Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3 Sangat panas

Setelah makan malam selesai, Suxuan diantarkan oleh Wuhan menuju ke kamar di lantai atas. Di lantai dua hanya ada kamar tamu, sementara semua orang tinggal di lantai bawah.

"Suxuan, aku sangat menginginkanmu, aku tidak sabar kita resmi menikah, sayang!"

Pintu dibiarkan terbuka dan Wuhan meminta untuk melakukan hubungan badan lagi. Tubuh Wuhan menempel pada tubuh Suxuan seperti pria ketagihan.

"Ah, Suxuan, berikan aku lagi, hemh?" Wuhan melumat bibirnya dengan penuh nafsu sambil meremas buah dadanya. Tubuh Suxuan ditelanjangi dan kedua pahanya ditekan ke atas, Wuhan mendorong bokongnya maju dan terus menggeseknya hingga cairan Suxuan membasahi seprei.

"Ouh, Wuhan, ouh, emh, kita belum menikah, ah, kita tidak boleh terus melakukan ini, ah, ah, ah ah, ssh, oukh," napas Suxuan mulai tersendat-sendat. Wuhan sangat bernafsu dan terus mendorong maju dengan sangat cepat.

Di luar pintu Zuxiao berdiri dan langkah kakinya terhenti tepat di ambang pintu. Dia melihat lubang sempit merah di sela-sela bukit belantara yang selalu menjadi miliknya dinikmati oleh putranya. Zuxiao sangat marah tapi dia tidak berencana menunjukkannya di depan Wuhan.

Sementara itu, Suxuan melihat Zuxiao dan dia masih memeluk tengkuk Wuhan dengan tubuhnya yang telanjang, Suxuan tengah berhubungan badan dengan Wuhan dan dia sangat menikmatinya.

"Ah, ah, Wuhan, ah!"

"Suxuan, tubuhmu sangat nikmat, oh, oh!"

Zuxiao mengepalkan tangannya, dia segera mengetuk daun pintu yang terbuka.

Wuhan langsung berhenti dan menarik diri dari atas tubuh Suxuan, dia sangat malu karena didapati telanjang bulat oleh ayahnya dan sedang bersetubuh dengan Suxuan, Wuhan buru-buru berlari ke kamar mandi untuk membersihkan sisa-sisa cairan di batangnya.

Suxuan malah membuka pahanya dengan sengaja dan Zuxiao datang mendekati lalu menyentuh lubang sempit merah yang kini telah basah.

"Apa kamu lupa siapa yang seharusnya memiliki ini? Jangan lupa dengan kontrak kita!" Ujarnya sambil mengaduknya dan membenamkan jarinya ke dalam.

"Ah, Zuxiao .... Aaaahhh!"

"Wanita liar! Kamu lebih menarik sekarang, lihat saja malam nanti, besok kamu tidak akan bisa berjalan dengan normal!" Desisnya di telinga Suxuan.

"Awh, ah, Zuxiao, kamu pria gila, aaah!"

"Kamu hanya boleh melayaniku!" Zuxiao mengorek lubangnya dan membuat cairannya mengalir lebih banyak di atas seprei. Zuxiao menatap gundukan berbulu itu dipenuhi dengan cairan, dia merasa sangat bernafsu, apalagi buah dada montok Suxuan tampak sangat mengundang selera. Jika tidak ada Wuhan di dalam kamar mandi, lubang sempit itu sudah dia hajar sejak awal ketika melihatnya.

***

Beberapa menit kemudian, Wuhan sudah keluar dari dalam kamar mandi dan dia melihat ayahnya berdiri di balkon sambil menyulut api pada sebatang rokok sementara Suxuan sudah memakai baju tidur dan duduk di tepi ranjang.

"Aku akan keluar sebentar, kamu tidurlah dulu!"

Suxuan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

Wuhan keluar dari dalam kamar lalu menutup pintu.

"Papa mencariku?"

"Hem, aku ingin berbicara denganmu, walau bagaimanapun kalian masih kuliah, jika Suxuan hamil itu akan membuat studi kalian tertunda."

Wuhan paham apa maksud ayahnya dia menganggukkan kepalanya.

"Pa, aku ingin menikahinya setelah lulus nanti, aku ingin membawanya bepergian ketika kami melakukan penelitian ke berbagai pelosok dunia."

Zuxiao tertawa, lalu menatap ke langit di atas kepalanya. Dia tidak percaya ada cinta yang begitu manis di dunia ini, gadis di dalam kamar itu adalah miliknya, Zuxiao lupa hanya memiliki kontrak satu tahun dengan Suxuan dan mereka sudah berhubungan badan selama beberapa bulan.

Zuxiao ingin mengatakan niatnya pada Wuhan, sebenarnya dalam hatinya dia sama sekali tidak setuju jika Wuhan memutuskan untuk menikah dengan Suxuan karena Suxuan hanya wanita malam bagi Zuxiao.

Tidak boleh ada hubungan serius di antara keduanya karena Wuhan adalah putra satu-satunya bagi Zuxiao dan Wuhan akan menjadi penerusnya suatu hari nanti. Dia bercerai dengan ibu Wuhan tanpa memiliki anak, dan mereka menikah ketika istrinya itu hamil. Wuhan sama sekali bukan putra kandungnya. Lilia adalah istri ke duanya.

