6. Bertengkar
"Bang Arga, jalan jalan yuk. Mumpung libur nih, lo nggak bete apa?"
Arga menggelengkan kepalanya, matanya masih fokus pada game yang berada di ponselnya. "Enggak ah, tau gue maksud lo ngajakin jalan. Pasti mau morotin gue kan?"
"Eng...enggak kok"
Arga mendengus, ia sudah paham betul sikap perempuan itu.
"Ayok napa bang! Temen gue pada bikin sg sunday vibes, masa gue nggak"
"Buat aja sih di taman belakang, itu juga bagus. Aksa aja sering disana" tatapan Arga masih fokus pada ponselnya.
Lani berdecak kesal, Arga kalau sudah main game pasti akan susah kalau di ajak kemana mana. Lani menjentikkan jarinya saat menemukan ide, supaya Arga mau diajak jalan olehnya.
Lani membuka ponselnya dan mencari nomor Arga kemudian ia menelfon nomor itu.
"LANI!! LU NGAPAIN NELFON GUE?!"
Lani tertawa renyah, ia sangat senang menjahili Arga. "Gue nggak bakal jailin lo, tapi lo harus beliin gue es krim!"
Arga memandang Lani datar. "Nggak!"
Lani mengendikkan kedua bahunya. "Yaudah kalo nggak mau, jangan harap lo bisa main game! Karena gue bakalan ganggu lo terus!" Lani berlalu begitu saja setelah meledek Arga. Arga menggeram kesal, karena perempuan itu, ia tak dapat memenangkan gamenya.
.............................................................
"Ayolah lic, lo nggak bosen apa di rumah terus? Mumpung libur apa salahnya sih?"
Alicia menghela napasnya, ia menutup buku diarynya kemudian menatap Dilla datar. "Gue udah bilang berapa kali sih Dil? Gue nggak mau"
"Ayolah Lic, please...ada film baru loh katanya."
Alicia mengangkat sebelah alisnya, seraya menatap Dilla seolah olah tertarik dengan ucapan Dilla. "Tenang, bukan film Romance kok, film kesukaan lo"
Alicia menarik napas dalam dalam. "Oke, gue ganti baju dulu."
Dilla melebarkan matanya. "Jadi lo mau nih?"
Alicia mengendikkan kedua bahunya. "Lagipula gue udah lama nggak nonton"
"Oke, gue tunggu. Buru sono cepetan ganti baju!" Dilla mendorong kecil bahu Alicia, menyuruhnya agar segera berganti pakaian.
...........………………………….....................
"Buru bang! Nanti es krimnya keburu habis!"
Arga berdecak kesal. "Iya sabar Lan! Gue ngunci dulu mobil."
Akhirnya Arga harus memerima ajakan Lani, karena Lani terus menerus mengganggunya saat ia tengah bermain game online. Arga harus siap siap kehilangan uangnya hari ini karena ia yakin kalau Lani pasti ada niat terselubung untuk mengajaknya jalan.
"Kita ke toko es krim dulu! Gue mau nyetok es krim"
"Mending baliknya aja lan, Lagian nanti es krimnya cair"
Lani tampak berfikir. "Iya juga ya, yaudah deh kita makan dulu"
"Terserah lan terserah" Lani berjalan terlebih dulu meninggalkan Arga dengan muka malasnya. Namun tiba tiba Lani menghentikan langkahnya saat mereka sudah sampai pintu restoran. Arga yang tak melihat Lani berhenti, refleks mendorong tubuh Lani hingga jatuh ke depan.
"Eeehhh laniii!" Arga langsung menghampiri Lani dan membantu Lani untuk berdiri.
"Aduh sakit" ringis Lani.
"Maaf Lan, gue nggak sengaja" Lani tak menggubris ucapan Arga dan terus memperhatikan apa yang dia lihat sambil tersenyum senang.
"Tumben kagak ngamuk" gumam Arga.
"Bang argaaa" Lani menepuk pundak Arga antusias.
"Apaan sih lan? Lo nggak malu apa tadi diliatin orang pas jatoh?"
"Alaaah persetan sama orang orang, lo liat itu!" Arga menolehkan pandangannya, mengikuti arah yang di tunjuk oleh Lani. Arga pun membelalakan matanya dan tersenyum bahagia saat melihat ada poster besar di depan toko yang bertuliskan Diskon 50%
"GILA BANG GILAA! kita harus kesana sekarang!"
