Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

Thalita tengah terlelap di pelukan Dhika, hingga rasa haus menyerangnya. Ia melepas pelukan Dhika ditubuhnya dan beranjak menuruni ranjang. Thalita berjalan menuju ranjang bayi twinnya yang terlihat keduanya terlelap dengan nyenyaknya. Ia  tersenyum bahagia menatap kedua buah hatinya,, di elusnya pipi kedua buah hatinya itu dengan sayang. Setelahnya ia berjalan keluar kamar menuju dapur.

Thalita tengah meneguk air putih dalam gelasnya, malam ini terasa sangat panas dan membuat tenggorokannya kering. “kenapa tidak membangunkanku?”

“Astagfirulloh !!” Thalita terpekik kaget karena tiba-tiba saja Dhika sudah berdiri di ambang pintu. “kamu bikin aku kaget saja” Thalita mengelus dadanya. Dhika berjalan mendekati Lita dan mengambil gelas bekas Lita dan menyeduhkan air kedalamnya dan segera meminumnya dalam sekali tegukan. “jangan melamun malam-malam, sayang”

“aku tidak melamun kok, Tapi ya tetap saja kaget tiba-tiba kamu muncul”

“Maaf yah”

Oek oek oek

“Leonna!”

“Leonard!”

“Kamu jangan lari, jalan saja. Biar aku yang ke sana duluan”

Dhika buru-buru berlari menuju lantai atas. Thalita mengikutinya dengan berjalan sedikit cepat. Sesampainya di kamar, Dhika langsung memeriksa kedua bayinya dan ternyata Leonna pipis. Dan Leonard hanya terbangun mendengar tangisan sang adik. Dhika dengan cekatan menggantikan popok Leonna dan Thalita baru memasuki kamarnya.

“Kenapa?” Tanya Lita mendekati Dhika.

“Nana bangun karena pipis dan Leon sepertinya terbangun karena tangisan Leonna” Dhika masih memakaikan popok ke Leonna.

“oh princenya mama, jep jep jep” Thalita langsung memangku tubuhLeonard, di bawanya ke dalam pelukan Thalita dan mengenyongnya sambil bernyanyi lagu pengantar tidur untuk Leon.

Dhika sudah selesai memakaikan popok ke Leonna dan memangkunya. Dhika berbalik melihat Thalita yang tengah duduk di sisi ranjang tengah menyusui Leon dengan tetap bernyanyi. Ia tersenyum melihat wajah Thalita yang terlihat berseri dan bahagia. Ia tidak menyangka akan merasakan moment indah seperti ini. Dhika duduk disamping Thalita, Leonna sudah tidak menangis tetapi belum tidur kembali. “Leon gantian miminya dong sama Nana, Nana juga kan mau mimi” ujar Dhika menyerukan suara anak-anak.     

“Sabar yah Nana, Leon masih lapar” jawab Lita dengan suara khas anak kecil.

“kalau gitu, papa boleh dong mimi ke mama” ujar Dhika dan langsung mendapat jeweran dari Lita

“jaga ucapan kamu” ujar Lita membuat Dhika terkekeh.

“mereka belum mengerti sayang” jawab Dhika santai

“lagian yah, ini khusus twin. Kamu gak kebagian”

“kok gitu sih, mana puasanya masih lama lagi” ujar Dhika dengan nada manja

“sabar yah papa,, lagian Leon belum mau punya dedek” jawab Lita dengan nada anak kecil.

“ahh Leon gak kompak nih sama papa. Nana saja yah yang kompak sama papa” Dhika menatapLeonna membuat Leonna terkekeh melihat wajah Dhika.

Setelah menidurkan Leon, kini Thalita menyusui Leonna. Dan Dhika dengan setianya menemani Thalita duduk disampingnya dan menyandarkan dagunya di pundak Lita melihat Leonna yang sangat lahap menyusu ke Thalita. “kamu tidur duluan saja, sayang. Kamu kan besok kerja”

“tidak sayang, kamu pasti kesepian tidak aku temani. Lagian aku suka melihat anak-anakku kalau sedang menyusu. Mereka sangat lahap” kekehDhika

“kemarin saja pas periksa ke Chacha, berat badan Leonna nyampe 5 kg dan Leon 4,5kg padahal usia mereka baru masuk satu bulan waktu itu” kekeh Lita.

Bip bip bip

“siapa yang telpon tengah malam begini yah”

Dhika beranjak mengambil handphonenya di laci nakas.. Tak lama Dhika kembali menutup telponnya membuat Lita menengok kearah Dhika.

“ada apa?” Tanya Lita penasaran.

“Chacha sudah mulai kerasa mulas, aku harus kerumah sakit sekarang. Kasian si gator” ujar Dhika berjalan menuju kamar mandi.

Thalita merebahkan Leonna di ranjang bayi. Setelahnya ia berjalan mendekati Dhika yang baru keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju lemarinya.

“kamu akan kesana? Aku ikut yah”

“tidak sayang, kalau kamu ikut nanti twin dan Vino sama siapa? Kamu disini saja yah, dibawah kan ada bibi dan ada security rumah juga yang akan jagain kamu. Aku harus pergi, si gator sendirian. Gak mungkin kan dia nunggu yang di Bandung” jelas Dhika membelai kepala Lita seraya memakai jaket kulit hitamnya.

“kalau gitu, terus kabari aku yah”

“pasti sayang, aku pergi yah” Dhika mencium kening Lita dan berlalu keluar kamar setelah menyambar kunci mobil dan handphonenya.

“semoga persalinan Chacha lancar” gumam Lita dan kembali menuju ranjangnya.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel