10. Kondektur kopaja
Anzela mengerjapkan matanya perlahan, menyeimbangkan cahaya lampu di ruangan yang tidak asing untuknya. Setelah tersadar ia segera bangun dan memeriksa pakaian yang ia pakai.
"Hah?Kok, Zela pakai celana pendek sama kaos oblong? Kok Zela ada di kamar Zela sendiri?"tanya Anzela pada dirinya sendiri.
Panik, raut wajahnya berubah panik. Reflek tubuhnya duduk dengan tangan yang menyibakkan selimut ke sembarang arah.
Ia mencoba kembali mengingat kejadian siang ini. Saat terakhir kali ia berada di mobil Alan. Ketika cowok itu mengantarkan ia pulang. Kemudian ia merasa kantuk, dan tidak ingat apapun lagi
18.25
"Astaga udah jam setengah tujuh."
Anzela turun dari tempat tidur nya. Ia keluar dari kamarnya untuk pergi ke ruang tengah. Di ruangan itu terdapat ibu dan ayahnya dengan secangkir teh di pangkuan mereka.
"Ibuuuu,"panggil Anzela sambil menuruni tangga rumahnya.
"Eh sayang. Udah bangun?"
"Iya. Ibu tadi yang gantiin baju Zela siapa?"tanya Zela akhirnya.
"Ya ibulah. Kamu kira siapa?Anak ganteng tadi?"
"Cieee anak Ayah udah besar. Udah berani di anterin sama anak cowok. Mana anaknya ganteng, sopan lagi."Tambah sang Ayah yang di angguki ibu Anzela.
"Hah?Anak ganteng?Siapa? Alan maksutnya?"
"Iya, Alan. Ternyata dia beda banget sama yang kamu ceritain kemarin, Zel. Anaknya ramah banget. Sopan juga. Ibu suka sama dia."
Anzela menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Bibir atasnya terangkat ke atas, memperlihatkan deretan gigi atasnya yang tersusun rapih.
"Hah?Ibu kan udah punya ayah. Kok malah suka sama Alan?"tanya Anzela dengan tampang polosnya.
"Ayah. Anak kita ternyata oon nya masih. Dewasa umurnya aja."
"Iya, Bu. Anzela itu emang nggak ngerti atau pura-pura nggak ngerti?"
"Kayaknya dia itu emang kurang peka, Yah anaknya."
"Kalian berdua bahas apa sih?Zela nggak ngeh,"tanya Anzela.
"Kamu tadi kenapa?Alan minta maaf sama ayah, sama ibu. Katanya dia nggak sengaja lempar bola dan kena kepala kamu. Dan bikin kamu pingsan."
"Iya, Bu. Zela tadi pingsa gara-gara Alan," jawabnya dengan gerutuan. Berharap ibunya akan iba dan memarahi cowok bernama Alan yang selalu membuatnya kesal.
"Trus?kenapa bisa sampai ketiduran di mobil Alan?Tadi, dia juga yang gendong kamu masuk ke dalam rumah."
"Hah?masa, bu?" tanya Anzela kaget. Bukannya marah, ibunya seolah menyudutkannya dan memberinya beberapa pertanyaan.
"Iya, Zela. Tadi ayah lagi makan. Jadi ibu minta tolong dia sekalian buat bawa kamu ke kamar kamu. Trus setelahnya kita ngobrol sedikit."
"Ngobrol apa, bu?"tanya Anzela dengan nada penasaran.
"Aish. Kamu kepo ya?" Tanya ibu dengan nada menggoda.
"Terserah deh, bu. Zela mau lanjut tidur ke kamar ya."
"Nggak makan dulu?"
"Enggak, Yah. Anzela nggak laper. Good night ayah..ibu."
"Night to sayang."
Setelah menerima jawaban dari kedua orang tuanya. Anzela kembali menaiki tangga untuk menuju kedalam kamarnya.
Ia mencari keberadaan ponselnya yang entah dimana. Setelah menemukan ponselnya yang ternyata masih berada di dalam tasnya. Ia segera menghidupkan layar ponselnya. Matanya agak membulat ketika membaca beberapa pesan yang masuk dari nomor yang tidak ia kenal.
0800000
KING
KONG
0800000
Woy!!
0800000
KINGKONG BUDEK!Lo nggak papa kan?
0800000
Sombong lo sama cogan?
LwrnciaAnzela_
Siapa?
0800000
Sv no gue. Alan Ganteng!
LwrnciaAnzela_
Y
Alien kondektur kopaja!
Dih!Sok cuek lo!
Kena azab.Matinya di cuekin lo!
LwrnciaAnzela_
Terserah lo alien. Ngomong mulu lo kaya emak emak arisan!
Alien kondektur kopaja!
PMS ya lo!Heran gue. Bilang makasih ke gue!
LwrnciaAnzela_
Dih!buat apaan!
Alien kondektur kopaja!
Nggak tau diri banget ya lo!Udh gue anterin bukannya makasih malah nyolot!
LwrnciaAnzela_
Lo kira gue apaan?Nyolot nyolot pala lo!Dikira gue pocong!
Alien kondektur kopaja!
Lo itu KINGKONG kok,bukan pocong!
LwrnciaAnzela_
Y
Alien kondektur kopaja!
Dih!Gitu aja ngambek!
LwrnciaAnzela_
APAAN!Lo dapet no gue DARIMANA!Kalau ga penting GAUSAH CHAT!
Alien kondektur kopaja!
Alan punya segala cara.Gampang doang buat cari no lo yg pasaran ini.
Diam. Zela tak lagi membalas pesan dari Alan yang menurutnya sangat tidak bermutu. Dengan segera Anzela menyibakan selibut tebalnya untuk menutupi tubuhnya. Ia juga memutar musik dari ponselnya untuk menemani tidurnya malam ini.
Berulang kali ponselnya berbunyi. Namun, tidak di hiraukan oleh gadis itu. Karena baginya pesan dari Alan adalah hal yang tidak penting dan membuang waktu.
