Bab 4 Greatest person?
Luna mengobati luka Charlos dan Andrew yang mendadak pingsan, beruntungnya Vactory dan lainnya berhasil mengusir Wolfie. Walaupun, Wolfie nantinya akan kembali lagi dengan pasukan yang lebih banyak.
“Auh...” ringis Andrew.
“Andrew,” panggil Luna melihat Andrew sadar.
“Aku dimana?” tanya Andrew.
“Kamu di kamar, tadi kamu pingsan,” jawab Charlos.
“Kamu baik-baik saja kan di sini?” tanya Charlos pada Luna.
“Aku baik-baik saja, tapi kalian terluka,” jawab Luna.
“Putri Luna,” panggil Vactory.
“Iya, Raja.”
“Selama keadaan Kerajaan belum aman, saya harap kamu tetap berada di samping Ratu Ariana,” pinta Vactory.
“Baik, Raja,” balas Luna.
Andrew menatap Charlos dan Luna, mengingat kejadian tadi saat melawan Wolfie. Dan, Andrew memeriksa kekuatannya lagi, apakah kekuatan itu hilang seperti tadi.
“Aku tadi kehilangan kekuatan.” Luna dan Charlos menoleh terkejut.
“Maksud kamu?” tanya Charlos.
“Kekuatan aku sempat hilang, tetapi sekarang kekuatan aku kembali,” balas Andrew.
Vactory memilih pergi menuju kamarnya, pikirannya kacau karena permasalahan yang begitu banyak.
Anna, apa kamu baik-baik saja di sana?” Batin Vactory.
“Apa Anna sudah bertemu Raja Albert?” pikir Vactory.
Vactory mencari sesuatu di laci miliknya, mengambil sebuah kalung milik istrinya yang tertinggal. Vactory lupa bahwa seharusnya kalung itu diberikan untuk Anna.
Tok... tok... tok....
Suara ketukan pintu dari luar, membuat Vactoy menuju keluar kamarnya. Terlihat Louis berada di depan kamarnya.
“Ada apa?” tanya Albert.
“Kita harus mengumpulkan lebih banyak pengawal, aku merasa bahwa Wolfie nanti akan kembali,” jelas Louis.
“Baik, kamu kumpulkan lebih banyak pengawal. Saat Wolfie datang, aku yang akan memberikan instruksi untuk melawannya,” balas Vactory.
“Baik.”
Louis berpamitan pergi dari kamar Vactory, dan Vactory masuk ke dalam kamarnya kembali.
°°°
Setelah melakukan misi pertama, Anna mendadak lemas karena terlalu capek. Ella membantu Anna ke kamar untuk beristirahat. Sedangkan, Darren menemui Albert.
“Kek, Anna tadi mengeluarkan kekuatan elemen air,” ucap Darren.
“Benarkah?” tanya Albert dengan wajah terkejut.
“Iya, saat menyelamatkan gedung sekolah yang terbakar api. Aku dan Anna bekerja sama memadamkan api, dengan kekuatan yang kita miliki,” jelas Darren.
“Anna ada dimana?” tanya Albert.
“Anna mendadak sakit, setelah kejadian itu,” balas Darren.
Albert merasa ada yang aneh dengan Anna, apakah kekuatan itu muncul dengan sendirinya? Apakah sudah saatnya Anna memiliki kekuatan?
“Darren, biarkan Anna istirahat dahulu. Nanti, Kakek akan bicara dengan dia setelah pulih,” pinta Albert.
“Baik, Kek.”
Darren berpamitan pergi dan ingin menemui Anna di kamarnya, saat di kamar, terlihat Anna memegang sebuah pena, seperti saat Darren melihatnya untuk pertama kali.
“Semoga kamu baik-baik saja,” ungkap Darren.
Darren memutuskan pergi keluar kamar, Anna yang mendengar nya membuka mata nya. Terlihat Anna terdiam melihat pintu kamarnya.
“Ada apa denganku?” pikir Anna.
“Aku harus mencari tahu.” Anna mencoba bangun dari tempat tidur, sedikit lebih baik daripada saat tadi.
Saat Anna keluar, ia berpapasan dengan Albert. Anna menyapa Albert dengan senyuman, namun Albert meminta Anna menemui dirinya di ruangan nya.
“Ada apa, Raja?” tanya Anna.
“Anna, apa yang kamu rasakan saat kekuatan itu muncul?” tanya Albert.
“Awalnya aku merasa dingin di tubuhku, kemudian aku merasa menyerap energi dan tiba-tiba muncul kekuatan elemen air,” jelas Anna.
