Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab. 02

"Apa ini rumahnya pet?, serem banget njir di tengah hutan gini?" tanya boy sambil celingukan dan memarkirkan mobil nya di halaman depan rumah panggung itu.

"Iya yah kok serem ya boy" jawab copet sambil celingukan memperhatikan area sekitar dari dalam mobil.

Disaat boy dan copet memperhatikan area sekitar, pintu rumah itu terbuka dan keluar seorang wanita menggunakan kain dan kebaya. wanita itu terlihat sekitar berusia 35 tahun dengan wajah masih terlihat cantik dan bersih. wanita itu berdiri di depan pintu sambil melihat kearah mobil yang dikendarai boy.

"Pet, lihat tuh, ada cewek. apa itu yang namanya mak egot? kok masih muda dan cakep pet?" tanya boy sambil menunjuk kearah pintu rumah yang sudah terbuka.

"Waah iya boy, cakep juga tuh cewek. ah tapi, kayaknya gak mungkin itu mak egot deh. masa masih muda gitu? kalau tau beguni mah, gue juga ikut terapi ah" jawab copet sambil cengar cengir dan memasang wajah mesumnya.

"Yee jangan nyet.. nanti kalau elu ikut terapi, yang ngurusin bisnis gue siapa?" ucap boy.

"Hehe iya kagak boy, ya udah ayo keluar, kita samperin" ucap copet sambil membuka pintu mobil dan diikuti oleh boy.

"permisi bu.. apa benar, ini kediaman mak egot?" tanya copet dengan sopan.

"Iya betul. apa mas ini mau terapi?" tanya sang wanita.

"Iya betul bu.. perkenalkan saya cecep dan ini teman saya boy" ucap copet yang kemudian bersalaman dan di ikuti oleh boy.

"Saya mak sri. ya sudah, ayo silahkan masuk" ucap sri mempersilahkan mereka berdua masuk kedalam rumahnya.

Boy dan copet pun langsung masuk kedalam rumah panggung itu dan duduk di lantai yang terbuat dari kayu.

"Sebentar yah, tak ambilkan minum dulu" ucap sri sambil melangkah kearah belakang rumah dan kembali lagi membawa minum untuk boy dan copet.

"Maaf bu, mak egotnya mana yah?" tanya boy yang sudah duduk di dalam rumah.

"Maaf mas, ibu saya mak egot, sudah meninggal dunia dua minggu yang lalu. saya anaknya mak egot, sekaligus penerusnya" jawab sri menjelaskan.

"Jadi, nanti yang ngobatin saya ibu sri sendiri?" tanya boy.

"Benar mas. panggil saya mak sri saja" jawab sri sambil tersenyum ramah.

"Baiklah kalau begitu. oh iya, untuk pengobatannya berapa lama yah mak sri?" tanya boy.

"Untuk metode pengobatan, paling lama tiga bulan. masnya bisa datang kesini satu minggu sekali. ada juga yang paling cepat sepuluh hari, tapi untuk yang sepuluh hari, masnya harus tinggal disini. karena terapinya setiap hari dan ada ramuan khusus yang langsung saya racik dan di minum 3x sehari" ucap mak sri menjelaskan.

"Gimana? masnya mau pilih yang mana, mas?" tanya mak sri.

"Saya pilih yang sepuluh hari saja mak. soalnya saya dari luar kota" jawab boy.

"Ya sudah kalau begitu. masnya bawa pakaian buat ganti kan, mas" tanya mak sri.

"Saya sudah bawa kok" jawab boy

"Pet, ambilin koper gue dong, di mobil" ucap boy.

"Oke.. boy" jawab copet yang kemudian berdiri untuk mengambil koper milik boy.

Beberapa saat kemudian copet kembali dengan membawa koper milik boy.

"Oh iya mas, disini kamarnya cuma ada dua. jadi nanti masnya tidur satu kamar dikamar khusus tamu" ucap mak sri.

"Maaf mak sri. kalau saya sendiri yang menginap disini, bisa gak mak sri. soalnya teman saya banyak yang harus di kerjakan, dia kesini cuma untuk antar jemput saya saja. apa tidak apa - apa mak sri?" tanya boy.

"Ooh saya kira mas cecep juga mau menginap disini. tidak apa - apa kok mas, kalau mas sendiri juga" jawab mak sri.

"Boy, gue langsung pulang yah. kalau kesorean gue takut di jalannya. serem" ucap copet yang memang penakut.

"Yaelah pet, baru juga jam tiga. nanti dulu napa pet" ujar boy.

"Gak ah boy, kalau pulang kemalaman, gue takut dijalannya. gue langsung pulang aja yah" ucap copet sambil memasang wajah melasnya.

"Hmm ya udah deh terserah elu aja. dasar penakut" ucap boy " nih kunci mobil sama STNK-nya. nanti mobilnya di simpen di rumah elu aja. dan inget, nanti jemput gue kalau udah selesai" ucap boy sambil memberikan kunci mobil dan stnk kepada copet.

"Iya.. elutenang aja, gue gak bakalan lupa buat jemput elu, kok" jawab copet sambil meraih kunci mobil beserta STNK-nya.

"Mak sri.. maaf, saya langsung pulang yah" ucap copet.

"Loh kok buru - buru. gak nyantai dulu aja disini" ujar mak sri.

"Pengennya sih gitu mak sri, tapi saya takut kemalaman dijalan, soalnya besok pagi banyak kerjaan" ucap copet.

"Ooh ya sudah kalau begitu. hati - hati dijalannya mas" ucap mak sri.

"Iya mak sri, terimakasih. kalau gitu saya pamit pulang mak" ucap copet

"Boy.. gue pulang duluan yah" ucap copet kepada boy.

"Oke pet, hati - hati di jalan. jangan lupa nanti jemput gue" ucap boy.

"Iya nyet, bawel banget sih..!" ucap copet yang kemudian melangkah keluar dan di ikuti oleh boy yang keluar rumah mak sri dan berdiri di depan rumah mak sri. copet langsung mengendarai mobil milik boy dan menjauh dari rumah mak sri.

Setelah copet sudah tidak terlihat lagi dari pandangan boy, boy kembali kedalam rumah mak sri dan duduk bersama mak sri di dalam rumah.

"Maaf mak sri.. kok, dari tadi saya tidak melihat orang lain di rumah ini?" tanya boy sambil celingukan.

"Ooh iya mas.. semenjak ibu saya meninggal, jarang sekali orang yang berobat kesini. mungkin mereka belum percaya kepada saya, sebagai penerusnya," ucap mak sri menjelaskan

"Jadi, suami saya terpaksa mencari kerja ke kota mas. dia pulang satu bulan sekali karna anak saya juga ikut bersama suami saya untuk sekolah disana" ucap mak sri.

"Maaf, kenapa mak sri gak ikut bersama suami dan anak mak sri?" tanya boy.

"Tidak mas, soalnya saya sudah berjanji kepada ibu saya untuk meneruskan apa yang ibu saya lakukan mas" jawab mak sri.

"oya mas, barang - barang masnya simpan di kamar dulu saja mas. kamarnya yang ini mas. sudah rapih kok tinggal ditempati" ucap mak sri.

"Ooh iya mak sri, nanti saya simpan. mulai terapinya kapan ya mak sri?" tanya boy.

"Terserah masnya. mau langsung sekarang juga bisa mas" jawab mak sri.

"Maaf mas, kalau boleh tau, keluhan masnya apa? mau tambah besar dan panjang atau masnya cepat keluar kalau berhubungan badan?" tanya mak sri.

"Keluhan saya cepat keluarnya kalau berhubungan mak sri. tapi kalau bisa, sekalian ditambah besar ukurannya deh, mak sri" jawab boy dengan wajah yang merah karna malu.

"Baik mas, bisa kok mas" jawab mak sri.

"Ya sudah kalau begitu langsung sekarang aja mak" ucap boy.

"Sebentar ya mak, saya simpan barang bawan saya dulu" ucap boy yang kemudian berdiri sambil membawa kopernya dan melangkah masuk kedalam kamar yang di siapkan oleh mak sri.

"Baik mas.. kalau begitu, saya juga mau menyiapkan bahannya dulu" ucap mak sri yang kemudian berjalan kebelakang rumah nya.

Setelah beberapa menit kemudian boy keluar dari dalam kamar dan duduk kembali diruang tengah.

Tak lama kemudian mak sri pun datang sambil membawa botol yang berisi cairan yang sudah dicampur rempah - rempah.

"Ayok mas, mau dikamar apa di ruang tengah?" tanya mak sri.

"Loh.. kok dikamar? emang terapinya bagaimana sih?" ucap boy dalam hati.

"Disini saja deh mak sri" jawab boy.

"Ya sudah kalau begitu tunggu sebentar" ucap mak sri yang kemudian masuk kedalam kamarnya sendiri dan keluar lagi membawa bantal.

Kemudian mak sri meletakan bantal yang dibawa nya di samping boy.

"Silahkan masnya siap - siap" ucap mak sri.

"Saya sambil tiduran nih mak?" tanya boy yang bingung.

"Betul mas" jawab mak sri.

Tanpa berpikir, boy pun langsung tiduran.

"Loh mas, kok langsung tidur sih?" ucap mak sri.

"Lah.. memangnya harus bagaimana mak sri?" tanya boy.

"Maaf mas, terapinya kan di pijat. jadi mas boy harus buka pakainanya, biar saya mijatnya gak terganggu sama pakaian mas" ucap mak sri.

"Ooh gitu yah mak" ucap boy yang kemudian duduk dan melepaskan jaket dan kaos opolosnya. kemudian boy kembali tidur tengkurap dilantai yang beralaskan karpet.

"Aduuh mas.. mas ini belum dikasih tau sama teman mas. terapinya seperti apa?" tanya mak sri.

Boy yang sudah tengkurap itu kembali duduk setelah mendengar perkataan mak sri. "loh.. kata mak sri, tadi terapinya di pijat kan, mak?" tanya boy.

"Iya betul mas dipijat. tapikan keluhannya itu ada di kejantanan mas, masa saya pijatnya punggung mas" jawab mak sri.

"Lah terus yang dipijat apanya dong mak?" tanya boy yang kini semakin bingung.

"Yang dipijat itu kejantanan mas boy, bukan badannya" ucap mak sri.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel