Pustaka
Bahasa Indonesia

Petualangan si Boy

183.0K · Ongoing
petapa genit
159
Bab
14.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Memiliki wajah tampan dan tubuh atletis, membuat Boy, pria berusia dua puluh tiga tahun itu mudah mendapatkan teman kencan. Bukan hanya tampan saja, tapi Boy juga memiliki beberapa bisnis yang sukses. namun dibalik semua itu Boy memiliki masa lalu yang menyedihkan. Tragedi di masa lalu itu merubah Boy menjadi seorang pria yang haus akan kenikmatan duniawi.

RomansabadboyCoganDewasa

Bab. 01

Jam 19 : 30 seorang pria berumur 23 tahun sedang berjalan sendirian.

"Boy... booyy tungguin gue" seorang pria berumur 23 tahun berteriak memanggil sambil melambaikan tangan kearah temannya yang bernama boy yang sedang berjalan sendirian.

Boy adalah pria lajang berumur 23 tahun yang mempunyai tinggi badan 180cm berbadan atletis, kulit putih dan berwajah tampan. dia adalah anak kedua dari dua saudara, boy mempunyai seorang kakak perempuan bernama santi yang berumur 26 tahun tinggi badan 165cm berkulit putih dan mulus bertubuh aduhai dan berparas sangat cantik seperti model.

Walaupun boy masih berumur 23 tahun, tetapi dia sudah sangat mapan. dia mempunyai beberapa bisnis, dia memiliki beberapa bisnis mulai dari bisnis fashion hingga bisnis kuliner.

"Boy mau kemana lu?" tanya seorang pria yang sudah menyusul dan berjalan di samping boy.

"Ada apaan, Pet? gue mau ke warung, beli rokok" jawab boy sambil terus berjalan.

Pria yang berjalan bersama boy itu adalah cecep sahabat boy. cecep sering di panggil cepot oleh teman - temannya namun boy memanggil cecep dengan sebutan copet. karna dia selalu mengambil korek temannya saat nongkrong.

Cecep adalah sahabat boy dari kecil, usia dia sama seperti boy. namun tinggi badan dia sedikit lebih pendek dari boy.

Cecep memiliki tinggi badan 175cm kulit sawo matang berwajah cukup tampan namun badan cecep sedikit lebih kurus dari boy.

Cecep dulu hanya seorang satpam di sebuah perusahaan. namun saat itu boy menyuruh cecep keluar dari pekerjaannya dan menyarankannya untuk berbisnis. cecep pun menuruti perkataan boy karna dia percaya kepada boy bahwa boy cukup pintar dalam berbisnis.

Akhirnya berkat bantuan dan arahan dari boy kini cecep sudah cukup mapan. dia mempunyai bisnis kuliner.

Cecep memilih bisnis ayam geprek, dan kini dia sudah mempunyai 4 cabang usaha ayam geprek di kota dia tinggal sekarang.

"Gak ada apa - apa Boy. gue cuma pengen ngopi aja di rumah lu" jawab copet sambil senyam senyum.

"Modus lu nyet. bilang aja elu pengen liatin kakak gue" ucap boy sambil menoyor kepala copet.

"Haha tau aja lu.. lagian kenapa sih, Boy, gue kan cuma pengen liatin doang gak lebih" ucap copet protes.

Halaah.. mata lu emang liatin kaka gue. tapi otak lu kemana-mana kan, kalo liatin kaka gue" jawab boy.

"Hehe.." copet hanya cengengesan sambil menatap boy.

Setelah membeli rokok, mereka berduapun kembali kerumah boy.

Sesampainya di rumah boy, mereka langsung naik kelantai atas.

Mereka berdua memasuki ruangan khusus. ruangan itu adalah tempat yang di buat boy khusus untuk bersantai, di dalam ruangan itu ada beberapa fasilitas seperti karaoke game ps, lemari pendingin tempat khusus boy menyimpan minumannya.

Sesampai di ruangan itu mereka duduk di sofa.

"Boy.. punya anggur gak?" tanya copet yang sudah duduk di sofa.

"Gak ada, habis. adanya bir, kalo mau ambil aja" jawab boy.

"Yah.. gapapa deh, daripada diem sambil ngerokok doang. kering tenggorokan" jawab copet sambil berdiri dan melangkah kearah lemari pendingin untuk mengambil bir.

Kemudian copet kembali ke sofa sambil membawa sebotol bir dan dua buah gelas. lalu dia menuangkan bir itu ke gelas

"Boy.. kakak lu kemana? kok gak keliatan" ucap copet yang sejak masuk kedalam rumah boy celingukan mencari santi namun tidak menemukannya.

"Lagi ke rumah sodara, sama ortu gue" jawab boy.

"Ooh pantesan dari tadi gak keliatan" ucap copet. "eeh boy, ada acara keluar gak malam ini?" tanya copet sambil meminum bir yang sudah dituangkan ke dalam gelas

"Gak ada. lagi males keluar gue" jawab boy sambil meraih gelas berisi bir.

"Yah.. padahal gue mau ngajak lu ke rumah bordir. tadi si mamih ngabarin, katanya ada barang baru yang cakep" ucap copet memberitahu.

"Kagak ah, males gue. lagian kalau kesana, gue cuma buang - buang duit doang. puas kagak" jawab boy dengan lesu.

"Kenapa emangnya? penyakit lu itu belum sembuh juga yah?" tanya copet.

"Iyah.. padahal gue udah beli obat ini itu, tapi gak ada yang manjur satupun" jawab boy.

"Hahaa Boy.. Boy.. wajah ganteng, badan kotak - kotak, duit banyak, tapi baru nempel udah muncrat. hahaa" ucap copet mengejek sambil tertawa.

Boy memang mempunyai masalah kejantanannya, dia selalu keluar cepat saat melakukan enak - enak bersama lawan jenisnya.

"Berisik lu nyet.. malah ngetawain gue lagi..!" ucap boy dengan kesal.

"Hahaa santai bos, gue punya solusinya" ucap copet sambil menatap boy dan memainkan alisnya kearah boy.

"Serius lu nyet, jangan bohongin gue" jawab boy.

"Gue serius. dua hari yang lalu, gue di kasih tau sama teman gue. ada pengobatan tradisional khusus untuk masalah kejantanan. kata teman gue, di tempat itu 100% manjur boy. tapi tempatnya lumayan jauh dari sini" ucap copet memberi tahu.

"Beneran manjur tuh pet? ntar habis dari sana, pulang gak ada reaksinya sama sekali " ucap boy ragu.

"Ya gak tau juga sih.. tapi menurut teman gue, di tempat itu di jamin berhasil. oya, kata teman gue juga, selama pengobatan lu harus tinggal di sana sampai sembuh" ucap copet.

"Yaah lama dong Pet.. kalau gue tinggal di sana, nanti siapa yang ngurus bisnis gue, selama gue disana. kakak gue kan sibuk" ujar boy.

"Kan, ada gue, Boy" ucap copet.

"Lah.. berarti nanti kalau gue berobat, elu gak ikut tinggal di sana dong.." ucap boy.

"Ya kagaklah.. yang berobat kan elu, bukan gue. gini boy, nanti kalau elu mau, gue minta alamatnya ke teman gue. nanti gue juga antar elu kesana. setelah selesai, nanti gue jemput elu. gimana mau gak lu?" ucap copet.

Boy terdiam sejenak untuk berpikir. "ya udah deh gapapa, daripada gue kayak gini terus" ucap boy. "langsung berangkat besok aja, bisa gak?" ucap boy kembali.

"Oke sebentar Boy, gue telpon teman gue dulu. minta alamatnya" jawab copet yang kemudian menelpon temannya itu.

Setelah beberapa menit copet pun selesai menelpon temannya.

"Alamatnya udah dia kirim nih, Boy. kata teman gue, letak rumahnya di bawah kaki gunung. kalau dari sini kelokasi, memakan waktu sekitar 5 jam. nama orangnya itu mak egot" ucap copet menjelaskan.

"Ya sudah, besok pagi langsung gas kesana deh" jawab boy.

"Oke siap boy" sahut copet.

*

Ke-esokan harinya jam 8 pagi.

Boy keluar dari rumahnya sambil membawa koper, kemudian dia mengendarai mobilnya menuju rumah copet.

Tin.. tin..

Boy membunyikan klakson mobilnya ketika sampai didepan rumah copet.

Tak lama kemudian copet pun keluar dari dalam rumah dan masuk kedalam mobil boy.

"Langsung otw nih, Boy?" tanya copet yang sudah duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi.

"Iya.. langsung aja Pet. takut nanti kesorean" jawab boy.

"Ya udah, gasken" ucap copet. "eh Boy, elu udah bilang ke ortu lu, belum?" tanya copet.

"Sudah Pet. gue bilang kalau ada urusan bisnis di luar kota" jawab boy.

"Haha.. dosa lu, bohongin orangtua" ucap copet.

"Ya mau gimana lagi. masa gue harus jujur kalau gue mau berobat beginian" jawab boy.

Setelah lebih dari 5 jam perjalanan, akhirnya mereka berdua pun sampai di desa yang mereka tuju.

"Pet, yang mana rumahnya nih?" tanya boy.

"Sebentar, Boy, kita berhenti dulu. gue mau tanya sama warga" jawab copet yang kemydian turun dari mobil dan bertanya kepada salah satu warga disana.

Tak lama kemudian copet masuk kembali kedalam mobil. "lurus terus boy" ucap copet.

"Oke.." sahut boy yang kembali melajukan mobilnya hingga di ujung desa tersebut.

"Yang mana nih rumahnya? di depan udah gak ada rumah lagi" tanya boy sambil menghentikan mobilnya karena memang di depannya hanya perkebunan dan tidak ada lagi rumah warga.

"Terus aja Boy. tadi kata warga, setelah melewati perkebunan, kita masuk sedikit kedalam hutan. nah didekat hutan sana ada rumah satu - satunya tidak ada rumah lagi. nah itu rumahnya" ujar copet.

"Beneran, Pet? Elu gak salah denger? nanti kita malah kesasar lagi..!" jawab boy.

"Kagak Boy. kuping gue masih normal. udah ayo cepetan. nanti gue pulang kesorean lagi..!" ucap copet.

Akhirnya boy kembali melajukan mobilnya melewati perkebunan dan masuk kedalam hutan hingga terlihat satu rumah disana. rumah itu bergaya rumah panggung yang terbuat dari kayu.

"Apa ini rumahnya, Pet? serem banget njir, di tengah hutan gini?" tanya boy sambil memarkirkan mobilnya di depan rumah panggung.

Di area itu banyak pepohonan besar dan tidak ada rumah lagi selain rumah panggung itu.

"Iya yah.. kok serem ya, Boy" jawab copet sambil celingukan memperhatikan area sekitar dari dalam mobil.