"Aku tidak mengizinkan kalian tidur bersama sebelum benar-benar menikah, apa kamu tidak setuju dengan pendapatku?"

Wuhan menghela napas berat. "Ya, baiklah, terserah Papa saja!"

Zuxiao memeluk bahunya dan membawanya turun ke lantai bawah.

Suxuan mendengar langkah dua orang turun dari lantai atas, dia segera keluar dari dalam kamar dan duduk di kursi balkon.

Angin semilir bertiup menyapa pipi dan helaian rambut panjangnya, gaun malam tipis warna gelap yang menjadi satu-satunya penutup tubuhnya ikut berayun-ayun diterpa angin.

"Zuxiao, apa kamu tidak ingin aku menikah dengan satu-satunya keturunanmu? Lihat saja nanti, aku atau kamu yang akan menang dalam pertempuran kali ini!" Suxuan mengukir senyum penuh ejekan di bibir mungilnya.

Tidak lama kemudian dia melihat pelayan dan Lilia datang. Pelayan itu membawa nampan berisi camilan dan satu teko teh.

Suxuan segera berdiri dan menunjukkan hormat padanya.

Lilia menatap tubuh Suxuan dari ujung kepala hingga ujung kaki, pinggang Suxuan ramping dengan pinggul dan bokong besar. Buah dadanya juga terlihat sangat montok dan begitu penuh.

"Tuan memintaku untuk mengantarkan camilan untukmu!"

"Terima kasih Nyonya Lilia." Balas Suxuan dengan sopan.

Lilia menatap pelayan di sampingnya lalu memberikan isyarat pada pelayan itu agar pergi meninggalkannya. Begitu pelayan tersebut pergi, dia langsung mendekati Suxuan dan menyentuh rahangnya.

"Suamiku tidak pernah mengizinkan orang menginap di rumahnya, bahkan keluargaku tidak satu pun dari mereka yang pernah tidur di rumah ini. Melihatmu leluasa tinggal di sini, apa jangan-jangan kamu sudah mengenalnya jauh hari sebelum hari ini?"

Suxuan melirik Lilia dengan ekor matanya, istri ke dua Zuxiao lebih pendek dari tinggi tubuh Suxuan.

"Nyonya terlalu jauh menilai, aku sama sekali belum pernah bertemu dengan Tuan Zuxiao, apalagi selama ini aku dan Wuhan begitu sibuk untuk melakukan penelitian di kampus!" Elaknya dengan senyum ramah.

Lilia langsung tertawa mendengar ocehan Suxuan, dia sama sekali tidak percaya dengan kata-kata Suxuan. Apalagi baju tidur tipis itu sengaja diberikan sendiri oleh Wuhan sebagai baju ganti malam ini.

Lilia mendekat dan menyentuh bahu Suxuan.

"Hahahaha! Kamu lucu sekali! Tidak perlu berpura-pura padaku, aku tahu kalian memiliki hubungan lebih dari sekedar pacar, kalian sudah melakukan hubungan badan lebih dari sekali."

Suxuan mengukir senyum tidak senang, meski tuduhan itu benar tapi dia merasa hal itu tidak pantas dibahas dengan terang-terangan dia sangat ingin menampar wajah Lilia, entah kenapa dia merasa wanita ini akan menyulitkannya di masa depan.

Lilia sangat puas melihat amarah di kedua mata Suxuan, dengan santai dia langsung melenggang pergi dan turun dari lantai dua.

***

Pada malam hari, Lilia menunggu Zuxiao di dalam kamar, dia duduk di depan meja rias sambil menyisir rambutnya.

Sejak sore tadi dia melihat Zuxiao mengobrol dengan Wuhan di ruang tengah, hari sudah larut dan dia sudah tidak sabar Zuxiao datang untuk memadu cinta bersamanya. Bisa dibilang Zuxiao lebih sering pergi ke luar dibandingkan tinggal di rumah, hari ini Lilia melihat Zuxiao tidak pergi dan pikirnya mereka akan melakukan hubungan panas.

"Kenapa dia tidak datang? Sudah lewat tengah malam!" Keluh Lilia sambil cemberut.

Dia menatap wajahnya yang sudah berdandan cantik di depan cermin. Karena tidak sabar, Lilia segera berdiri dari kursinya dan melihat ke luar. Dia hanya ingin melihat Zuxiao, entah pria itu menyentuhnya atau tidak itu adalah keputusan Zuxiao bukan keputusan Lilia.

Saat membuka pintu, dia tidak melihat Zuxiao di sofa ruang tengah, tapi ketika tatapan matanya tertuju ke arah tangga, dia melihat Suxuan dalam gendongannya dan Suxuan masih mengenakan gaun malamnya, baju itu tampak berantakan dan membuatnya terlihat setengah telanjang, mereka melakukan hubungan badan sambil terus berjalan menuju ke lantai atas. Lilia melihatnya sendiri dengan kedua matanya, bokong telanjang Suxuan diremas oleh tangan kekar Zuxiao, Suxuan mengerjap nikmat sambil menggoyangkan bokongnya dalam gendongan Zuxiao. Wajah liar penuh gairah Zuxiao baru kali ini dia lihat, pria itu sibuk melumat buah dada Suxuan, pemandangan itu membuat Lilia sangat kesal dan marah. Lilia mengepalkan tangannya.

"Wanita rendahan dan tidak bermoral!"

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel