Pustaka
Bahasa Indonesia

Queen of Vandoria

63.0K · Tamat
Kanti2217
63
Bab
1.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Anna, seorang putri dari Kerajaan Vandoria yang berbeda dari ketiga sepupunya. Jika seharusnya pewaris kerajaan dapat meneruskan keempat elemen kekuatan Alam, air, api, dan cahaya. Tetapi, hanya kekuatan elemen alam yang tidak memiliki pewaris. Akhirnya, Nenek sang Ratu Ariana memutuskan menjodohkan Anna dengan seorang Pangeran dari Kerajaan lain, agar Anna mendapatkan kekuatan. Namun, Anna memilih kabur dari Kerajaan menuju ke dunia manusia. Di sana, dia bertemu seorang pangeran bernama Darren yang tengah menjalani hukuman. Awalnya, Anna memutuskan membantu Pangeran Darren dalam misi hukuman. Namun, Kerajaan Vandoria kacau karena Ratu Ariana diracuni. Akankah Anna kembali mengurus masalah Kerajaan? Atau Anna tetap memilih tinggal di dunia manusia?

FantasiSupernaturalSalah Pahampendekar

Bab 1 KABUR

Kedatangan Ratu Ariana dari Kerajaan Vandoria membuat Anna menyiapkan makanan cukup banyak, sedangkan Terentia membersihkan rumah. Tak lama, Ratu Ariana datang ke rumah Anna.

“Anna,” panggil Ariana.

“Iya, Nek,” balas Anna.

“Bagaimana kabar kamu selama di sini?” tanya Ariana sembari duduk.

“Baik, Nek.”

Bagi Anna, sang Nenek alias Ratu tak berubah sedikit pun. Pertemuan Anna dengan Neneknya terakhir kali adalah dua bulan yang lalu.

“Ada apa ke sini?” tanya Anna hati-hati.

“Apa Nenek tidak boleh ke sini?” tanya Ariana balik.

“Boleh,” jawab Anna.

“Kamu harus menikah.” Ucapan Ariana membuat Anna terkejut, begitu pula Terentia.

“Ha? Menikah?” tanya Anna.

“Iya, Nenek menjodohkan kamu dengan Pangeran James dari Kerajaan Alodia,” jawab Ariana.

“Empat elemen yang harusnya ada di Kerajaan Vandoria, sekarang harus bertahan dengan pewaris tiga elemen,” ujar Ariana.

Anna tahu maksud dari Nenek nya, seorang putri yang berbeda dari tiga saudaranya. Putri Luna yang memiliki elemen cahaya, Pangeran Andrew yang memiliki elemen air, Pangeran Charlos yang memiliki elemen api, tetapi Anna tidak memiliki apapun.

“Pernikahan adalah jalan satu-satunya agar kekuatan elemen kamu muncul, dan Nenek minta jangan keluar dari pondok ini dahulu. Kabar beredar bahwa cucu Nenek berwajah buruk rupa, jadi kamu harus menyembunyikan wajah kamu sampai pertemuan dengan Pangeran,” pinta Ariana.

“Ratu, bukankah kabar itu hanya sebuah fitnah? Kita bisa menyangkalnya,” ucap Terentia.

“Walaupun dia cantik, tidak ada gunanya jika tidak memiliki kekuatan,” balas Ariana.

Ariana berpamitan keluar kepada Anna, Terentia mengantar Ratu sampai di depan pintu. Sedangkan Anna terdiam akan ucapan Ariana.

“Putri Anna,” panggil Terentia.

“Benar juga kata Nenek, buat apa cantik kalau tidak memiliki pewaris kekuatan Vandoria. Aku hanya beban,” ucap Anna.

“Putri tidak perlu terlalu berlebihan untuk berpikir, lagi pula setelah menikah nanti, Putri akan segera memiliki kekuatan,” balas Terentia.

“Aku tidak mau menikah dengan Pangeran James, aku mau menikah dengan orang yang aku cinta,” ungkap Anna.

Tiba-tiba Anna teringat jika kehabisan buah apel, segera ia berpamitan pergi kepada Terentia. Dan, memikirkan masalah tadi dengan pikirannya sendiri.

“Jangan lupa pakai penutup wajah,” pinta Terentia.

“Iya, aku pergi dulu,” pamit Anna.

Anna berjalan menuju pohon apel yang tak jauh dari pondok, segera ia mengambil beberapa buah apel yang dibutuhkan. Namun, sosok dua laki-laki asing juga mendekati pohon.

Gawat! Batin Anna.

“Wah, sepertinya ada wanita di sini,” ucap laki-laki tersebut kepada Tuannya.

“Kamu siapa?” tanya Tuan tersebut kepada Anna.

“Saya hanya rakyat yang ingin mengambil buah apel,” balas Anna.

“Pangeran James, apa kita cari pohon yang lain?” tanya pengawal.

“Tidak perlu,” jawab James.

Setelah Anna mengambil apel, segera ia pergi dari area pohon. Namun, pertanyaan James membuatnya terhenti.

“Kamu tinggal di pondok di sana?” tanya James.

