Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

8 Ingin Merasakan itu

Untuk itu, gadis bernama Marlyn ini melangkah menuju ke arah pintu kamar mandi di apartemen ini. Pintu kamar mandi apartemennya Milla ini.

Gadis ini sudah dapat memperkirakan di mana letak pintu kamar mandi itu walaupun ruang tamu ini dalam keadaan gelap gulita karena hari sudah malam sementara Nathan belum sempat memasang lampu.

Gadis itu membuka pintu kamar mandi tanpa perlu melakukannya dengan perlahan seperti saat dia memasuki kamar ini.

Itu karena dia tahu kalau Stella dan Nathan yang berada dalam kamar tidak akan mendengar suara pintu ini karena mereka berdua sedang keenakan di dalam sana.

Gadis ini mengunci pintu kamar mandi dan menyalakan layar handphonenya.

Setelah itu, Marlyn membuka aplikasi WA, mencari nomornya Stella dan mengetik pesan sebagai berikut, "Stella, pacarmu datang tuh. Dia di kamarmu dan ada yang ngasih informasi kalau kamu sedang berada di apartemennya Tante Mila."

Pesan itu langsung dia kirim. Setelah berpikir sejenak, Marilyn kembali menulis, "pacarmu akan segera ke situ, Stella."

Setelah mengetik pesan kedua itu, Marlyn langsung mengirimnya ke nomor handphone milik Stella.

Kemudian, Marlyn matikan layar handphonenya dan kembali menyimpan handphonenya serta membuka pintu untuk kembali menuju ke arah ruang tamu gelap.

Tapi sayangnya saat Marilyn kembali mengintip dari pintu untuk mengintip ke arah dalam, dia melihat Stella masih terus merintih dan terus merintih dan nampaknya sama sekali tidak melihat ke arah handphone miliknya yang berada di meja di samping ranjang.

Gadis ini melihat handphone milik Stella berada di meja dan layarnya sedang menyala.

Itu berarti sempat ada suara notifikasi pesan WA di handphone itu yang seharusnya akan membuat Stella memegang handphone atau mengambil handphone itu untuk melihat pesan WA tapi ternyata Stella tidak melakukannya.

Stella masih asik dengan kesibukannya membuka lebar-lebar bagian kewanitaannya untuk diterjang oleh keperkasaan Nathan.

Karena memikirkan hal itu, Marlyn kembali memperhatikan ke arah gerakan-gerakan Nathan di dalam sana dan ini membuat gairah gadis ini yang sempat menurun saat dia masuk ke kamar mandi tadi, kini naik lagi.

Marilyn kembali menyentuh tubuhnya sendiri. Menyentuh buah dadanya dan tangan satunya menyentuh bagian sensitif di bawah sana.

Gadis ini kembali menelan ludah, menelan salivanya melihat gebrakan-gebrakan Nathan dan juga rintihan-rintihan dari Stella yang semakin menambah gairah gadis ini.

Tangan Marilyn yang berada di buah dada dan bagian sensitifnya kini semakin aktif bergerak.

Nathan sendiri terus mengarahkan rudal miliknya ke arah tubuh Stella, untuk dia masukkan miliknya ini bahkan hingga jauh ke dalam membuat sensasi tersendiri bagi Stella.

Sehingga Stella tidak henti-hentinya merintih, tidak henti-hentinya melenguh dan sekarang Stella sedang menuju perjalanan menuju ke arah puncak.

Kedua tangan Stella berpegangan pada sprey ranjang ini. Stella betul-betul keenakan dengan apa yang sedang dia alami ini.

Benda besar kepunyaan Nathan ini benar-benar memanjakan bagian kewanitaannya Stella sehingga bagian kewanitaannya Stella ini mendapatkan stimulus yang luar biasa yang membuat Stella dengan cepat langsung melaju menuju puncak padahal belum terlalu lama dia menggapai puncak.

Akhirnya Stella berteriak kencang dan berpegangan erat pada sprey ranjang ini saat dia merasakan miliknya mulai berdenyut-denyut, tanda dia sudah berhasil mencapai puncaknya. Tubuhnya gemetaran menahan kenikmatan yang dialaminya.

"Owh, Nathannn. Ini nikmat. Owh ... ini betul-betul nikmattt." Stella benar-benar merasa keenakan dengan apa yang dia alami ini.

Nathan masih ingin lebih. Karena itu, dengan tidak menunggu lama, Nathan langsung membalikkan tubuh mulus milik Stella ini.

Setelah itu, dengan pastinya Nathan langsung menancapkan kembali miliknya, kali ini dengan gaya Stella membelakangi Nathan.

Pusaka milik Nathan yang besar itu, kini kembali masuk menerobos di kedalaman kewanitaan Stella dari arah belakang hingga membuat Stella kembali menggigit bibir.

Setelah bergoyang beberapa saat, Nathan menaikkan satu kakinya ke arah ranjang dengan posisi masih berdiri di pinggir ranjang. Kemudian Nathan kembali melakukan penetrasinya.

Nathan kembali melakukan tusukan-tusukan mautnya, tusukan-tusukan yang dengan cepat mendatangkan rasa geli yang teramat sangat bagi dia, karena setiap gesekan yang terjadi menimbulkan rasa nikmat yang luar biasa.

Gairah Stella yang sempat turun setelah mendapatkan puncak keduanya kini mulai kembali menaik setelah miliknya diterobos terong milik Nathan ini.

Stella semakin merintih. Dia semakin mengerang, dia mulai menggerak-gerakan pinggulnya mengejar-ngejar kepala terong milik Nathan yang membuat dia merasakan nikmat, membuat dia kelojotan dari tadi.

Nathan terus melakukan tekanannya, terus memasuk-keluarkan anggota tubuhnya yang besar itu untuk terus mengunjungi hingga ke kedalaman bagian kewanitaannya Stella.

Ini membuat rintihan Stella semakin kuat dan semakin full memenuhi seisi kamar ini.

PLOK

PLOK

PLOK

Pertemuan dua benda milik dua insan berlainan jenis itu menghasilkan suara-suara basah yang terdengar dan langsung terekam di benak gadis bernama Marlyn yang masih terus memperhatikan dari ruang tamu itu.

Ini membuat Marlyn semakin gencar meraba tubuh bagian sensitifnya hingga dia mulai merasakan cairan keluar dari sana.

Gadis itu merapatkan kedua kakinya karena sensasi yang dia alami ini. Bukannya menjauh, dia semakin betah untuk terus menonton yang terjadi di dalam kamar itu.

Nathan melakukan gaya berbeda. Dia menarik miliknya keluar hingga hanya menyisakan kepala atasnya saja. Miliknya itu kini terlihat jelas oleh gadis yang sedang menyaksikan dari ruang tamu.

Setelah mengeluarkan miliknya sampai di ujung, Nathan kembali menancapkan rudal miliknya itu di ke dalaman sana.

Ini membuat Stella mengerang, merasakan nikmat yang sangat saat terong besar milik Nathan ditarik jauh-jauh keluar untuk kemudian kembali dihujamkan dalam-dalam oleh Nathan dan itu dilakukan Nathan berulang-ulang dengan gerakan yang kian lama kian cepat.

Ini membuat Stella yang menyandarkan pipi kirinya ke arah bantal kemudian dia mendesah semakin kencang seiring dengan sensasi-sensasi yang dia dapatkan dari pergerakan baru yang dilakukan Nathan ini.

Nathan masih terus melakukan gerakannya, mengeluarkan miliknya hingganya tersisa ujungnya untuk kemudian dia lesakkan lagi dalam-dalam, dia tarik lagi, dia hujamkan lagi hingga membuat Stella merasakan sensasi yang berbeda yang teramat nikmat.

Gerakan yang dilakukan Nathan ini bukan hanya membuat Stella yang keenakan tapi juga membuat gadis yang sedang bersembunyi di ruang tamu itu semakin penasaran. Dia ingin diperlakukan seperti yang dilakukan Nathan kepada Stella

Karena itu, gadis ini sangat gemas karena sampai sekarang ini, Stella masih belum mau menuju ke arah handphone untuk melihat handphone dan melihat pesan WA yang dia kirim sebelumnya.

"Aku ingin merasakan itu. Oh ... apa yang harus aku lakukan supaya aku bisa merasakan itu? Think Marlyn. Think," kata gadis itu kepada dirinya sendiri.

Di luar sini, Marlyn semakin terbawa hasrat saat melihat tubuh Nathan, melihat benda pusaka milik Nathan dan melihat gerakan-gerakan yang dilakukan Nathan.

'Aku harus mencicipi milik pria itu. Aku harus merasakan goyangannya agar supaya aku bisa enak-enak seperti yang sekarang dirasakan Stella.'

'Ya. Itulah yang harus aku lakukan. Aku harus merebut pria itu sekarang juga dari Stella supaya aku bisa enak-enak seperti itu. Ahhhh ... ," batin Marlyn.

Marlyn sadar kalau, dia ingin sekali melakukan itu karena dia betul-betul terpesona kepada Nathan. Saat ini, dia sangat menginginkan melakukan hubungan intim dan dia ingin melakukannya bersama Nathan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel