, dan waktunya juga buat dia untuk meninggalkan dunia. Sesampainya di rumah, Hyme mendudukkan Nenek Kyou di atas kasur. Lalu mengambil minum dan obat batuk dari dalam lemari.

"Mi, minum ini," ucap Hyme sambil memberikan obat dan minum tersebut. Nenek Kyou menerimanya kemudian meminumnya, dia juga langsung berbaring di atas kasur.

"Tidurlah Mi, aku akan mencari ramuan untuk menyembuhkanmu," ucap Hyme kemudian pergi ke hutan mencari tumbuhan dan hewan yang bisa digunakan untuk mengobati Nenek Kyou.

Di hutan, Hyme mencari tumbuhan leka, tumbuhan ini bisa menyembuhkan segala macam penyakit. Tapi, tumbuhan ini juga sangat langka, tidak ada orang yang pernah bertemu dengan tumbuhan tersebut.

Hyme terus mencari namun dia juga tidak menemukannya sama seperti yang lain, dia mulai cemas. Tapi dia tidak berhenti di situ saja jika tidak menemui tumbuhan tersebut, masih ada hewan yang bisa menyembuhkan Nenek Kyou.

Hyme terus mencari, sampai matanya menoleh ke kiri. Dia melihat seekor poin, poin adalah hewan yang dicari-cari Hyme dari tadi. Dengan cepat Hyme menangkap hewan tersebut, tapi hewan itu menyadari dan langsung lari.

Hyme pun mengejar hewan tersebut, hewan itu adalah obat yang akan menyembuhkan Nenek Kyou. Dia terus mengejarnya, sampai seorang manusia dingin dengan wajah yang pucat dan pakaian berwarna hitam menangkap hewan tersebut.

Hyme senang dia dibantu untuk menangkap hewan tersebut. "Terima kasih, kemarikan hewan itu," ucap Hyme sambil mendekat dan mengulurkan ke dua tangannya.

"Terima kasih?" tanya sosok dingin tersebut.

"Terima kasih telah menangkapnya, kemarikan hewan itu aku sangat membutuhkannya."

"Ha! Maaf, ini santapanku."

"Maksudmu, dia adalah mangsaku. Kembalikan sekarang." Hyme pun berusaha mengambil hewan tersebut dari tangan pria dingin itu. Tapi karena pria itu lebih tinggi, pria itu mengambil kesempatan. Dia meninggikan tangannya agar Hyme tidak bisa meraihnya.

"Kembalikan!" ucap Hyme sambil meloncat untuk mengambil hewan tersebut.

"Aku akan memberikannya, tapi. Kau yang akan menjadi santapanku sekarang, karena aku begitu lapar." Hyme berpikir sejenak, dia sangat membutuhkan hewan tersebut. Tapi, jika dia tidak mengiyakan permintaan tersebut maka hewan itu akan mati.

Hyme bisa saja mengeluarkan kekuatannya untuk membunuh pria yang ada di depannya, tapi dia tidak mau. Dia tidak mau mengeluarkan kekuatannya dengan sembarang.

"Baiklah." Hyme pun menundukkan kepalanya.

"Aku akan memberikannya, saat kau memberikan tubuhmu."

"Maksudmu?”

"Kalau tidak mau, tidak masalah."

"Baiklah, lakukan apa yang kau mau, asal. Kau akan memberikan hewan itu padaku." Dengan mata yang menatap tajam pada pria tersebut, Hyme menyerahkan tubuhnya.

Pria tersebut langsung memegang kepala milik Hyme dan memiringkannya ke kanan, "Kulit yang indah," ucapnya. Hyme menutup matanya, agar dia tidak melihat pria tersebut menggigitnya. Saat akan menggigit Hyme, pria tersebut memandang Hyme lalu melepaskan pegangannya.

"Carlhi," ucap dia, Hyme melihatnya lalu memegang lehernya yang tidak jadi digigit oleh Carlhi.

"Hyme," jawab Hyme.

"Baiklah, kali ini kau kulepaskan. Tapi, aku akan menagihnya suatu saat."

"Terserah, kemarikan hewan itu." Hyme meminta hewan tersebut dan langsung saja pergi saat hewan itu di tangannya, tapi, Carlhi yang penasaran mengikutinya dari belakang "Kenapa kau ikut?" tanya Hyme.

"Terserah aku dung." Carlhi pun mengalihkan pandangannya ke langit.

Lalu mengikuti Hyme kembali saat Hyme mulai berjalan. Sesampainya di rumah, keadaan Nenek Kyou semakin memburuk bahkan sekarang Nenek Kyou tidak dapat lagi membuka matanya.

Hanya terkujur lemas di tempat tidur dengan badan sedingin es. Hyme langsung saja lari ke dapur dan menyiapkan bahan-bahan untuk obat Nenek Kyou. Hewan itu dipotong dan bagian hatinya diambil lalu dimasukkan ke dalam sebuah tempat yang berisi campuran air yang berwarna hijau.

