Pustaka
Bahasa Indonesia

Pemuas Gairah Ayah Mertua

52.0K · Ongoing
Jackie Boyz
44
Bab
2.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

21++Suxuan menjalin hubungan terlarang dengan Zuxiao, dia hanya ingin uang. Ya, dunianya hanya untuk uang. Suxuan merasa uang lebih penting daripada apapun di dalam hidupnya. Akan tetapi pria yang memberikan uang dan menggunakan tubuhnya ternyata adalah ayah dari Wuhan, pacarnya. Semuanya menjadi semakin rumit ketika Wuhan memutuskan untuk meresmikan hubungan antara mereka berdua!

DewasaMenantuPerselingkuhanKeluargaPernikahanMemanjakanNovel MemuaskanPlot TwistEmosionalDrama

Bab 1 Desah penuh gairah

"Akh!"

"Apa kamu puas?"

"Zuxiao, awh, kamu memiliki selera yang aneh!"

"Berhentilah memekik, atau aku tidak akan berhenti sampai dua jam lagi!" Zuxiao mendorong keras sambil meremas buah dadanya. Sangat keras dan Suxuan merasa hampir sekarat dibuatnya.

"Zuxiao, kamu gila, oh!"

"Suxuan, bukankah kamu sangat menikmatinya?" Zuxiao menyentuh rahang Suxuan dari belakang.

Tubuh telanjang Suxuan dia tekan dari belakang dan terus dia masuki, Zuxiao sangat menikmatinya, dia mendorong dan terus mendorong, sampai tubuh telanjang Suxuan kembali meregang dan mencapai batasnya.

Tubuh mulus Suxuan pun terkulai di atas kasur. Zuxiao menatapnya dengan wajah puas lalu meremas buah dadanya dari belakang.

"Sayang, kamu memang yang terbaik!"

Bokong Suxuan juga dicubitnya dengan mesra dan penuh nafsu.

Zuxiao sudah tidak muda lagi, pria ini memiliki selera aneh dalam bercinta. Dia membayar Suxuan dengan uang yang tidak sedikit hanya untuk menjadi pelayan tetap nya di ranjang.

Mereka berdua bertemu di dalam klub malam di mana Suxuan mengambil pekerjaan paruh waktu. Awalnya Suxuan tidak benar-benar ingin menjadi pemuas nafsu pria paruh baya itu tapi dia terlanjur menerima sejumlah uang banyak darinya dan menyetujui kontrak kerja sebagai pasangannya di ranjang selama satu tahun.

***

Kampus Tianan. Suxuan berjalan di jalan setapak menuju ke dalam gedung. Jauh di belakangnya Wuhan pria yang mengambil jurusan arkeologi bersama dua rekannya sedang bercanda. Mereka tiba-tiba berteriak dan tertawa, sebuah benda milik Wuhan dibawa kabur oleh rekannya.

"Hei, kembalikan, itu punyaku! Hei, jangan bercanda!"

"Ambil saja, ayo kejar aku!" Anfu berlari sambil tertawa dan sengaja berjalan di depan Suxuan. Dia melihat gadis dengan paras cantik meski penampilannya sederhana. Suxuan memang sangat cantik dan tubuhnya juga tinggi dengan buah dada montok serta pinggang yang sangat ramping.

Wuhan mengejar dan secara tidak sengaja menabrak Suxuan hingga wanita itu jatuh menimpanya di atas jalan setapak. Dadanya yang montok membentur dada Wuhan.

Wuhan merasa sangat hangat dan buah dada wanita itu terasa lembut, kenyal dan membuatnya terus terpaku dalam pandangannya.

Kaos Suxuan memang memiliki belahan dada rendah dan membuat buah kenyal itu tampak seksi ketika dalam posisi seperti sekarang. Pinggangnya yang ramping digenggam Wuhan.

Wuhan merasa darahnya mendidih dan jantungnya menjadi berdebar-debar. Untuk pertama kalinya dia memeluk wanita yang begitu cantik dengan tubuh yang sangat seksi.

Wajah Wuhan memerah dan benda di dalam celananya mulai berdenyut-denyut.

"Nona, apa kamu baik-baik saja? Aku tidak sengaja menabrak mu, maafkan aku!"

Suxuan tahu ada yang tidak beres, dia langsung bangun dan melihat celana Wuhan. Bukannya marah, Suxuan malah tertawa lalu mengurung kepala Wuhan dengan kedua lengannya.

"Kamu memiliki selera yang tinggi, kamu tidak akan bisa mengatasinya!" Usai berkata demikian, Suxuan sengaja menekan sisi bawah tubuhnya di atas tubuh Wuhan dan membuat Wuhan tidak pernah bisa melupakan momen itu untuk selamanya!

"Akh, No-nona, akh!"

"Pria jantan, kamu tidak akan pernah bisa tidur nyenyak setelah hari ini." Godanya sambil memberikan gigitan di telinga Wuhan kemudian bangun dan pergi.

"Gadis yang sangat nakal, dia juga sangat cantik, tubuhnya sangat seksi sekali." Pujinya.

***

Beberapa hari ke depan mereka lebih banyak berinteraksi. Di perpustakaan Wuhan juga mengikutinya.