“Iya,” jawab Anna.

“Bukannya itu tempat tinggal Putri Anna berwajah buruk rupa, dia juga tidak memiliki kekuatan elemen Kerajaan Vandoria.” Ucapan pengawal dari James membuat Anna harus segera pergi.

“Saya tidak akan menikah sama kamu.” Sekali lagi bahwa ucapan James membuat Anna terhenti.

“Saya tidak mau memiliki istri buruk rupa, apalagi pernikahan yang hanya menguntungkan kamu,” lanjutnya.

“Maaf, saya harus pergi,” pamit Anna.

Perkataan yang menyakitkan bagiku, batin Anna.

°°°

Malam harinya, Anna memutuskan pergi ke danau dekat pondok. Di sana, ia sendirian dan hanya terdiam akan ucapan Neneknya serta Pangeran James.

“Apa aku bisa pergi dari sini? Lagi pula, tidak ada yang mengharapkan aku,” gumam Anna.

“Anna,” panggil seseorang.

“Ayah,” sapa Anna balik dengan senyuman.

“Kamu kenapa sendirian di sini?” tanya Vactory selaku Ayah Anna.

“Aku hanya memikirkan masalah pernikahan,” balas Anna.

Vactory tahu apa yang dirasakan Putrinya, pernikahan yang hanya membuat Anna agar segera memiliki kekuatan.

“Anna, ada satu tempat yang bisa membuat kamu lebih baik dari pada di sini,” ucap Vactory.

“Oh ya, dimana?” tanya Anna.

“Dunia manusia,” jawab Vactory.

Vactory mengeluarkan sebuah pena yang ia curi dari Ariana, pena yang dapat membuka portal menuju dunia lain. Anna menatap bingung dengan pena yang dibawa oleh Ayahnya.

“Ayah, pena ini buat apa?” tanya Anna.

“Membuka portal ke dunia manusia, kalau memang kamu ingin pergi dari tempat ini. Maka pakailah ini,” jelas Vactory.

“Jika aku pergi, kemana aku harus meminta bantuan?” tanya Anna.

“Kamu harus bertemu dengan Raja Albert, dia dulunya Raja yang sekarang menetap di dunia manusia bersama cucu nya,” jawab Vactory.

Anna memutuskan menerima tawaran Vactory, mungkin memang lebih baik untuk pergi daripada harus terbebani di sini. Vactory juga berpamitan untuk kembali ke Kerajaan Vandoria.

Setelahnya, Anna juga memutuskan kembali ke pondok dan menemui Terentia untuk meminta saran.

“Putri, ada apa? Sepertinya ada yang mau dibicarakan,” tanya Terentia.

“Terentia, aku memutuskan akan pergi ke dunia manusia,” balas Anna.

“Dunia manusia? Putri mau kabur?” tanya Terentia.

Anna mengangguk sebagai jawaban, sedangkan Terentia berpikir akan terjadi hal buruk jika Anna meninggalkan dunia ini dan lebih memilih dunia manusia.

“Aku tidak setuju! Apalagi hal ini akan membuat Ratu Ariana marah,” ucap Terentia.

“Kamu pelindung aku, dan kamu cukup bilang bahwa aku kabur. Semua resiko akan aku tanggung,” balas Anna.

“Putri, dunia manusia terlalu bahaya,” ujar Terentia.

“Aku akan tetap pergi, setelah kepergian ku nanti, kamu bisa kembali ke Kerajaan Vandoria.”

Setelah Anna berbicara dengan Terentia, ia menuju kamar nya dan memandangi pena dari Ayahnya. Keputusan Anna sudah pasti, ia tak mau bertahan di sini seperti penjara.

Tok... tok... tok....

“Putri, jika memang memutuskan pergi. Aku harap bahwa Putri bahagia di sana,” ucap Terentia dari luar kamar.

“Terentia, aku pasti bahagia dengan pilihan aku. Kamu tidak perlu khawatir,” balas Anna.

“Putri berangkat malam ini?” tanya Terentia.

“Iya, tapi aku istirahat sebentar sebelum pergi,” jawab Anna.

Terentia berusaha memahami Anna, walaupun ia nampak khawatir. Namun, Terentia akan selalu ada jika Anna memutuskan kembali ke sini. Sedangkan, Anna sendiri memutuskan tidur sebelum pergi.

2 jam kemudian.

Anna bangun dari tidurnya dan segera bersiap untuk pergi, tak lupa ia mengikat rambutnya dan mengambil pena.

Bayangkan dimana kamu ingin berada, batin Anna.

Pena yang digenggam Anna bersinar hingga membuat Anna menutup matanya karena silau, tak lama ia sampai di sebuah dunia yang nampak asing baginya.

“Kamu siapa?” tanya seseorang melihat Anna heran.

Anna menoleh melihat seorang laki-laki menghampirinya, dengan seorang Kakek yang asing bagi Anna.

“Kalian siapa?” tanya Anna.

“Aku Pangeran Darren,” balas Darren.

“Pangeran?”

Apa aku salah mantra? Batin Anna.