7 Seorang Pengintip
"Huh! Ternyata itu si ganjen Stella. Hmmm. Cepat banget dia tahu ada mainan bagus di sini. Hmmm." Marlyn mulai menyentuh tubuhnya.
Sementara di dalam kamar, adegan sudah semakin hot. Nathan sudah semakin dalam menghujamkan miliknya di liang kewanitaan Stella.
"Oh ... mbak. Ini enak banget. Ternyata permainan cinta itu memang enak. Ohhhh."
"Tentu saja ini permainan enak. Apalagi rudalmu gede, ih. Ugh ... betul-betul penuh di liang aku. Ugh ..."
"Iya, kak. Aku merasa punyaku diremas-remas di dalam sana. Ugh ... ini enak, kak."
"Tentu saja, Nathan. Ini pengalaman pertamamu jadi, harus dapat yang sukar dilupakan. Tongkol kamu yang gede membuat aku bisa lebih gampang goyang kamu."
"Iya, kak. Ini pengalaman pertama terhebat bagiku, kak."
Mendengar kata-kata di antara Nathan dan Stella itu, membuat Marilyn menjadi agak gusar.
"Ugh ... si Stella dapat perjaka, dong. A ...jadi nyesal aku. Terlambat garap anak perjaka itu." Marlyn semakin aktif menyentuh tubuhnya.
Dari yang sebelumnya dimana Marlyn hanya menyentuh tonjolan buah dadanya, kini Marlyn mulai menyentuh daerah kewanitaannya di bawah sana.
Marlyn semakin kesengsem melihat gerakan Nathan yang semakin liar di atas tubuh Stella.
Stella semakin ceracau tidak karuan, memuji-muji tongkol Nathan habis-habisan.
Goyangan Nathan dan Stella di dalam sana, semakin membuat Marilyn terbawa hasrat. Tangannya bergerak makin kencang untuk menyentuh tonjolannya.
Goyangan Nathan dan Stella itu, semakin membuat gairah liar Marlyn melonjak-lonjak sehingga mulai keluar desahan dari mulutnya.
Gebrakan tubuh Nathan yang semakin bergerak liar di atas tubuh Stella yang ditingkahi oleh goyangan liar Stella di bawah tubuh Nathan itu, membuat goyangan keduanya makin menjadi-jadi.
Hingga akhirnya Stella melenguh keras karena merasakan puncak kenikmatan yang dihantarkan Nathan pada dirinya.
Ini membuat Marlyn mendesah semakin nyaring tapi karena dua insan di dalam kamar, juga sedang mengerang nyaring, maka sampai saat ini, mereka berdua masih juga tidak menyadari akan kehadiran Marlyn itu.
Gadis bernama Marlyn ini menelan salivanya melihat apa yang ada di dalam sana. Posisi gadis ini berada di ruang tamu aparteman ini dengan pintu terbuka. Lampu hanya berada di dalam kamar sehingga keberadaan dia tidak diketahui oleh dua insan berlainan jenis yang berada dalam kamar.
Gadis ini bisa melihat dengan cukup jelas akan apa yang sedang tersaji di dalam kamar, sementara Nathan dan Stella yang sudah terbawa nafsu itu, tidak bisa melihat gadis itu yang berada di luar sana.
Apalagi Nathan dan Stella sudah mulai masuk ke tahap hot sehingga mereka tidak memperhatikan keadaan di sekitar mereka.
Sementara itu, gadis ini semakin melotot melihat apa yang terjadi di dalam sana.
Marlyn ingin pergi tapi dia tidak mampu. Setiap kali dia memalingkan wajahnya, dia akan terus kembali melihat ke arah dalam, melihat ke arah permaianan yang semakin panas antara Nathan dan Stella.
Tanpa terasa, gadis ini semakin aktif memegang buah dadanya. Pernafasannya naik turun dengan kencang melihat apa yang ada di dalam sana. Beberapa kali dia menelan salivanya.
Marlyn berusaha menghentikan gemuruh yang sejak tadi melanda dirinya saat menyaksikan pemandangan panas di dalam kamar yang membuat hasratnya mulai naik tak terkendali ini.
Tubuh Nathan yang kekar dengan senjata besar itu, benar-benar mempesona bagi gadis bernama Marlyn ini. Dia terus memperhatikan saat benda besar milik Nathan itu keluar masuk di liang kewanitaan Stella.
Gadis ini berusaha mengendalikan dirinya dulu, karena rasa-rasanya dia ingin masuk untuk bergabung dengan aktivitas yang sedang terjadi di dalam sana.
Setelah sempat berniat untuk masuk, akhirnya gadis ini mulai berhasil mengendalikan dirinya. Kini dia berusaha untuk keluar dari aparteman ini. Tapi saat dia putuskan untuk keluar dari aparteman, tanpa terasa dia berpaling ke dalam lagi dan dia melihat sebuah pemandangan berbeda di dalam kamar sana.
Marlyn melihat Stella dan Nathan tidak lagi berada di atas ranjang. Mereka berdua sudah turun ke dekat dinding kamar dengan kaki Stella diangkat oleh Nathan dengan kedua kaki Stella yang terbuka lebar, ditahan oleh kedua tangan Nathan dan ternyata penyatuan tubuh antara Nathan dan Stella itu, kini sudah terjadi dengan gaya berdiri.
Marlyn melihat Nathan sudah menggerak-gerakkan pinggulnya dengan posisi berdiri, mendesak-desakan tubuhnya ke arah tubuh Stella yang memeluk Nathan.
Marlyn melihat Stella menutup matanya, menengadahkan wajahnya ke atas, yang kini berpegangan pada lengan atas Nathan dan Stella kini mulai terdengar merintih dalam kenikmatan.
Nathan terus mendesak-desakkan tubuhnya dengan tetap dalam posisi berdiri. Kuda-kuda Nathan sangat kokoh, tidak terlihat akan jatuh walaupun dia harus menahan tubuh Stella dan terus bergerak-gerak memasukkan keperkasaannya ke dalam tubuh Stella.
Stella terlihat memejamkan matanya rapat-rapat sambil terus merintih-rintih, bukan merintih kesakitan tapi merintih karena nikmat.
Marlyn semakin melihat wajah dan tubuh Nathan yang menawan itu, yang sangat membangkitkan hasrat kewanitaannya, yang sangat membangkitkan keinginannya, keinginan untuk merasakan hal yang sama seperti yang sekarang ini dirasakan oleh Stella.
Rasa-rasanya gadis ini ingin menggantikan Stella pada saat ini juga. Dia mulai memegang buah dadanya bahkan mulai memegang bagian sensitifnya di bawah sana.
Gadis ini terus memperhatikan tubuh Nathan yang perkasa, dia terus memperhatikan gerakan-gerakan Nathan yang memancing gairah itu.
Gadis ini berharap dia akan menyatu dengan Nathan seperti yang terjadi pada saat ini antara Nathan dengan Stella.
Gadis ini terus menelan salivanya, terus menyentuh tubuhnya sendiri. Gadis ini semakin tidak karuan saat dia melihat jeritan Stella itu yang bukan jeritan kesakitan tapi jeritan karena Stella sudah kembali meraih puncaknya.
"Owh ... aku sudah dapat, Nathan. Ahhhh. Ini luar biasa. Betul-betul luar biasa. Aku sangat puas," kata Stella sambil memeluk erat tubuh Nathan dan meminta Nathan untuk tidak bergerak dulu.
Nathan mengikuti perintah Stella, dia tidak bergerak tapi masih terus menahan tubuh Stella dengan punggung Stella pada dinding dan kedua kaki Stella di pinggang Nathan yang dia tahan dengan lengannya.
Setelah Nathan merasa cukup, Nathan membaringkan tubuh Stella di pinggir pembaringan. Dengan petunjuk dari Stella, Nathan menaruh tubuh Stella di pinggir pembaringan. Pembaringan ini cukup tinggi dan baik bagi Nathan untuk memulai ronde berikutnya sesuai arahan dari Stella.
Nathan memulai ronde ketiganya dalam usaha Nathan untuk memuaskan wanita berumur 30 tahunan bernama Stella ini dalam usaha Nathan untuk mempelajari cara memuaskan Eva.
Supaya Nathan bisa jadi fasih dalam permainan cinta, maka Nathan memilih untuk berusaha memberikan kepuasan total bagi Stella ini, agar terbuka jalan bagi Nathan untuk memuaskan Eva.
Dengan posisi Nathan yang masih berdiri dan masih seturut dengan ajaran Stella, maka Nathan mulai membuka lebar-lebar kedua paha Stella yang sekarang bagian sensitifnya tepat berada di pinggir pembaringan.
Dengan sedikit merendahkan tubuhnya, Nathan mulai memasukkan miliknya ke dalam bagian kewanitaan Stella.
Ini membuat Stella menggigit bibirnya karena merasakan masuknya benda pusaka berukuran jumbo milik Nathan.
Nathan tidak mau menunggu lama, dalam usahanya untuk memuaskan Stella. Dia mulai menggoyangkan pinggulnya, mendesakkan tubuhnya ke arah tubuh Stella, memborbardir milik Stella sambil tangannya meremas-remas buah dada Stella yang cukup menggoda itu.
Karena pergerakan cepat yang dilakukan Nathan yang langsung menyentuh titik-titik sensitif di bagian kewanitaan milik Stella ini, maka dalam waktu singkat, Stella kembali mulai mendesah, mulai melenguh dalam hantaman bertubi-tubi yang penuh dengan perhitungan yang dilakukan Nathan.
Sementara itu, gadis yang sejak tadi mengintip dari ruang tamu, kini mendapatkan sebuah ide. Sebuah ide yang dia rasa sangat tepat bagi dirinya yang sudah horny sejak tadi itu.