Di samping rak buku yang begitu sunyi, Wuhan berdiri di sisinya dan membantunya membawakan banyak buku yang diinginkan Suxuan.

"Apa kamu akan membaca semua ini?"

"Ah, itu, aku hanya ingin menjadikannya bantal untuk tidur!" Balasnya sambil terkekeh menatap Wuhan yang kini tidak tahu cara mengekspresikan diri di depannya lalu pada detik berikutnya keduanya tertawa keras bersama.

"Hahahaha!"

Pukulan rotan di meja tiba-tiba mengejutkan mereka berdua.

"Kalian! Apa masih tidak tahu peraturan di sini? Kalau tidak bisa menjaga nada suara, keluar saja!"

Wuhan menggenggam tangan Suxuan dan membawanya berlari ke halaman belakang kampus. Di sana ada taman yang luas dan sepi.

Keduanya duduk di atas rumput. Suxuan masih tertawa karena kejadian barusan. Wajah dan ekspresinya terlihat sangat cantik sekali.

Wuhan tidak bisa memalingkan wajahnya dan hanya terpaku menatapnya seperti melihat bidadari surga.

Dia berharap suatu hari nanti Suxuan akan membalas perasaannya dan dia hanya ingin memiliki Suxuan di masa depan.

"Hei? Halo? Wuhan?" Suxuan mencubit pipinya dan Wuhan baru tersadar dari lamunannya.

"Kamu sangat cantik sekali."

"Em, benarkah? Jangan bercanda itu tidak lucu,"

"Sungguh! Aku tidak berbohong !"

Mendengar pernyataan itu Suxuan langsung rebah di pangkuan Wuhan lalu mengulurkan tangannya dan mulai menyentuh bibir tipisnya, batang hidungnya dan pipinya lalu berhenti menyentuh.

Suxuan melihat telinga Wuhan memerah, dia langsung menarik kemejanya hingga pria itu membungkuk dan mencium bibirnya.

"Umh, umh, umh."

Mereka saling melumat bibir satu sama lain dan napas Wuhan mulai terdengar memburu, keringat di tubuhnya mulai mengucur deras.

Dalam satu menit tubuh Suxuan ditindih olehnya dan bibirnya terus dilumat.

Pagutan Wuhan turun di leher Suxuan.

"Ah, Wuhan, ah,"

"Aku menginginkanmu, emh, aku suka denganmu, Suxuan." Bisiknya lalu membuka kaos ketat Suxuan ke atas dan mulai memagut kedua buah dadanya yang montok dan seksi.

Suxuan meremas bahu Wuhan dan menikmati momen itu.

Tangan Wuhan turun ke pinggang rampingnya, lalu pindah ke dalam roknya.

Suxuan membuka kakinya sedikit dan area itu langsung basah, penutup tipisnya di tarik ke samping. Wuhan terlihat sangat terburu-buru dan mulai menekannya masuk hingga ke pangkalnya, satu paha Suxuan ditekannya ke samping.

"Ah, ah, ah, ah, aku sangat menginginkanmu, ah, Suxuan ...."

Suxuan tersenyum sambil memejamkan matanya, dia hanya merasa geli. Dan aksi itu sudah berakhir dalam beberapa menit, Wuhan memuntahkannya di luar dan mengotori rumput di bawah bokong Suxuan.

"Suxuan, aku mencintaimu!"

"Apa kamu puas denganku? Wuhan kamu benar-benar melakukannya denganku, bagaimana jika kamu malah menikah dengan wanita lain?" Tanyanya seraya menatap kedua matanya.

"Ya, aku sangat puas denganmu, aku tidak ingin wanita lain. Aku akan setia padamu!"

Suxuan membuka kakinya lebih lebar dan berbisik di telinga Wuhan. "Lakukan sekali lagi!"

Mereka bergumul lebih dari satu jam di atas rumput, pada permainan kedua Wuhan menjadi lebih kuat dan mencoba berbagai posisi.

"Ah, ah, Wuhan, oh, ayolah lebih cepat lagi, aah!"

"Kamu sangat cantik Suxuan, ah, ah, aku sangat mencintaimu!"

Sampai petang mereka baru berhenti. Puas bermain-main Suxuan meminta Wuhan untuk mengantarkannya pulang. Wuhan mengemudikan mobilnya dengan perlahan sambil menoleh ke samping untuk melihat wajah Suxuan yang cantik.

"Antarkan aku pulang, ada toko kelontong di perempatan tidak jauh dari kampus, turunkan aku di sana, oke?

"Kenapa tidak sampai di rumah?"

Suxuan selama ini tinggal di rumah neneknya dan jika sampai neneknya melihat dia membawa seorang pria pulang ke rumah pasti dia akan khawatir padanya.

"Tidak, sudah dekat lagi pula hanya beberapa ratus meter saja! Aku bisa jalan kaki!" Ujarnya memaksa sambil memeluk lengan Wuhan di sampingnya.

"Baiklah, aku akan menurutimu, lain kali aku akan mengantarmu sampai di rumah dan kamu tidak boleh menolakku!" Ujarnya sambil mencubit hidungnya.

Mobil Wuhan berhenti di pinggir jalan tepat di samping toko kelontong. Suxuan segera turun lalu melambaikan tangan padanya.

"Ya, tentu, dah!"