Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12

Claudya berjalan menyusuri apartementnya yang sangat sepi. Claudya berkali-kali menengok kebelakang seakan ada yang mengikutinya. Dan Claudya segera mempercepat langkahnya untuk segera masuk kedalam apartementnya, tetapi saat hendak menutup pintu seseorang menahan pintu dengan kakinya. Claudya melotot sempurna saat melihat siapa yang datang. Dengan sekuat tenaga Claudya menutup pintu apartementnya tetapi tenaganya tidak sekuat pria di balik pintu itu.Dalam satu kali hentakan, pintu terbuka lebar dan pria itu menerobos masuk kedalam, dia kembali menutup pintu dengan santai dan menguncinya. Claudya langsung siaga dan berjalan mundur. "apa mau kamu, Farel !!!" pekik Claudya dan seringai devil tercetak dibibir Farel.

"aku menginginkan kamu, Nanda sayang" Farel berjalan mendekati Claudya yang terus mundur sambil melepas jas abu yang dia pakai.Claudya hendak berlari menuju kamarnya tetapi terlambat karena Farel sudah menangkap tangannya dan mendorong tubuh Claudya hingga jatuh ke sofa. Tanpa pikir panjang, Farel langsung menindih tubuh Claudya dan mencium bibir Claudya dengan sangat ganas.Claudya sekuat tenaga menahan hasratnya dan menutup bibirnya rapat-rapat. Claudya terus meronta untuk lepas dari Farel, tetapi tenaga Farel tak selemah tenaga Claudya. Hingga Farelpun berhasil menguasai diri Claudya.Farel membopong tubuh Claudya dan membawanya kedalam kamar milik Claudya. Di rebahkannya kembali tubuh Claudya diatas ranjang dan menindihnya kembali. Keduanya sudah di kelabuhi oleh gairah mereka dan dengan tak sabar Farel merobek baju Claudya dan melancarkan aksinya.

---

Hingga tengah malam, Claudya terbangun dari tidurnya dan membuka matanya. Terlihat Farel sudah duduk diatas kursi tengah menatap Claudya tajam dengan menyesap rokok ditangannya. Claudya berangsur bangun sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya. "kamu tidak pernah berubah, kamu tetaplah wanita jalangku" ujar Farel tersenyum sinis dan Claudya hanya terdiam saja.

"tapi sayangnya, wanita jalang sepertimu sudah berani berbuat lancang padaku !!" pekik Farel seraya mematikan rokoknya dan berjalan ke dekat Claudya dengan hanya memakai boxernya saja.Claudya mendongakkan kepalanya menatap Farel yang berdiri di sampingnya. Tatapan Farel menggelap dan menyiratkan emosi membuat Claudya ketakutan.

"a-apa?" cicit Claudya dengan gugup

Plak…Sebuah tamparan mendarat dipipi mulusClaudya. Claudya memegang pipinya yang terasa sangat perih dan panas. Dan Farel langsung menjambak rambut Claudya membuat Claudya mendonggakkan kepalanya ke atas dengan meringis kesakitan."berani sekali kau memanggil nama bajingan saat tidur bersamaku !!!" bentak Farel membuat Claudya semakin meringis ketakutan.

"Si-siapa?" Tanya Claudya bingung

“siapa lagi kalau bukan pria sialan itu. DHIKA !!” pekik Farel dengan emosinya membuat Claudya semakin ketakutan.

“a-aku tidak memanggil nama Dhika” cicit Claudya.

"Jangan mengelak, Jalang !! kamu terus memanggil nama bajingan itu" bentak Farel berapi-api membuat Claudya semakin ketakutan."dengar, Claudya Ananda Lawren. Sore ini, kamu akan menemukan mayat Dhika, lelaki pujaanmu itu" ucapanFarel membuat Claudya melotot sempurna. Farel mendorong kepala Claudya dan beranjak memakai pakaiannya kembali.

"jangan macam-macam Farel !!!!" bentak Claudya dengan emosi, Claudya beranjak dari atas ranjangnya sambil melilitkan selimut di tubuhnya."dia tidak ada hubungannya dengan kita" ujar Claudya geram dan seketika Farel mencengkram kedua pipi Claudya dengan satu tangannya membuat Claudya semakin kesakitan karena luka tampar tadi.

"kamu pikir aku akan biarkan begitu saja kamu menjalin hubungan dengannya bahkan dari 9 tahun lalu? Setiap malam kamu selalu bergumam memanggil namanya, kenapa? Aku tidak akan diam begitu saja, Claudya" ujar Farel dengan tajam.

"Dhika jauh lebih baik dari kamu, Farel !! kamu tidak berhak mengaturku untuk tidak dekat dengan siapapun, termasuk Dhika. Ingat hubungan kita sudah berakhir" jerit Claudya berapi-api

"whuuu, ck. Sebegitu emosinya kamu mendengar aku akan membunuh lelaki pujaanmu itu" ejekFarel tersenyum sinis.Farel dengan santainya memakai pakaiannya kembali. Disambarnya jas abu miliknya dan berbalik lagi kearah Claudya yang masih menatapFarel dengan tajam dan berapi-api.Tanpa mengatakan sepatah katapun,Farel berlalu pergi meninggalkan Claudya yang masih emosi.

 ***

Thalita tengah duduk disisi ranjang dengan pandangan kosong ke depan. Bahkan Thalita tak menyadari kehadiran Dhika yang baru saja keluar dari kamar mandi, selesai membersihkan diri. Dhika masih mengusap rambutnya yang basah dengan menatap Thalita heran.

"sayang" panggil Dhika tetapi Lita tak berkutik, membuat Dhika bertanya-tanya.'apa yang sedang Thalita pikirkan?' batin Dhika.

Setelah menyimpan handuk yang basah kembali ke kamar mandi, Dhika berjalan kearah Lita dan duduk di hadapan Thalita yang masih menatap kosong ke depan. "sayang, hei" Dhika dengan lembut mengelus pipi Lita dan barulah Thalita tersadar, saat merasakan sentuhan lembut dan dingin di pipinya.

"kenapa?" Tanya Lita kaget

"ada apa? aku perhatikan dari tadi kamu melamun, apa yang sedang kamu pikirin?" Tanya Dhika membuat Lita kebingungan.

'Okta benar, Dhika akan semakin curiga'batin Lita.

"melamun lagi kan, ayo ceritakan ada apa?" Tanya Dhika menarik kedua tangan Lita ke dalam genggamannya.

"aku-, tidak apa-apa kok sayang" jawab Lita dengan senyumannya.

"aku kenal kamu sayang, dari ekspresimu kamu terlihat tidak sedang baik-baik saja. Katakanlah, bukankah kita sudah berjanji untuk saling berbagi" ujar Dhika membuat Lita kebingungan.

"aku sungguh tidak apa-apa sayang, serius" Thalita mencoba meyakinkan, walau akhirnya percuma saja, Dhika tetap mencurigainya.

"jangan bohong, aku tau kamu tidak sedang baik-baik saja. Ceritalah sayang. Aku sudah pernah bilangkan sama kamu untuk selalu berbagi masalah kamu sama aku, jangan pernah kamu tanggung sendiri" ujar Dhika.

"ini bukan masalah besar sayang, hanya saja aku kepikiran Leonna dan Leon" ujar Lita mengalihkan ke masalah yang lain.

"kenapa memangnya dengan mereka?" Tanya Dhika

"mulai minggu depan aku sudah mulai kembali bekerja, aku memikirkan mereka akan bersama siapa selama aku kerja. Dan aku belum tega memberi mereka susu formula" ujar Lita

"oh masalah itu, kamu jangan khawatir sayang. kalau kamu masih ingin mengambil cuti lebih lama, ambil saja"

"tapi aku tidak enak dengan yang lain, mentang-mentang aku istri direktur utama di rumah sakit. Aku jadi seenaknya" Dhika tersenyum mendengar penuturan Thalita dan sebelah tangannya membelai pipi Lita yang terasa sangat lembut.

"tidak apa-apa sayang, lagian masih ada dokter Chaily yang menangani operasi dan aku juga ikut turun dalam melakukan operasi pasien. Kamu boleh memperpanjang cuti kamu. Lagian aku juga khawatir kalau twins yang baru berusia 3 bulan harus di titipkan "ucapanDhika malah semakin membuat Thalita kepikiran dan dilemma.“Kamu jangan terlalu memikirkan masalah pekerjaan. Kamu pikirkan saja kedua anak kita"

'aku juga memikirkanmu Dhika, aku khawatir sama kamu' batin Lita berusaha menampilkan senyumannya kearah Dhika.

'aku merasa kamu menyembunyikan sesuatu dariku, Lita. Tetapi mungkin aku yang terlalu berlebihan' batin Dhika.

"ayo tidur, sudah malam" ujar Lita membuat Dhika mengangguk dan keduanya sama-sama merebahkan diri diatas ranjang dengan Thalita yang tidur di pelukan Dhika dengan menjadikan lengan Dhika sebagai bantal kepalanya.

'aku akan berusaha melindungi kamu, Dhika. Aku tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpa kamu' batin Lita seraya memeluk tubuh Dhika dengan erat, menenggelamkan wajahnya di dada bidang milikDhika.Dhika dengan lembut mengelus lengan Lita membuat Lita akhirnya terlelap.

"selamat malam istriku sayang" gumam Dhika mencium kepala Lita dan memeluk tubuh Lita hingga kantuk menghinggapinya.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel