Ke kediamana Gavin
Keesokan hari nya...
"Jadi ini kediamana keluarga Gavin? Hmm ternyata rumor di luar sana yang mengatakan kalau keluarga Gavin adalah keluarga yang sangat kaya raya ternyata benar. Hampir saja aku kira aku masuk kawasan istana alias kerajaan zaman dulu." Gumam Gwen dalam hati saat dirinya dalam perjalanan ke kediaman Aiden.
Mata Gwen tidak terus bergerak ke kiri dan ke kanan, melihat setiap tempat yang ia lalui. Dan semua tempat yang dia lalui tidak ada yang bentuk nya yang standart atau biasa-biasa saja. Semua nya benar-benar WOW. Dari sini saja sudah jelas kalau keluarga Gavin bukan lah keluarga biasa. Mereka berada di atas nya orang kaya.
Gwen membayangkan, kalau orang kaya memiliki harta setinggi badannya maka kekayaan keluarga Gavin tiga kali tinggi badan nya. "Hmmm.. Sekarang aku mengerti mengapa Angela dan Ibu nya sangat ingin menjadi nyonya Besar di keluarga Gavin. Dengan menjadi nyonya Besar di keluarga Gavin, mereka hanya perlu goyang-goyang kaki selama tujuh turunan." Oceh Gwen.
Mata Gwen kembali melihat ke kiri dan kanan nya.
"Mereka pasti para anggota keluarga Gavin yang perempuan. Aku tebak kalau bukan anak atau cucu keluarga ini, mereka pasti adalah menantu keluarga ini. Gila! Itu gelang atau tali kapal? Gede amat ! Kalau gini sih FIX! Jangan kan tujuh turunan, tujuh tanjakan, plus tujuh belokan juga gak akan habis-habis harta keluarga Gavin.I Seru Gwen.
Sepanjang perjalanan menuju kediaman Aiden, Gwen memang disajikan banyak hal yang dapat membuatnya sadar kalau keluarga Gavin ini adalah keluarga yang kaya raya. Mulai dari setiap kediaman masing-masing keluarga Gavin, hingga perhiasan emas yang di pakai para wanita di kediaman ini. Semua nya benar-benar membawa Gwen ke satu kesimpulan, keluarga Gavin kaya nya setara Raja.
KIni mata nya Gwen menatap sebuah gerbang yang sangat tinggi yang di balik gerbang itu terlihat sebuah bangunan yang sangat besar dan indah yang di cat dengan warna kuning gold yang mendominasi. Barulah setelah nya ada beberapa bagian yang dicat warna coklat tua, tapi ya gak tua-tua banget! sekitaran umur 40-45 lah, hehehe. Otak Gwen memang sering sengklek seperti ini. Terkadang saat dia menggambarkan sesuatu, hanya dia dan Tuhan lah yang tahu maksud nya apa.
"Ayo Gwen masuk. Aiden pasti ada di dalam." Ujar Danieta.
Ya!! Benar! Ternyata sedari tadi yang menemani Gwen menuju ke kediaman Aiden adalah Danieta, siluman ular-ups salah-bibi nya Aiden.
Entah karena Danieta sedang berbaik hati atau memang dia sedang gabut saja, dia saat ini menyempatkan diri nya untuk mengantar Gwen ke kediaman Aiden.
"Buka gerbang nya." Perintah Danieta pada penjaga gerbang kediamana Aiden.
Si penjaga gerbang terlihat ragu-ragu sebab dia sudah di instruksikan oleh asisten pribadi Aiden yang bernama Rery untuk tidak membiarkan siapapun masuk hingga hari pernikahan tiba.
Nah hari ini bukanlah hari pernikahan. Hari pernikahan masih besok pagi. Tapi hari ini tiba-tiba saja nyonya Danieta datang dan memerintahkan supaya gerbang itu di buka. Si penjaga jadi bingung harus berbuat apa. Karena apapun yang dia perbuat, tantangan nya tetap adalah di pecat.
Jika dia tetap menutup pintu gerbang itu maka dia akan di pecat oleh nyonya Danieta. Jika dia membukakan pintu gerbang itu maka dia akan di pecat oleh tuan Muda Aiden. Sungguh dua pilihan yang bukan lagi sulit tapi tidak bisa dipilih.
"Kau akan tetap terus diam begitu? Mau aku pecat?!" Bentak Danieta dengan wajah amat marah pada si penjaga yang sedari tadi malah bengong.
"Seharusnya dalam peraturan yang diberikan oleh tuan Rery, ada sedikit saja SOP dalam menghadapi situasi ini." Ucap si penjaga galau dalalam hati.
Di tengah kegalauan nya yang hakiki itu, untung saja Rery datang. Karena hanya Rery lah yang bisa menghadapi situasi seperti ini. Hal ini karena, tidak ada satu pun anggota keluarga Gavin yang bisa memecat Rery kecuali Aiden sendiri.
"Nyonya Danieta? Tumben sekali nyonya datang berkunjung ke gubuk kami. Angin apa kira-kira yang membawa nyonya bersusah payah ke tempat ini?" Ujar Rery dari dalam pagar.
"Hentikan basa basi mu Rery, dan cepat buka gerbang ini! Kaki ku sudah terlalu lelah berdiri disini." Bentak Danieta lagi.
"Mohon maaf nyonya, tapi instruksi dari tuan Aiden sangat jelas. Beliau tidak mau bertemu siapapun sebelum hari pernikahan." Jawab Rery tetap woles.
"Aku ini bibi nya Aiden! Aku ini bukan orang lain! Cepat buka gerbang ini." Bentak nya sekali lagi.
"WOKE! ini sudah empat kali dia menarik urat leher nya, untuk memerintahkan supaya pintu gerbang ini di buka. Dua ke penjaga gerbang. Dan dua ke pria ini. FIX! Hubungan wanita ini dan Aiden pasti tidak lah baik."
Dalam diam nya, Gwen terus menganalisis segala yang dilihatnya. Dari bagaimana cara Danieta berbicara, Gwen dapat simpulkan kalau Danieta adalah pribadi yang bossy, arrogant, dan paling tidak suka apa yang dia perintahkan tidak dikerjakan. Wanita ini juga tidak sabaran dan tempramental.
"Selamat lah kau Angela!! Semoga kau dan ibu mertua mu ini bisa akur dan hidup bahagia bersama selama nya." Gwen menunduk agar tawa bahagia nya tidak terlihat oleh siapapun.
"Akhirnya ada juga hal yang memacu adrenalin dalam hidupnya Angela. Aku kira dia akan hidup sebagai putri raja sepanjang kisah hidup nya?" Gwen kembali tertawa kecil. "Tapi akhirnya Tuhan ingat, dalam semua kisah putri di negeri dongeng selalu saja ada peri jahatnya. Dan siapa sangka, peri jahat untuk Angela adalah ibu mertua nya sendiri.” Gelak Gwen dalam hati.
Sebagai pihak yang selalu tertidas di rumah kediaman keluarga Meteo, tidak salahkan kalau Gwen ingin melihat sekali saja, Tuhan itu adil. Jangan dia terus dong yang menjadi pihak yang ditindas.
"Tunggu dulu!" Tiba-tiba Gwen merasa ada mengganjal dalam pikirannya.
"Kalau Angela adalah peri jahat yang sedang menyamar sebagai peri baik. Lalu dia dipertemukan dengan seorang ibu mertua yang kejam. Apa benar Angela yang akan kalah? Bagaimana kalau ibu mertua nya yang akan tremor menghadapi Angela? Atau bagiaman kalau dua-dua nya tremor?" Ucap Gwen dalam hati lalu tertawa lagi membayang Angela dan wanita yang sedang marah-marah di depan nya itu tremor karena ulah lawan mereka masing-masing.
"Jangan tertawa saja Gwen!! itu kan kalau dua-dua nya saling berlawanan. Nah bagaimana kalau peri munafik dan ibu mertua kejam ternyata tidak saling menyerang? bagaimana kalau mereka membuat sebuah aliansi alias mereka bekerja sama? Selamat Gwen!! Kalau sampai itu yang terjadi maka satu-satu nya orang yang akan tremor disini adalah dirimu."
Gwen pun seketika itu berhenti tertawa. Penderitaan hidup seorang Cinderella yang digabungkan dengan penderitaan hidup nya seorang Snow White pun pasti masih akan kalah dengan penderitaan yang akan Gwen rasakan kalau sampai dua devil berjenis kelamin wanita ini berkoalisi.
"Waduh! Bisa runyam hidup ku!" Seru nya tiba-tiba dan langsung mengangkat kepalanya karena di saat bersamaan pintu gerbang besar itu di buka.