Setelah merasa sudah masak, Hyme langsung mengambilnya dan membawa obat tersebut ke Nenek Kyou. Keadaannya sudah tidak memungkinkan lagi, Nenek Kyou sudah kesulitan untuk bernapas bahkan untuk membuka mata saja sudah tidak bisa.

Hyme langsung berlari menghampiri Nenek Kyou dengan air mata yang membasahi pipinya, seperti biasa ketika Hyme menangis maka alam akan ikut menangis. "Mi, minum ini." Hyme menyodorkan gelas tersebut ke Nenek Kyou dan berusaha membantu Nenek Kyou untuk meminumnya.

"Tidak Nak, ini sudah waktunya," tolak Nenek Kyou.

"Tidak! Jangan tinggalkan aku Mi, kalau Mami pergi aku sama siapa?" Hyme pun menangis kencang sambil memegangi Nenek Kyou.

"Jangan menangis Nak, lihatlah alam jadi gelap kan?"

"Aku tidak peduli!"

"Ada yang ingin Mami sampaikan," ucap Nenek Kyou, Hyme langsung berhenti menangis dan melihat ke arah Nenek Kyou.

"Apa? Apa ada yang penting?"

"Sebenarnya kau bukan anak kandungku, kau hanyalah bayi kecil yang kutemui di hutan."

"Jangan bercanda Mi."

"Tidak! Mami tidak tahu asal-usulmu dari mana? Ketika Mami menjumpai dirimu, Mami pikir kau adalah pemberian Subaru. Tapi, ternyata tidak." Mata Hyme memandang Nenek Kyou dengan wajah yang tidak percaya

"Jadi aku?" tanya Hyme, wajahnya makin penasaran.

"Aku tidak tahu kau siapa, tapi ketika aku menemukanmu bulu dari klan malaikat putih dan siluman burung ada di sekitarmu." ucap Nenek Kyou sambil mengatur pernapasannya.

"Aku tidak peduli Mi, hanya kaulah satu-satunya orang tuaku. Tidak ada yang lain." Hyme memeluk erat Nenek Kyou, Nenek Kyou mengelus kepala Hyme.

"Hm ... setidaknya aku sudah memberi tahumu." Perlahan Nenek Kyou menutup matanya, membuat Hyme berteriak dan terus mengguncang Nenek Kyou.

Namun, Nenek Kyou sudah pergi. Tidak ada lagi yang akan menemani Hyme di dunia ini. Hyme pun terus menangis sampai seluruh alam hancur seperti ketika pertama kali dia datang ke dunia.

Pohon-pohon beterbangan, petir menyambar-nyambar bahkan tsunami, dan kejadian alam lainnya terjadi dalam waktu yang bersama. Rasanya dunia akan hancur, para klan yang tinggal di alam tersebut hanya pasrah sampai Ratu Alam tenang.

"Tenanglah, kita harus pergi. Lihatlah sepertinya Ratu Alam marah," ucap Carlhi. Ternyata Carlhi masih ada di rumah Hyme, Hyme mendengarnya tapi dia tetap menangis dan tangisannya ini semakin kuat.

Dan alam rasanya berputar, gempa terjadi di mana-mana, semua rumah hancur dan roboh. Para klan hewan dan yang lain menyelamatkan dirinya dan kediaman masing-masing. Hanya manusia saja yang terkena bencana yang dilakukan oleh Hyme, tempat Hyme menangis dilindungi oleh pohon-pohon dan otomatis Hyme dan segala isinya selamat.

"Baiklah aku akan menghidupkan ibumu!" bentak Carlhi.

Seketika Hyme berhenti menangis dan memandang Carlhi, "Kau bisa menghidupkannya?” tanya Hyme.

"Mungkin," jawab Carlhi. Seketika alam tenang saat Hyme berhenti menangis, sungguh hal yang mengerikan.

‘Aneh, kenapa badainya sudah berhenti, terus kenapa badainya tidak mendekat ke rumah ini?’ batin Carlhi.

Carlhi mendekat ke Nenek Kyou, dan bersiap untuk menggigit lehernya. Namun, Hyme berpikiran lain. "Kenapa kau mencium Mamiku? Apa tidak ada wanita lain selain Mami yang kau cium," tanya Hyme dan Carlhi pun langsung tertawa.

"Kau cemburu?"

"Untuk apa aku cemburu."

"Aku akan menjadikan ibumu vampir, kau mau kan?"

"Baiklah, asalkan dia hidup lagi." Carlhi menggigit leher Nenek Kyou dan menghisap darahnya, tapi. Seketika dia langsung melepaskan Nenek Kyou.

"Kenapa?" tanya Hyme.

"Ibumu, tidak bisa lagi dihidupkan," jawab Carlhi. Hyme kembali sedih lagi dan menatap Nenek Kyou sambil mengelus pipinya. "Hanya ada satu orang yang bisa menghidupkan Ibumu."

"Siapa?" Mata Hyme langsung membulat dan memandang serius ke Carlhi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel