10. Sosok Asli Rey (1)
PLAK!
Satu tamparan keras mendarat di pipi Rere. Entah apa penyebabnya Gina sampai berani menampar kakaknya sendiri.
"Gina! Ngapain kamu?! Gak sopan sama kakak sendiri! Gitu-gitu dia kakak kamu, sama-sama lahir dari rahim yang sama!" bentak Dito.
Rere memegang pipi bekas tamparan adiknya itu. Rey pun tak percaya dari sosok Gina yang pendiam bisa mempunyai sikap seperti ini, bahkan ketika di hadapan Rey.
"Dia bukan kakak gue, Bang. Dia beda sama gue. Dia bodoh, dia gak pantas ada di keluarga Pratama," cecar Gina seraya menatap Rere tajam.
"Orang pandai yang sesungguhnya itu adalah orang yang tidak mengakui kepandaiannya," ujar Rey yang sejak tadi menyimak semua perdebatan kakak beradik itu.
"Kenapa Rey seolah membela gue?" batin Rere.
"Kak Rey, kenapa lo jadi ngebela Kak Rere yang jadi musuh lo itu?!" tegas Gina.
"Gue gak membela, gue cuma ngucapin kebenarannya aja. Dan juga, sejak kapan gue dan Rere musuhan? Gue sama Rere cuma sering berdebat karena kenakalannya. Bukan berarti gue dan dia musuhan, paham lo?" Rey berucap dengan wajah datarnya.
"Ya Tuhan, gue gak nyangka Rey bisa sebijak ini. Gue kira Rey akan ikut menindas gue," batin Rere.
"Kak Dito, Re, Gin, lebih baik kalian selesaikan di dalam. Gak enak sama tetangga, gue pamit pulang dulu," pamit Rey.
"Thanks udah nganterin Rere," ucap Dito, Rey mengangguk.
Rey bergegas pergi dari kediaman keluarga Pratama itu.
Setelah Rey pergi, ketiga kakak beradik itu melanjutkan perdebatan mereka di dalam rumah, tak lupa ada mama dan papanya juga yang mendengar perdebatan itu.
"Jadi itu alasan lo ngusir kak Rey tempo hari?! Karena lo suka? Karena lo gak mau kalau gue dekat sama dia? Karena lo pengin memiliki dia sepenuhnya, iya?!" bentak Gina seraya meninggikan suaranya, sorot matanya masih saja sama dengan awal mereka berdebat, tajam.
"Re, Gin, udah dong! Kalau mama sama papa bangun gimana? Kalian ini kapan akurnya sih? Tiap hari berantem gara-gara hal sepele?" ujar Dito.
"Hal sepele lo bilang? Kak! Dekatin kak Rey itu gak gampang, butuh perjuangan. Setelah gue berjuang buat dapatin dia lo embat gitu aja? Gimana gue gak marah?!" geram Gina lagi.
"Gin, gue nanya, lo sama dia udah ada status apa? Gebetan, pacar, atau suami? Apa, hah?! Jangan lo pikir dengan lo itu dekat sama dia lo melarang semua cewek bisa dekat sama dia, gue juga cuman teman ... gak lebih." Rere berdecak kesal dengan tuduhan Gina. Rere tak mau diam terus ketika ditindas oleh Gina.
Rere tak mau masalah ini terus berlanjut, Rere memutuskan mengalah untuk masuk ke kamarnya untuk beristirahat, disusul oleh Dito.
"Re, gue mau ngomong sebentar," ucap Dito sebelum masuk ke kamar Rere.
"Apa, Bang?" tanya Rere, Dito langsung masuk dan menutup pintunya.
"Gue gak tahu kenapa Gina bisa jadi kayak gini, Re. Gue merasa bersalah banget sama diri gue sendiri karena gak bisa jadi abang yang bisa mendidik adik-adiknya."
"Bukan lo yang salah, tapi gue. Gue gak bisa ngasih contoh yang baik ke Gina, gue malah salah pergaulan ... tapi, gue gak nyesal gue punya abang kayak lo," ucap Rere seraya tersenyum manis.
"Hmm. Yaudah, lo tidur aja, udah jam dua belas," ucap Dito seraya mengusap pucuk rambut Rere.
***
Reynaldi, pria yang terlahir dari rahim Anita dan berasal dari keluarga Fery Aldion Sanjaya yang tak menerima kekangan sama sekali, ia selalu berusaha menaati perintah orang tuanya. Selama ini, Rey tidak pernah melawan. Rey mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Meyli Antariksa Sanjaya. Gadis kecil yang berbeda dari gadis pada umumnya. Meyli saat ini berusia 12 tahun. Namun, Meyli mempunyai kekurangan yang membuat ia tak bisa sekolah di sekolah umum. Bagi Rey, Meyli adalah satu-satunya adiknya yang harus ia jaga, Meyli sangat istimewa di mata Rey. Rey tak peduli jika orang-orang menilai Meyli buruk karena kekurangannya.
