Bab. 03
"Maaf mas, yang dipijat itu kejantanan mas boy, bukan badan nya" ucap mak sri.
Seketika wajah tampan boy itu berubah menjadi merah seperti tomat.
"Jadi yang di pijat itunya??" ucap boy kaget.
"Betul mas.. jadi mas harus melepaskan semua pakaian yang mas kenakan" ucap mak sri.
"Tapi,, saya malu, Mak" ujar boy.
"Tidak usah malu - malu, mas.. buka saja" jawab mak sri sambil menutup pintu rumahnya rapat-rapat.
Akhirnya boy pun berdiri dan melucuti semua pakainnya dihadapan mak sri.
Mak sri yang masih berusia 35 tahun itu langsung menelan ludah ketika melihat boy yang tampan dengan badan atletis itu telanjang bulat dihadapannya.
Mak sri memang sudah beberapa kali menerima pasien, namun baru kali ini dia menangani pasien yang masih muda dan tampan, ditambah lagi badan boy yang atletis, membuat mak sri yang sering di tinggalkan suaminya itu hampir memikirkan hal yang tidak-tidak.
"Nah.. sekarang masnya tidur telentang dan kedua kakinya dilebarkan" ucap mak sri.
Dengan menahan malu, boy pun menuruti perintah mak sri. dia langsung tidur telentang seperti perempuan yang mau melahirkan.
Sedangkan mak sri kini tepat dihadapan rudal milik boy. mak sri dalam posisi berlutut tepat antara kedua belah paha boy.
Tangan kiri mak sri langsung meraih rudal milik boy, sedangkan tangan kanannya mulai menuangkan ramuan yang berada di dalam botol kearah rudal boy.
Saat itu boy hanya melihat kearah atap rumah dengan perasaan yang berdebar - debar.
"Saya mulai ya mas" ucap mak sri yang sudah mulai memijat rudal boy yang masih loyo dengan kedua tangannya.
"I..iya mak" jawab boy.
Tangan mak sri mulai memijat rudal boy dari ujung keujung dengan perlahan.
Boy yang merasakan gerakan tangan mak sri di rudalnya itu mulai terbawa suasana dan tidak bisa menahan nafsunya hingga akhirnya rudalnya itu mengeras dan mulai mendesis ke-enakan.
Ssssttt hhmpppfff boy menahan agar tidak mendesah.
"Mas.. kalau mau mendesah, keluarin aja. jangan ditahan. gak bakalan ada yang denger kok" ucap mak sri yang menyadari boy menahan desahannya.
"I...iya mak " jawab boy sambil melihat kearah wajah mak sri.
Mak sri pun langsung melihat kearah wajah boy sambil tersenyum dan mengangguk
"M..ak sri, kalau s..aya mau kel..uar bagaimana?" tanya boy terbata.
"Keluarin saja mas, gak kenapa-napa kok" jawab mak sri yang terus memijat rudal boy yang sudah berdiri tegak itu.
"M...ak sriii saya.. aaakkhhhhh" baru saja mak sri menjawab pertanyaan boy. boy sudah melenguh panjang dan menyemburkan lahar hangatnya cukup banyak, dan parahnya lagi sebagian lahar hangat boy menyembur kewajah mak sri.
"Aduuh mass" teriak mak sri yang kaget kena sembur oleh rudal boy.
Boy yang panik itu langsung replek beranjak dari tidurnya dan duduk, kemudian boy malah mengusap wajah mak sri dengan tangannya, sehingga membuat lahar hangat yang boy semburkan itu membuat wajah mak sri belepotan dan tertutup oleh lahar hangat milik boy.
"Aduuh mas, kok malah digituin sih..!" ucap mak sri sambil manaikan kebayanya untuk membersihkan wajah menggunakan kebaya nya. namun hal itu membuat bagian perut hingga bra mak sih terlihat jelas oleh boy.
"Maaf mak sri, saya tidak sengaja" ujar boy merasa bersalah.
"Iya.. tidak apa-apa mas" jawab mak sri yang baru saja membersihkan wajahnya, namun sialnya kedua tangan mak sri juga terkena semburan lahar milik boy sehingga saat menaikan kebayanya, kebaya yang dikenakan mak sri itu ikut belepotan oleh lahar boy.
"Aduh maaf ya mak., mak sri jadi belepotan gini" ucap boy merasa bersalah.
"Sudah tidak apa-apa mas, sekarang mas tiduran lagi saja. kita lanjutkan pijatnya" ucap mak sri.
"Mak sri tidak cuci muka dan ganti baju dulu mak" tanya boy.
"Nanti saja mas. kalau ganti sekarang percuma, nanti masnya nyembur lagi dan baju saya terkena lagi" jawab mak sri sambil tersenyum.
"Ya sudah kalau begitu mak" ucap boy yang kemudian kembali merebahkan tubuhnya.
Mak sri pun kembali memijat rudal boy "mas keluarnya cepat banget, gak sampai lima menit sudah keluar" ucap mak sri.
"I..ya mak. mangkannya saya berobat kesini, biar bisa tahan lama" jawab boy sambil menggaruk kepalanya. sedangkan mak sri terus memijat rudal boy yang kini sudah kembali loyo.
"Tenang saja mas.. setelah mas pulang dari sini, saya jamin mas pasti akan tahan lebih dari satu jam mas" jawab mak sri.
"Waah serius mak sri, saya bisa satu jam lebih gak nyembur?" tanya boy semringah sambil menatap kearah wajah mak sri.
"Saya serius mas.. kalau saya bohong, mas gak usah bayar terapinya. bahkan saya akan bikin rudal mas ini menjadi gemuk dan panjang mencapai lebih dari 20cm" jawab mak sri meyakinkan boy.
Mendengar itu, boy langsung kegirangan "wah terimakasih mak sri. kalau begitu, nanti saya akan kasih bonus buat mak sri" ujar boy.
"Iya sama-sama mas" ucap mak sri sambil terus memijat rudal boy yang kembali mengeras.
Ssstttt.. boy kembali mendesis sambil memejamkan kedua matanya, saat kedua tangan mak sri mulai memijatnya kembali.
"Mas, kalau mau keluar bilang yah.. biar gak kena wajah saya lagi" ucap mak sri.
"Eeh i...yaa mak sri" jawab boy.
Hingga beberapa menit kemudian boy sudah merasa akan menyemburkan kembali lahar hangatnya. "mak sri saya mau ke..luar lagi" ucap boy.
"Iya mas, keluarkan saja" jawab mak sri yang sedikit merubah posisinya agar wajahnya tidak terkena semburan lahar hangat milik boy.
Aaaaakhhhhh boy melenguh panjang dan menyemburkan lahar hangatnya kembali. kali ini memang tidak mengenai wajah mak sri namun semburan lahar hangat milik boy tepat di atas dada mak sri hingga lahar hangat boy perlahan mengalir membasahi gunung kembar mak sri.
"Adu..h kalau begini, aku bisa mandi lahar hangat" ucap mak sri dalam hati sambil menghentikan sejenak pijatannya.
Sedangkan boy terengah engah sambil memejamkan kedua matanya.
"Mak sri, apakah sudah selesai pijatnya?" tanya boy.
"Sebentar lagi mas boy" jawab mak sri yang kembali memijat rudal dan pangkal paha boy.
"Tapi mak, rudal saya sudah ngilu" ucap boy yang sudah merasakan ngilu diarea kepala rudalnya itu.
"Tidak apa - apa mas, ditahan saja. kalau masnya sudah lemas. mau tidur juga gapapa mas" jawab mak sri.
Hingga satu jam kemudian akhirnya mak sri sudah menyelesaikan pijatannya. saat itu boy yang biasanya kalau sudah keluar satu kali sudah susah bangun pun kini dengan pijatan mak sri, boy dibuat keluar sampai empat kali dalam waktu satu jam.
Hal itu membuat boy benar-benar kelelahan dan tertidur pulas.
"Sudah selesai mas" ucap mak sri. namun tidak ada jawaban dari boy.
"Mas.. mas boy, sudah selesai pijatnya mas" ucap mak sri kembali. namun tetap tidak ada jawab dari boy.
"Owalah.. pantesan saja gak jawab, ternyata tidur" gumam mak sri.
Karena boy tertidur pulas, akhirnya mak sri berinisiatif membersihkan rudal boy menggunakan kain yang dibasahi oleh air hingga rudal boy bersih.
Setelah membersihkan rudal boy, mak sri memandangi boy dari atas sampai bawah " ganteng banget mas boy ini. kalau terapinya sudah selesai, dia pasti akan semakin gagah.
"Andai saja suamiku setampan mas boy, pasti anakku nanti gantengnya seperti mas boy" ucap mak sri dalam hati sambil tersenyum.
"Eeh.. tapi walaupun aku gak memiliki suami setampan mas boy, tapi aku bisa memiliki anak setampan mas boy jika aku membiarkan mas boy menanam benihnya di dalam rahimku" gumam mak sri yang memikirkan fantasi liarnya.
