Pustaka
Bahasa Indonesia

Ranuku

33.0K · Tamat
Ursimsim
42
Bab
726
View
7.0
Rating

Ringkasan

Kisah cintra tragis antara dua insan dengan naluri yang berbeda

RomansaTeenfictionBillionaireRevengeCinta Pada Pandangan PertamaKeluargaCLBKWanita CantikTuan MudaSalah Paham

1.Anzela

Seorang gadis berbalut selimut tebal dengan rambut tergerai bebas masih memejamkan matanya di pagi yang cerah itu.

Gadis yang tengah tertidur pulas itu tak sadar,dimana saat ini sang ibu sudah berada di dalam kamarnya untuk membangunkan anak kesayangannya.

"Zela, bangun.Sekolah, nak."kata Ibunya sambil membuka tirai jendela di kamar anak gadisnya.

Reflek gadis itu terbangun dari tidur sambil mengusap matanya.Perlahan ia membuka matanya dan mendapati sang ibu di sana.

"Jam berapa, Bu?"tanya nya sambil mengernyitkan mata mencari sesuatu yang tergantung di sudut ruangan.Setelah mendapatkan apa yang ia cari.Dengan segera mata gadis itu melotot tajam dan terbuka lebar.

"Haaaaaaa ibuuu, Zela telat!!"teriaknya sambil menyibakan selimut yang ia pakai.

"Makanya jangan begadang. Begadang aja terus, lama lama mata kamu hitam semua."

"Yeee.Ibu kira mata Zela kayak susana apa gimana? Mata Zela itu indah. Bukan  kaya mata Panda."Selanya sambil mengambil handuk yang tergantung di belakang pintu kamarnya.

"Kamu ini udah tau telat masih nerocos panjang lebar. Sana mandi!"

"lha ibu ini. Udah tau Zela telat kok nggak di bangunin dari tadi?"

"Kamu kan biasanya pasang Alarm. Salahin kuping kamu. Atau diri kamu sendiri yang terlalu ngebo kalau tidur."

"Alarm nya aja bu yang salah. Kenapa bunyinya nggak kenceng."

"Kamu ini ngeles terus. Udah sana mandi!"

"Weh iya bu,"kekeh gadis itu sambil berjalan menuju kamar mandi.

Selang beberapa menit.Gadis yang akrab di panggil Anzela atau Zela itu sudah siap dengan seragam sekolahnya. Putih abu abu. Karena kebetulan hari ini adalah hari Senin.Dan waktunya untuk mengikuti kegiatan upacara Bendera di SMA tercintanya SMA Bhineka.

Lawrencia Anzela adalah gadis cantik,berbibir tipis,bermata belo,dan berambut coklat panjang.Gadis kelahiran 20 Juni ini sangatlah periang dan ceria.Ia dikenal sangat humoris dalam berteman.Sangat pandai berbicara dan berani menghadapi orang, dan termasuk bukan gadis pemalu. Jangan salah, di balik segala sikapnya yang terkesan mandiri Anzela adalah gadis yang sangat menjunjung tinggi harga diri.

Anzela adalah anak tunggal dari pasangan Mahendra dan Cris. Kedua orang tuanya membebaskan gadis itu untuk menentukan apapun yang terbaik bagi putrinya. Tidak ada kekangan,paksaan atau tuntutan yang di layangkan kedua orang tua nya untuk Anzela. Keluarga ini cukup sederhana dengan segala kecukupan yang ada. Anzela di besarkan dengan ketegasan dan didikan yang keras. Sehingga melahirkan gadis yang tangguh dan lantang untuk menghadapi segala sesuatu.

"Waduh bu, kampret banget.Udah pasti Zela telat, bu.Nanti ada upacara trus pasti Zela di hukum."

"Yaudah gapapa di hukum dikit nggak papa. Asal kamu sarapan dulu,"

"Enggak sempet bu. Zela langsung berangkat aja ya bu,"kata gadis itu sambil mengambil roti bakar di atas meja makan.

"Woy."panggil sang ibu setelah melihat anaknya telah sampai di teras depan rumah.

"apa lagi sih, bu?"tanya Zela setelah menyempatkan berbalik arah ke meja makan lagi.

"Pamit dulu. Kamu ini anak macam tempe. Telat boleh tapi sopan santun jngan lupa,"kata sang ibu sambil mengacungkan tanggannya ke depan.

Gadis itu hanya bisa terkekeh kecil menanggapi ucapan ibunya.Dengan segera ia mengambil tangan ibunya dan mencium tangan ibunya.

"Buk, Zela pamit.Doain ya sekolah dapet jodoh."

"Eh anake sopo to koe ki?Sekolah itu ya dapet ilmu. Bukan jodoh,"kata sang ibu dengan nada jengkel.

(Eh anaknya siapa sih kamu itu?)

"Ya anaknya ibu Cris yang cantik bagaikan tuan puteri dari kayangan nan elok di pandang dari alam gurun negeri Yogyakarta-"

"Buruan berangkat Zella!Udah tau telat kok malah nyinyir terus dari tadi."

"Katanya ibu nggak papa telat?"

"Iya nggak papa kalau penampilan kamu udah rapi. Lha ini,penampilan kayak tukang tambal ban kok bilangnya mau sekolah."

Gadis itu meneliti penampilannya lagi sambil memakan roti bakar yang berada di mulutnya tanpa ia pegang.

Pasalnya kedua tangannya tengah sibuk membawa tas dan sepatu sekolah yang ia tenteng.

"Baju nggak kamu masukin.Maksutnya apa?Mau ikutan ayah kamu?jadi berandal pas SMA?"

"Stop bu.Zela telat. Ceramahnya pending nanti ya. Ini juga kepaksa gara gara mepet jam nya. Babay ibu cantik,"kata Zela sambil mencium pipi kanan ibunya singkat.

"Hati hati. Langsung pulang. Awas kelayapan. Tak pagerin kamu nanti."

"iyaaa. Siap komandan, " balas gadis itu sambil berlari menuju depan rumah.

Dua puluh menit perjalanan ia tempuh menggunakan bus umum. Biasanya ia berangkat dengan teman teman satu perumahannya. Namun,karena gadis itu terlambat kini ia sendirian. Setelah sampai di depan gerbang sekolahnya. Anzela yang masih menenteng sepatu dan tasnya mendengus kasar karena gerbang sekolah yang sudah terkunci rapat.

"Ya Tuhan. Nasip anak sekolah dodol macem Anzela gini amat ya." gumamnya pelan pada dirinya sendiri.

"Siapa suruh jadi orang dodol."

Anzela segera memalingkan wajahnya ke arah samping dengan ekspresi terkejut setelah mendengarkan ucapan seorang pria yang ternyata sudah berdiri di sampingnya.

Sejak kapan ada orang di sini?