Pengenalan kekuatan elemen.
Apa yang diduga Albert terjadi, Anna menyerap salah satu energi dari pemilik kekuatan elemen air. Walaupun Albert tidak mengetahui, siapa yang Anna ambil energinya. Namun, akan muncul kekuatan baru dalam diri Anna secepatnya.
“Anna, takdir memilih kamu sebagai ‘greatest person' dan memang perlahan kamu akan menguasai semua elemen dari Negeri Daisy,” ungkap Albert.
“Greatest person? Maksudnya?” tanya Anna.
“Ini buku yang telah saya baca, kamu bisa memiliki buku ini. Sekarang, kita makan malam lebih dahulu,” pinta Albert.
Anna menerima buku tersebut, kemudian bersama Albert keluar ruangan. Anna berpamitan untuk meletakkan buku terlebih dahulu, kemudian menuju ruang makan.
°°°
Luna yang tiba-tiba menginginkan apel dari sebuah pohon yang hampir mati, berusaha mengambil dari pohon taman Vandoria. Namun, ia selalu gagal mengambil apel.
“Apa aku naik aja?” pikir Luna.
“Kamu ingin apel?” tanya seseorang pada Luna.
Luna berbalik dan melihat seorang laki-laki berpakaian pengawal, mendekat kepada Luna. Kemudian, ia mengambil sebuah apel.
“Ini untuk kamu,” ucapnya.
“Terimakasih,” ucap Luna.
“Sama-sama, kenapa tidak minta bantuan orang lain saja? Pohon ini sedikit terlalu tinggi,” tanyanya.
“Aku sendrian di sini, lagi pula aku sudah berpikir akan memanjat,” balas Luna.
“Putri, kamu lucu sekali,” ujarnya dengan tawa kecil.
Luna yang melihat pengawal di depannya, juga ikut tersenyum. Namun, Luna tidak pernah melihat pengawal ini.
“Nama kamu siapa?” tanya Luna.
“Aku William,” jawabnya.
“Aku tidak pernah melihatmu, apa kamu memang tidak pernah keluar kerajaan?” tanya Luna.
William hanya tersenyum mendengar pertanyaan Luna, memang William hanya bekerja sebagai penjaga bawah tanah, dan dia tidak pernah berniat keluar. Namun, ia ingin sekali menghirup udara segar.
“Saya penjaga bawah tanah,” balas William.
“Oh, gitu.”
Setelah makan buah apel, Luna menatap langit malam dengan sinar bulan yang begitu cerah. William melihat Luna hanya tersenyum.
“Putri, saya permisi untuk kembali,” pamit William.
“Cepat sekali, apa kamu tidak mau menemaniku lebih lama? Kita bisa pergi ke danau, di sana jauh lebih indah,” tanya Luna.
“Baiklah, aku akan kembali nanti saja,” balas William.
Mereka berdua akhirnya menuju ke danau yang tak jauh dari kerajaan, duduk di bawah sinar rembulan, dekat danau. Kenyamanan menyelimuti keduanya.
“Sudah lama aku tidak ke sini,” ucap Luna.
“Sebenarnya, Putri juga tidak boleh ke sini. Kecuali jika ada yang menemani, karena tempat ini sepi,” ujar William.
“Aku tahu, aku selalu ke sini bersama Anna. Tetapi, aku tidak bisa ke sini, karena Anna pergi ke pondok,” balas Luna.
“Putri Anna yang menghilang?” tanya William.
Luna mengangguk sebagai jawaban, sedangkan William penasaran dengan Anna. Seperti apa sosok Anna?
°°°
Esok hari, Anna diajak Ella untuk ke supermarket terdekat. Membeli bahan makanan yang sudah habis, Ella mengajari Anna untuk mengetahui beberapa bahan makanan di dunia manusia.
“Anna, kamu lihat aku saat pilih bahan, ya,” pinta Ella.
“Iya.”
“Kita ambil beras, telur, minyak, tomat, garam, gula.” Anna memperhatikan dengan seksama.
“Ella,” panggil Anna.
“Iya?”
“Pangeran Darren berasal dari kerajaan mana?” tanya Anna.
Ella yang mendengar pertanyaan menoleh, terlihat wajah Anna yang penasaran. Ella kemudian mengambil barang terakhir yaitu mie instan.
“Kerajaan Zalora,” jawab Ella.
“Kerajaan Zalora yang jatuh miskin?” tanya Anna.
“Sebenarnya bukan miskin, mereka yang berpenghuni di kawasan Kerajaan Zalora memutuskan pindah.”