Arga mengangguk antusias. "Buruan lan, nanti keburu habis!" Arga adalah tipikal cowo rempong kalau masalah belanja. Memang, mereka berdua itu sangat cocok kalau sudah menyangkut masalah perbelanjaan. Dengan cepat Lani menarik Arga ke toko yang ingin mereka datangi itu.
Namun saat sampai depan toko tiba tiba Lani menabrak seseorang.
"Awww! HEH! Bisa jalan nggak sih?!"
Lani meringis. "Bang Arga, Bantuin gue berdiri!" Arga tadinya mau membalas perkataan perempuan yang memarahi Lani, namun diurungkan karena Lani meminta bantuannya.
"Ayok bang buruan!" Lani tampak tidak perduli dengan orang yang ditabraknya. Dia malah terus menarik tangan Arga.
"HEH! Gatau diri banget sih jadi orang!"
Langkah Lani tiba tiba terhenti, Lani berbalik dengan wajah yang menahan amarah.
"Lan sabar Lan" Arga menenangkan Lani.
"Saya minta maaf!" Lani kembali berbalik tapi lagi lagi dia harus mengurungkan niatnya untuk menghampiri toko itu, karena ucapan yang di lontarkan perempuan yang di tabraknya tadi.
"Maaf?! Enak banget lo Abis nabrak cuma minta maaf!"
Lani mendengus kesal, kemudian berbalik. "Terus anda mau apa?! Banyak urusan yang harus saya lakuin dan itu semua lebih penting daripada harus ngurusin anda!"
Wajah perempuan itu tampak memerah menahan amarah. "Udah Van udah, nggak malu apa. Kita jadi perhatian orang orang" Rendi berusaha menenangi Vanya.
Ya, Perempuan yang ditabrak Lani adalah Vanya. Vanya mendengus sinis. "Nggak mampu hah?! Sampe harus beli yang diskonan?!" Ujar Vanya sambil melihat toko yang ingin Lani dan Arga masuki.
"Wahhh nantangin kita bang! Belum tau aja kalo kita biasa jajan make dollar!" Lani tertawa tak terima.
"Wahh Lan, cari gara gara dia!" Arga memanasi Lani.
Vanya tertawa merendahkan Lani. "Dollar?! Bocah ingusan kaya lo mana tau bentuk dollar kayak gimana!"
"Lo ngeremehin gue?! Bang, keluarin dollar lo bang!" Lani menyenggol lengan Arga. Arga menurut, merogoh seluruh sakunya.
"Yah Lan, dollar gue ketinggalan di rumah" bisik Arga pada Lani.
"Ahelaahhh malu maluin gua aja lo bang!" Bisik Lani.
"Kenapa?! Nggak ada dollarnya?! Hahhaha kasian banget sih!" Ujar Vanya dengan nada sinis.
Wajah lani memerah menahan amarahnya yang sudah hampir meledak.
"Lan parah banget Lani, lo di injek injek Lan! Nyari gara gara dia ama kita Lan!” Bukannya menenangkan Lani, Arga malah terus mengompori Lani.
"Van, mendingan kita balik aja deh. Orang orang pada nontonin kita"
"Biarin aja Ren, biar bocah ingusan ini tau diri!"
Lani menarik napas dalam dalam mencoba menenangkan emosinya. "Ayo bang kita pergi aja! Males gue ngurusin mak lampir nggak ada akhlak kayak dia!" Lani menarik tangan Arga untuk menjauh dari Vanya.
"HEH! Enak aja lo ngatain gue mak lampir nggak ada akhlak!" Vanya sudah mau menghampiri Lani, namun Rendi cegah dan tiba tiba satpam pun datang membubarkan keramaian. Sedangkan Arga dan lani sudah pergi terlebih dahulu.
Lani terus mendumel walaupun mereka sudah tidak lagi melihat Vanya.
"Udah sih Lan, merekanya juga udah nggak ada" ujar Arga.
"Elo juga bang!" Lani menatap Arga marah.
"Kok gue?"
"Lo pake segala manas manasin gue! Bukannya Bantuin! Gimana sih jadi Abang!"
Arga hanya cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya maap Lan, terus ini kita mau kemana?"
"Balik aja! Kesel gue sama lo! Segala dollarnya ketinggalan di rumah! Bilang aja udah Abis tuh dollar"
"Iya sih sebenernya..." gumam Arga.
"Tuh kan! Ah, kesel gue sama lo bang!" Lani mengalihkan pandangannya, ia berlalu terlebih dahulu meninggalkan Arga dengan perasaan kesal.
