Bab 3 Nenek Kyou
Nenek Kyou
Lagi-lagi bayi itu tersenyum lebar menampakkan gusinya yang merah belum ditumbuhi gigi sama sekali kemudian tertidur kembali. Nenek itu atau yang sering dipanggil warga kampung Nenek Kyoumei atau Nenek Kyou merasa senang bahwa dia mendapatkan seorang anak yang didambakannya.
Sejak kematian suami, Nenek Kyou tidak merasakan kasih sayang sebuah keluarga bahkan karena saking cintanya dengan sang suami dia tidak berniat untuk menikah kembali. Sebulan sesudah hari pernikahan suami Nenek Kyou atau yang dipanggil Subaru pergi ke hutan untuk mencari ranting pohon yang digunakan untuk memasak.
Siapa sangka bahwa musibah menimpanya, siluman serigala yang terkenal buas di hutan itu menyerang Subaru kemudian memakannya dan hanya meninggalkan tulang-belulang milik Subaru.
Merasa cemas karena suaminya tidak pulang, Nenek Kyou menghampirinya ke hutan, tapi bukan tubuh yang dijumpai hanya sebuah baju dengan warna yang berubah menjadi merah terletak di tanah, tulang-belulang suaminya berserakan entah di mana.
Air mata mulai turun memenuhi wajah nenek Kyou rasa sakit yang sangat dalam tersebut menimbulkan rasa benci dan dendam terhadap klan serigala.
Namun sebagai klan manusia Nenek Kyou tidak bisa melakukan apa-apa dia hanya berdoa suatu saat nanti akan ada yang membalaskan dendamnya dengan suaminya. Kehidupan yang tragis mulai dijalani Nenek Kyou hingga saat dia bertemu dengan Hyme. Akankah Hyme bisa membalas dendam terpendam milik Nenek Kyou?
Nenek Kyou hanya menitikkan air matanya mengingat kejadian yang dia alami saat suaminya masih hidup. "Kyou aku ingin seorang anak perempuan." Subaru dengan saat senang menyampaikan keinginannya itu kepada sang istri.
"Ya sudah, nanti kita akan memiliki anak perempuan dan dia akan menjadi seorang pendekar yang sangat kuat,” balas Nenek Kyou dengan senyuman yang terukir di wajahnya.
Namun itu hanya kenangan yang terpendam di hati nenek Kyou.
"Nak, mungkin kau adalah pemberian Subaru untuk menemaniku.” Nenek Kyou menangis dengan bahagia sambil mengusap pipi milik Hyme lalu mencium.
***
"Hm." Dengan wajah tersenyum sambil menahan air mata Raja Klan Malaikat Putih merasa senang dicampur dengan penyesalan.
"Ada apa Reiki?" tanya ibu Reiki saat melihat anaknya gelisah.
"Tidak ibu aku hanya merasa senang melihat anakku diadopsi oleh orang yang baik walaupun dia klan manusia," jelas Reiki.
"Bukannya itu bagus, jika dia diambil oleh klan siluman atau klan lain hidupnya akan hancur bukan." Ibunya Reiki meyakinkan anaknya agar tidak terlalu cemas.
"Iyah Bu, di mana Minnie?" tanyanya saat dia tidak melihat keberadaan istrinya di sekitar kediamannya.
"Dia masih trauma akibat kejadian tadi, sekarang dia ada di belakang taman,” jawab sang ibu.
Prak!
"Yang Mulia Raja, Nyonya besar ... Nyonya Minnie ingin bunuh diri." Pengawal dengan lantangnya mengatakan perkataannya tersebut sambil mengatur napas karena berlari. Mendengar perkataan pengawal tersebut Reiki beserta ibunya tersentak kaget.
"Di mana dia sekarang?” tanya Reiki.
"Jurang belakang istana Yang Mulia,” balas pengawal itu. Dengan sekali mengentakkan kaki sepasang sayap putih yang besar dan lebar berkilauan muncul di pundak Reiki dan ibunya.
Tanpa berpikir lagi Reiki dan ibunya mulai mengepakkan sayapnya dan menemui Minnie di belakang istana. Saat Reiki tiba, Minnie sudah dalam keadaan selamat yang dibantu oleh beberapa pengawal.
Dengan sangat cepat Reiki menghampiri Minnie kemudian memeluknya erat sambil menangis mengusap kepalanya. Minnie hanya terdiam saja seperti mayat hidup lalu pingsan yang membuat Reiki semakin cemas dengan keadaan Minnie. Reiki membawa Minnie ke dalam istana dan membiarkan dia diperiksa oleh tabib.
"Sepertinya yang mulia ratu kekurangan vitamin dan sayapnya mengalami luka. Saya tidak tahu bagaimana bisa sayapnya terluka padahal yang mulia ratu tidak mengeluarkan sayapnya, tapi masalahnya bukan itu yang mulia ratu harus segera diobati jika tidak dia bisa mati." Tabib itu menjelaskan keadaan Minnie secara rinci.
"Kalau begitu obati saja tabib.” Reiki cemas dengan keadaan istrinya kemudian memegang tangan sang tabib memohon agar Minnie diselamatkan.
"Tapi obatnya adalah sisik siluman duyung Tuan, masalahnya memang mengambil sisik duyung itu mudah. Tapi karena kelahiran Ratu Alam para duyung meninggalkan lautan dan tinggal di darat. Untuk menemukan klan duyung itu sangat susah Tuan,” jelas tabib itu.
"Aku akan mencarinya, beri tahu aku di mana kau pernah berjumpa dengan klan duyung?” tanya Reiki yang semakin takut dan cemas.
"Di balik pegunungan ada sepasang keluarga duyung tinggal di situ," jawab tabib itu. Reiki pun langsung menyiapkan barang-barangnya dan pergi ke balik pegunungan yang dikatakan oleh tabib itu.
