Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

6 Ternyata Memang Enak

Stella tersenyum bangga karena ada persaingan terselubung antara dirinya dengan Eva. Di masa lalu Stella sempat menggoda pacarnya Eva dan akhirnya hubungan intim sempat terjadi sekali antara Stella dengan pacarnya Eva.

Kini, Stella kembali berhasil mendapatkan incaran Eva. Stella bisa berbangga karena berhasil mendapatkan incaran Stella ini.

Stella mulai bergerak semakin cepat untuk menjemput kenikmatan yang diberikan batang perkasa milik Nathan yang tegak sempurna hingga terasa sekali di persedian di dalam liang surganya Stella.

"Owh ... ini enakkk banget. Baru sekarang aku merasakan yang seenak ini. Ahhhh ..."

"Masak sih, mbak. Aku kan baru sekarang melakukan ini, mbak. Masak sih enak?" Nathan tidak percaya dengan kata-kata Stella dalam desahannya itu.

"Iya. Memang benar. Ini enak banget. Kamu memang belum pernah melakukan ini. Tapi, kejantanan kamu besar. itulah yang bikin aku enak."

"Oh. Jadi karena punya aku besar, ya?"

"Iya. Nanti kalau kamu sudah trampil dalam berhubungan intim, maka, kamu akan bikin banyak wanita lebih klepek-klepek lagi. Istilahnya, kamu sudah punya bakat alam. Dengan ditambah latihan-latihan, maka, kamu akan membuat banyak wanita yang akan selalu merindukan kamu."

"Benarkah?" Nathan mulai memikirkan Eva. Nathan kecewa karena Eva tidak melanjutkan hubungan intim dengannya sebelumnya. Telpon dari mantannya Eva itu, membuat Nathan merasa mantannya Eva itu, memiliki kelebihan besar yang membuat Eva langsung menerima telponnya.

Kini, mendengar cerita dari Stella ini, membuat Nathan bertekad untuk mempelajari cara-cara menyenangkan wanita dalam usahanya nanti untuk membuat Eva bertekuk-lutut kepadanya.

"Kalau begitu, ajari aku, mbak. Aku ingin memiliki ketrampilan supaya aku bisa menyenangkan wanita."

"Semangat yang bagus, Nathan. Aku akan mengajarimu cara untuk memuaskan aku yang akan membuat semua wanita tidak akan mampu menolakmu."

"Makasih, mbak."

Setelah itu, Stella mulai mengajari cara-cara untuk melakukan tusukan saat Nathan berada dalam posisi di bawah seperti ini.

Pada dasarnya, Nathan adalah pribadi yang gampang belajar. Apalagi karena dia sudah langsung jatuh cinta pada Eva dan ini membuat Nathan jadi sangat giat untuk mempelajari semua yang diajarkan Stella padanya.

Akhirnya, dalam waktu singkat, Nathan mulai berhasil melakukan goyangannya dengan posisi di bawah untuk melakukan tusukan maut yang disambut oleh remasan-remasan dari liang surga Stella.

Stella mengajarkan cara Nathan untuk tidak terburu nafsu agar Nathan tidak klimaks dengan cepat. Stella ajari cara untuk tidak mencapai puncak walaupun Nathan masih tetap dengan pergerakan cepat.

Pada akhirnya, Stella mulai kelojotan dalam jalur asmara yang luar biasa. Dia mulai ceracau tidak karuan. "Owh ... ini enak. Aduh ... tolong. Ini enak banget. Ampun. Huhuhu. Enak banget."

"Iya, mbak. Ini makin enak, mbak. Milikku terasa diremas-remas. Oh ... enak banget."

"Waw ... kamu luar biasa, Nathan. OHHHHH ... ENAKKKK." Akhirnya tubuh Stella mengejang. Dia sudah mendapatkan klimak yang dia impikan sejak tadi.

Stella melepaskan liangnya dari tubuh Nathan dan memilih untuk berbaring di atas pembaringan. Stella masih mengerang. Dia masih merasakan sensasi kenikmatan pencapaian puncak yang terjadi tadi.

Sekarang ini, Nathan menggerakkan kepalanya untuk menoleh ke arah Stella. Nathan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. "Apa ini sudah berakhir? Apa hanya segini? Padahal enak banget tadi."

Stella tidak langsung menjawab pertanyaan yang diucapkan Nathan dengan cukup keras ini, karena dia masih harus berjuang mengatasi rasa geli yang teramat sangat di bagian inti tubuhnya ini.

Nathan masih menunggu. Karena tidak juga mendapatkan jawaban, Nathan putuskan untuk duduk di atas ranjang. Dia beringsut untuk turun dari ranjang. Memakai bajunya dan cari minum di lemari es di ruang makan.

Saat itu juga, Nathan mendengar suara ketukan di pintu aparteman. Nathan bergegas membuka pintu dan melihat seorang wanita berumur 20 tahunan berada di luar sana.

"Cari siapa ya, kak?" tanya Nathan.

"Tante Mila-nya ada, gak?"

"Tante Mila ke arisan, kak. Mungkin malam banget baru pulang. Kakak siapa?"

"Namaku Marlyn. Aku tinggal di aparteman ujung sana. Kamu sendiri siapa? Setahuku Tante Mila kan tinggal sendirian di sini."

"Aku Nathan, ponakannya, kak. Baru datang semalam dari manado."

"Oh. Pantas aku baru lihat kamu. Ngomong-ngomong, kamu ponakannya atau pacar? Pacar ya?"

"Gak, kak. Aku betul-betul ponakannya Tante Mila, kak. Mama kandungku, kakak kandungnya Tante Mila."

"Oh. ok. Aku percaya."

"Iya, Kak Marlyn."

"Hush. Panggila aja aku Marlyn. Gini, aku ingin melihat contoh surat lamaran kerja. Kan Tante Mila mau masukin aku ke perusahaan tempat tante Mila kerja."

"Oh. Aku tidak tahu, kak. Gak bisa bantu. Lagian kamarnya Tante Mila kan dikunci dari luar."

"Ya udah. Berarti, aku balik aja nanti."

"Iya, kak. Nathan mendengar suara Stella memanggilnya, sehingga dia bergegas menutup pintu aparteman tanpa sempat menguncinya. Setelah itu, Nathan segera kembali ke kamarnya.

"Kamu kemana, Nathan?" tanya Stella lirih.

"Aku di luar, mbak."

"Tapi kita kan belum selesai, Nathan. Kamu masih ingin belajar, kan?"

"Tentu saja aku ingin belajar. Hanya saja karena kamu terdiam lama, makanya aku pikir sudah udahan."

"Belum, dong. Itu baru ronde pertama dari permainan kita. Kamu harus membuat wanitamu merasakan lima ronde, baru kamu bisa disebut berhasil merebut hatinya."

"Oh. Kirain sudah selesai. Ok. Sekarang aku harus bagaimana?"

"Sekarang, kamu harus naik di atas tubuhku. Sini. Bawa rudalmu ini masuk lagi."

"Baik." Nathan mendekati Stella. Dia mulai memasukkan rudalnya yang sejak tadi masih di ukuran maksimal itu.

BLESSSSSHHHHH

"Ahhhhh."

Nathan tidak memikirkan rintihan kesakitan Stella itu. Nathan langsung mencelupkan benda perkasa miliknya dalam-dalam ke dalam liang surganya Stella. "Ahhh ... benar-benar enak."

Setelah itu, tanpa melihat isyarat tangan Stella yang sebenarnya masih meminta Nathan untuk jangan dulu beraksi, Nathan sudah langsung menggoyangkan pinggulnya.

Rudal besar milik Nathan sudah langsung keluar-masuk di dalam liang surga Stella yang kini menjadi terlihat sempit karena diterobos benda besar milik Nathan ini.

"Aduh ... benar-benar enak. Ini permainan enak. Aku menyesal baru sekarang merasakan ini. aku sungguh menyesal."

"Sudahlah. Kamu gak perlu menyesal, Nathan. Mulai sekarang, aku akan membuatmu enak-enak terus."

"Iya, mbak."

Sementara itu, tanpa Nathan dan Stella tahu, ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua dari pintu kamar yang memang dibiarkan Nathan terbuka itu.

Orang ini adalah Marlyn. Sebelumnya saat dia berpamitan pada Nathan dan Nathan menutup pintu, Marlyn sempat mendengar suara wanita dari dalam aparteman.

Nathan tidak menutup pintu aparteman dengan sempurna. Masih ada celah sehingga Marlyn memilih untuk menunggu di luar. Setelah yakin kalau Nathan tidak lagi berada di depan pintu, maka, Marlyn mulai mendorong pintu di depannya.

Dengan perlahan, Marlyn menutup pintu aparteman dan mulai berjingkat-jingkat menuju asal suara desahan yang dia dengar.

Marlyn sangat kaget saat dia melihat Nathan sedang menggarap tubuh seorang wanita yang wajahnya tidak terlihat.

"Hah? Apa itu Tante Mila? Katanya Tante Mila itu tantenya. Kok digarap sih?" Dengan penuh ingin tahu, Marlyn merubah posisi supaya bisa melihat wajah wanita di dalam kamar itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel