Bab 9 Identitas William
Saat istirahat, Bagas bertanya kepada Anna, apakah dia sudah menghapus semua isi file yang minta. Anna hanya mengangguk menjawab pertanyaan Bagas, walaupun sebenarnya ia menyembunyikan flashdisk itu.
“Anna, flashdisk nya mana?” tanya Bagas.
“Ini,” balas Anna memberikannya.
“Terimakasih, ya,” ucap Bagas.
Anna mengangguk, namun obrolan mereka membuat Darren penasaran. Darren bertanya apa yang Anna bicarakan dengan Bagas.
“Apa yang Bagas minta?” tanya Darren.
“Nanti saja, aku masih makan,” jawab Anna.
Darren memasang wajah cemberut akan jawaban Anna, memang Anna ingin membicarakan hal ini di luar kantor polisi. Setelah nya, Anna mengajak Darren keluar sebentar, sementara Pak Rama dan Bagas beristirahat di dalam.
“Kamu kenapa?” tanya Darren.
“Ada yang ingin aku bicarakan,” balas Anna.
Anna memberikan Darren sebuah flashdisk, Darren yang melihatnya heran apa maksud Anna memberikannya.
“Aku curiga pelaku itu Bagas,” ucap Anna.
“Maksudnya?” tanya Darren.
Anna menjelaskan kejadian tadi saat ia sendirian, karena kebingungan dengan cara memakai komputer. Anna meminta bantuan seseorang yang berada di kantor polisi.
Flashback on.
“Pak, permisi, saya mau minta Bapak cek isi flashdisk ini bisa?” tanya Anna.
“Apa kamu tidak bisa menggunakan nya?” tanyanya.
“Saya sedikit lupa,” balas Anna.
Orang yang diminta tolong Anna, mencoba memperlihatkan isi file flashdisk tersebut. Anna terkejut dengan apa yang ia lihat, file yang ia cari bersama Darren.
“Terimakasih, Pak.”
Setelahnya, Anna berlari menuju pintu saat ia masuk ke sini. Ia berniat meminta bantuan Ella, agar Ella memberikan sebuah flashdisk yang sama.
Flashback off.
“Bagas, jadi dia orangnya,” gumam Darren.
Tanpa mereka sadari, Bagas mendengar semua yang dikatakan Anna. Kemudian mengeluarkan pistol untuk ia arahkan kepada Anna. Sedangkan, Darren menyadari ada orang di belakangnya.
“Anna awas!” Darren menarik Anna saat peluru akan mengenai Anna.
Anna dan Darren sama-sama terjatuh, sementara Darren meminta Anna segera lapor ke Pak Rama. Bagas memutuskan kabur dan Darren berusaha mengejarnya, Anna berlari menuju ke kantor polisi dan menceritakan semuanya pada Pak Rama dengan logika manusia.
“Tangkap Bagas!” pinta Rama pada semua anggota polisi.
“Anna, kamu tetap di sini. Bahaya jika ikut mengejar Bagas,” pinta Rama.
“Baik, Pak.”
°°°
Luna terus memegang tangan Andrew, tanpa berniat melepaskannya. Entah perasaan Luna yang lemah atau memang Luna begitu khawatir pada Andrew.
“Luna, Andrew pasti bangun,” ucap Charlos yang melihat Luna.
“Sebelum dia bangun, aku akan tetap menjaganya,” ungkap Luna.
Charlos keluar kamar dan meminta pelayan untuk memberikan air hangat pada Luna, walaupun Charlos khawatir pada Andrew, tetapi sikap Luna juga ikut membuatnya khawatir.
Kenapa kejadian ini terjadi dua kali tanpa aku tahu? Batin Charlos.
Charlos memutuskan masuk ke dalam kamar kembali, bersamaan dengan sadarnya Andrew. Luna pun yang melihatnya ikut tersenyum.
“Andrew, kamu bisa mendengar aku?” tanya Luna.
“Aku dimana?” tanya Andrew.
“Kamu kemarin pingsan, dan sekarang berada di kamar,” jelas Luna.
“Tubuhku lemas, apa yang terjadi denganku?” tanya Andrew.
Luna dan Charlos sama-sama menatap satu sama lain, mereka bingung untuk menjelaskan kepada Andrew, apa yang dialami Andrew sebenarnya.
“Andrew, kamu kehilangan kekuatan.” Andrew terkejut akan ucapan Charlos, kemudian menatap sepupunya bergantian.
“Apa kamu meminum sesuatu semalam?” tanya Charlos.
Enggan menjawab pertanyaan Charlos, Andrew merasa hatinya runtuh. Bukan ini yang Andrew harapkan saat bangun.
“Biarkan aku sendiri,” pinta Andrew.
“Andrew, kita akan cari solusi,” ucap Luna.
“Tolong pergi!”
Sorot mata marah dicampur kecewa dari Andrew, membuat Luna dan Charlos memutuskan meninggalkannya sendiri di kamar. Mereka berpikir bahwa Andrew butuh waktu untuk menerima semuanya.
“Apa Andrew akan baik-baik saja?” tanya Luna.
“Aku yakin, Andrew hanya butuh waktu,” jawab Charlos.
“Kenapa harus Andrew? Kenapa?” Luna meneteskan air mata mengingat ini yang terjadi di keluarganya.
Tanpa sadar, Luna terpikirkan perkataan Anna saat di taman waktu itu. Luna menatap Charlos, begitu pula Charlos menatap Luna juga.
“Aku harus pergi,” pamit Luna.
“Luna,” panggil Charlos.
Luna mengabaikan panggilan Charlos, menuju ke kamar Anna dan mencari sesuatu yang berharga. Sedangkan, William yang melihat Luna ke arah kamar Anna, membuatnya mengikuti Luna.
“Pasti pena lain ada di sini,” ucap Luna.
Luna terus mencari hingga membuat pakaian Anna dari dalam lemari berantakan, William yang mendengar gaduh dari dalam kamar Anna.
Tok... tok... tok....
“Siapa?” tanya Luna sembari membuka pintu.
Luna terkejut mengapa William berada di sini, kemudian menyuruh William segera masuk ke dalam kamar Anna.
“Kamu kenapa di sini?” tanya Luna.
“Aku mendengar kegaduhan dari dalam sini, dan sempat melihat kamu begitu tergesa-gesa ke kamar ini,” jelas William.
“Oh, aku mencari sesuatu,” ucap Luna.
“Putri Anna kemana? Bukannya aku dengar dia sudah kembali,” tanya William.
Luna yang mendengar pertanyaan William bingung mencari alasan, tetapi jika ia memberitahu William yang sebenarnya, ia takut bahwa nanti William akan melaporkannya pada Charlos.
“Aku berjanji tidak akan bilang kepada siapapun,” ucap William yang mengetahui dari wajah Luna.
“Anna pergi lagi ke dunia manusia, aku minta kamu harus menyembunyikan rahasia ini. Dan sebenarnya, aku ke sini mencari pena yang selalu Anna bawa untuk ke dunia manusia,” jelas Luna.
“Kamu ingin menemui Anna untuk berbicara sesuatu?” tanya William.
Luna mengangguk dan menceritakan semua kekesalannya serta ke keluhan nya, William sebagai pendengar yang baik mencoba mendengarkan sampai Luna selesai bercerita.
“Luna, jika kamu pergi juga, maka siapa yang akan membantu Anna?” tanya William.
“Saat pergi ke dunia manusia, kamu tidak hanya bisa tinggal satu hari. Dunia manusia indah, apalagi saat kamu menemukan sesuatu yang baru,” jelas William.
“Kamu pernah ke dunia manusia?” tanya Luna.
“Iya, aku pernah.”
William menceritakan pengalamannya saat pergi ke dunia manusia, Luna yang mendengarnya menjadi ingin pergi. Namun, ia berusaha mendengarkan cerita William terlebih dahulu.
“Kenapa kamu tidak tinggal saja di dunia manusia?” tanya Luna.
“Aku ke sini untuk mencari seseorang, aku pernah membaca sebuah buku bahwa di Negeri Daisy memiliki orang dengan takdir ‘greatest person’. Aku mencarinya dan menemukannya, aku ke sini hanya menjaganya.”
Luna yang mendengar penjelasan William terkejut, apakah William sudah mengetahui siapa Anna sebenarnya? Tapi, Luna penasaran bahwa William bukan orang sembarangan yang sekarang menyamar sebagai seorang pengawal.
William yang tahu dari gerak-gerik wajah Luna, menunjukkan kekuatan elemen yang ia miliki yaitu api. Luna yang melihatnya terkejut, karena kekuatan itu hanya dimiliki keluarga kerajaan.
“William, siapa kamu sebenarnya? Kamu bukan warga biasa kan?” tanya Luna.
“Aku adalah Pangeran William, berasal dari Kerajaan Zalora," ucap William.
