Bab 12 Pemberian kalung
“Tidak mungkin, kamu dan dia baru dekat beberapa hari,” ucap James.
“Mungkin saja.”
James sontak merasa kecewa akan balasan Anna, apakah semudah itu Anna jatuh cinta kepada orang lain? Atau ini balasan untuknya karena pernah melakukan kesalahan pada Anna.
“Saya permisi,” pamit Anna.
Anna memutuskan mencari Darren yang tak kunjung ketemu, sampai akhirnya Anna melihat Darren tengah berbicara dengan seorang pengawal. Anna menghampiri Darren, hingga William juga melihat Anna.
“Darren,” panggil Anna.
“Pangeran, aku harus pergi,” pamit William.
Anna melihat William dengan wajah tak asing, seperti pernah melihat William di suatu tempat. Namun, sekarang Anna harus menjelaskan sesuatu pada Darren.
“Darren, maaf karena aku tadi memilih bertemu keluarga James. Pasti kamu jauh-jauh ke sini untuk aku, tapi aku mengabaikan kamu,” jelas Anna.
“Anna, aku ke sini hanya ingin memberi selamat. Aku tahu kamu hanya bisa ke dunia manusia saat ada misi, maka dari itu lebih baik aku yang menghampiri kamu,” balas Darren.
Anna yang mendengarnya tersenyum menatap Darren, kemudian Darren mengeluarkan sebuah kotak berisikan kalung yang sudah ia beli. Anna yang heran melihat kalung itu, hanya menatap Darren seolah bertanya.
“Aku membelikan kalung ini untukmu,” ungkap Darren.
“Sebenarnya, kamu sudah membeli cukup banyak untukku. Tapi, terimakasih,” balas Anna.
“Biar aku bantu,” pinta Darren membantu Anna untuk mengenakan kalung tersebut.
“Indah sekali,” gumam Anna.
Tiba-tiba, kalung yang Anna kenakan bersinar terang, entah apa yang terjadi apakah kalung pemberian Darren memiliki sebuah sihir.
“Darren, kalung ini kenapa bersinar?” tanya Anna.
“Apa aku membeli kalung sihir? Mungkin kalung itu bersinar karena kamu yang memakainya,” jawab Darren.
Keduanya tidak sadar bahwa seseorang tersenyum merasakan kekuatan yang ia berikan kepada kalung itu, Anna dan Darren juga kembali ke kerajaan untuk melanjutkan pesta.
°°°
Andrew turun dari kereta kuda yang mengantarkan dirinya ke Kerajaan Vandory, terlihat para pengawal menyambutnya dengan senyuman. Raja Alex dan Ratu Tiara yang memang tak datang di acara pesta, memilih menyambut putra tersayang nya.
“Ibu, Ayah,” sapa Andrew.
“Andrew, apa kamu baik-baik saja?” tanya Tiara.
“Aku tidak baik-baik saja,” balas Andrew.
Tiara dan Alex menatap satu sama lain, mencoba menguatkan putranya agar tetap optimis. Kemudian Alex berencana mengajak Andrew untuk bermain panahan.
“Bagaimana kalau kita bermain panah bersama? Sudah lama Ayah tidak bermain bersamamu,” tawar Alex.
“Baiklah,” balas Andrew.
Tiara yang mendengarnya senang, dan meminta pelayan menyiapkan alat panahan untuk suami dan anaknya. Setelahnya, Tiara berniat untuk menyiapkan makan malam nanti.
Di area panahan, Alex melihat memang wajah Andrew tidak seceria dahulu. Andrew yang selalu berani akan tantangan, dan sekarang hanya sekadar mengikutinya saja.
“Andrew, kamu bisa lebih dulu,” pinta Alex.
“Baik, Ayah.”
Andrew mengangkat busur panahan, kemudian menarik string dan fokus membidiknya. Tepat sasaran, saat panah berhasil Andrew bidik. Alex yang melihatnya bertepuk tangan, kemudian bergantian membidik.
“Ayah, kehilangan sesuatu yang berharga itu terlalu sakit,” ungkap Andrew.
“Dengan ini, kamu bisa mengetahui arti sebuah kehilangan,” balas Alex.
“Ayah yakin, suatu hari nanti kekuatan kamu akan kembali,” ujar Alex.
Andrew yang mendengar ucapan Alex hanya tersenyum tipis, Andrew merasa tidak perlu mengharapkan hal yang mustahil ia gapai lagi. Hingga saat membidik busur panahan, Andrew sampai membayangkan bahwa busur panah ini adalah air baginya.
“Bagus, Andrew,” ucap Alex melihat Andrew berhasil lagi.
°°°
Nevadria memutuskan pergi ke rumah Albert untuk bertemu dengan Anna, keputusan yang sudah ia yakini untuk menemui Anna. Walaupun, jika Anna tidak menerima dirinya, maka Nevadria siap menanggung kesalahannya.
Tok... tok... tok....
“Siapa?” tanya Erik yang sendirian di rumah.
“Kamu siapa?” tanya Nevadria.
“Saya Erik, asisten nya Darren,” jawab Erik.
“Apa Anna ada di sini?” tanya Nevadria.
“Tidak ada.”
Nevadria merasa kecewa saat tak dapat menemui Anna, memang rumah nya terasa sepi dan hanya seorang pria muda di depannya. Saat Nevadria ingin pamit, Erik memanggilnya.
“Saya bisa sampaikan ucapan Tante,” ucap Erik.
“Tidak perlu, sebenarnya saya ingin bertemu langsung dengan Anna,” balas Nevadria.
“Apa Tante kerabat Anna?” tanya Erik.
Nevadria yang mendengar pertanyaan Erik mengangguk sebagai jawaban, Erik mempersilahkan Nevadria masuk ke dalam dan menyiapkan minuman hangat.
Anna ada dimana ya? Batin Nevadria.
“Silahkan diminum, Tante,” pinta Erik.
“Terimakasih,” ucap Nevadria.
“Oh ya, Anna kapan kembali? Apa Anna ke mall?” tanya Nevadria.
“Anna kembali ke Kerajaan Vandoria, saya dengar bahwa dia telah memiliki kekuatan elemen air,” jelas Erik.
Nevadria yang tengah minum, tiba-tiba saja tersedak akan penjelasan Erik. Ternyata yang dikatakan oleh Albert benar, Anna tidak akan lama akan memiliki kekuatan baru.
Di sisi lain, setelah acara pesta selesai, Anna masuk ke kamarnya dan memikirkan sesuatu agar dapat memulihkan Kerajaan Vandoria. Tiba-tiba, Anna berpikir ingin mengumpulkan orang yang memiliki kekuatan elemen alam.
“Sepertinya aku harus bicara pada Ayah,” ucap Anna bermonolog.
Anna memutuskan keluar kamar, menuju ke kamar Vactory. Mengetuk pintu terlebih dahulu, tak lama Vactory menatap putrinya.
“Ada apa Anna?” tanya Vactory.
“Ayah, aku ada ide untuk memulihkan kerajaan ini,” ucap Anna.
“Memang apa?” tanya Vactory.
“Aku akan mengumpulkan orang yang memiliki kekuatan elemen alam, kita bisa meminta bantuan mereka,” jawab Anna.
Usulan Anna membuat Vactory berpikir ini cara terbaik, tetapi Vactory harus berdiskusi lagi dengan yang lainnya. Anna juga mengatakan bahwa Vactory dapat berdiskusi dengan lainnya, karena ini hanya sebuah usulan.
“Aku juga mengkhawatirkan Kerajaan Vandoria, kita bisa adakan rapat nanti. Karena, jika hanya menunggu Ratu bangun, itu akan memperburuk keadaan,” ungkap Anna.
“Baik, Ayah akan adakan rapat besok pagi. Sekarang, kamu bisa istirahat,” balas Vactory.
Anna berpamitan pergi kepada Ayahnya, kemudian kalung yang ia pakai bersinar kembali. Akhirnya, Anna mencoba melepas kalung itu dan berniat menemui Terentia untuk membicarakan sesuatu.
Tak sengaja, ia bertemu dengan Terentia di dekat pintu dapur. Anna memanggil Terentia yang tengah ingin masuk ke dapur.
“Terentia,” panggil Anna.
“Putri, ada apa?” tanya Terentia.
“Aku ingin membicarakan sesuatu.kepadamu,” ucap Anna.
“Apa kamu bisa memberikan kalung ini kepada peri penelitian, aku merasa ada yang aneh,” pinta Anna.
Terentia menerima kalung yang diberikan Anna, tiba-tiba saat memegang kalung itu, Terentia merasa ada sihir di dalamnya. Walaupun Terentia bukan peri penelitian, tetapi ia dapat merasakan sihir apapun yang berasal dari sihir hitam maupun sihir lainnya.
“Putri, kalung ini ada sihir,” ungkap Terentia.
“Sihir?” tanya Anna.
Terentia mencoba merasakan darimana asal sihir ini, dan yang ia temukan bahwa kalung ini berasal dari seorang penyihir.
