Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Berikan servis yang bagus

Lilia hanya bisa mengepalkan tangannya tanpa berani menunjukkan kemarahan di depan Zuxiao.

Di kamar lantai atas, Suxuan sudah direbahkan di ranjang dan Zuxiao sibuk menikmati tubuhnya seperti serigala lapar.

"Akh, Zuxiao, ah, ampuni aku," Suxuan merengek dengan wajah kelelahan.

Zuxiao mengukir senyum penuh nafsu dan terus mengaduk serta menekan ke depan hingga tubuh Suxuan menggelepar di ranjang.

Jemari tangan Suxuan meremas seprei di kedua sisi tubuhnya, tubuh telanjang miliknya terus ditekan dan dimasuki. Suxuan merasa tubuhnya menjadi sangat panas dan keringat mulai mengucur membasahi sekujur tubuhnya.

"Kamu lupa dengan apa yang aku katakan sore ini?"

Suxuan menggelengkan kepalanya dia menatap pria paruh baya yang kini tengah menyetubuhinya dengan sangat liar dan bergairah.

"Aku ingat, kamu ingin menghukum ku, ta-tapi bukan salahku Wuhan menginginkan aku, ah, ah, Zuxiao, aaahh, aaouh, aaah!" Tubuh Suxuan terus didesak dan didorong dengan sangat cepat. Suxuan sudah tidak tahan lagi dan tubuhnya pun langsung meregang.

Zuxiao menambah kecepatan hentakannya dan mereka bersama-sama meraihnya. Tubuh Suxuan dipeluknya dengan erat dengan kedua lengannya. Dia merasakan emosinya, raut wajah pria itu terlihat tidak biasa.

Suxuan tidak mengerti kenapa Zuxiao melakukannya, biasanya pria itu tidak pernah menunjukkan emosi dan perasaan di depannya.

Suxuan tidak ingin jatuh, tujuannya melayani Zuxiao selama ini hanya untuk uang bukan untuk jatuh ke dalam jerat perasaan.

Suxuan memukul punggungnya, Zuxiao mengangkat tubuhnya dan menyangga menggunakan kedua lengannya, dia menolak pergi, Suxuan tetap tinggal dalam pelukannya dan kedua organ intim mereka masih terpaut satu sama lain. Wajah mereka begitu dekat, Suxuan merasa semakin aneh.

"Suxuan ...." Zuxiao menyebut namanya lalu melumat bibirnya dan membuat bokong Suxuan kembali bergerak naik-turun di atas pangkuannya.

"Ah, ah, Zuxiao, ouh, ouh, emh,"

"Aku sangat menikmati tubuhmu, aku suka sekali," bisiknya dengan ekspresi wajah sangat bergairah.

"Em, ya, ah, ah, ampuni kesalahanku, oke?" Bisik Suxuan, dia mencoba merayunya agar Zuxiao berhenti menghukumnya.

Ditekannya bokong Suxuan ke arahnya hingga miliknya benar-benar masuk sangat dalam.

"Aaaahhh, Zuxiao, oukh, kamu gila!"

Zuxiao sangat senang melihat Suxuan mencapai puncaknya, dia ketagihan melihat wajah kecil itu merengek dan memintanya berhenti. Ada sensasi aneh menjalar di seluruh tubuhnya ketika melihat reaksi Suxuan. Zuxiao menginginkan lebih banyak dan lebih lama.

"Kamu sangat menarik ketika seperti ini!" Bisiknya di telinga Suxuan.

Suxuan memejamkan mata sambil membuka bibirnya, dia menatap wajah pria paruh baya yang seharusnya seusia dengan pamannya.

"Sebenarnya kapan kamu akan melepaskanku?" Tanyanya dengan wajah tidak sabar.

"Suxuan, aku akan memakai tubuhmu sampai pagi!" Senyum kembali mengembang di bibirnya, Zuxiao segera mengganti posisinya dan membiarkan Suxuan menungging sambil meremas kasur di bawahnya.

Suxuan tidak tahu, dia hanya mendesah-desah sepanjang malam sampai pagi. Zuxiao sungguh tidak bisa berhenti melakukannya dan terakhir mereka melakukannya di balkon, Suxuan menungging sambil berpegangan pagar pembatas.

Zuxiao sangat menikmatinya, dia mendorong maju sambil meremas buah dada Suxuan. Nafsunya tidak pernah kunjung padam, semakin lama semakin bersemangat untuk terus melakukannya.

Sekitar pukul setengah enam pagi, Zuxiao menatap sekujur tubuh yang memerah akibat cengkeraman tangannya, terutama pada daerah sekitar pinggang Suxuan.

Wanita itu sedang duduk di ranjang dengan kedua paha mengangkang. Zuxiao masih menikmatinya sekali lagi. Rokok menyala di bibir tipisnya, bokongnya terus mendorong maju dan dia melihat Suxuan hampir dibuatnya pingsan.

"Kamu sangat seksi!" Tuturnya sambil terus mengayunkan pinggangnya.

"Zuxiao, kamu ingin aku mati! Sebenarnya kapan ini akan berakhir? Kamu tidak cemas Lilia datang lalu menamparku?" Tanyanya dengan wajah masam.

Zuxiao mendekatkan wajahnya lalu melumat bibirnya sambil meremas buah dadanya.

"Umhh, umhh, umhh." Suxuan mendesah dalam lumatan bibirnya. Dia memutuskan untuk menyerah dan membiarkan Zuxiao mendapatkan apa yang diinginkan.

Sampai pukul enam pagi, Zuxiao mendengar suara langkah kaki mendekati kamar. Untungnya dia sudah mengunci pintu saat kembali dari balkon pukul lima tadi.

Ketukan pintu terdengar, disusul suara pelayan.

"Nona? Nyonya meminta Anda turun untuk sarapan!"

Bibir Suxuan masih dalam lumatan Zuxiao, pria itu malah menggila ketika mendengar suara pelayan datang. Dia sengaja menekan dalam-dalam dan menghentak dengan lebih keras hingga Suxuan memekik lantaran tidak tahan oleh tekanannya.

"Aaaaahhhhh! Emh, oukh!"

"Bagus, memekiklah lebih keras! Ah, ah, Suxuan kamu sangat cantik!" Desis Zuxiao dengan tidak sabar.

"Ampunh, ouh, ouh, ah!"

"Nona? Anda baik-baik saja?"

"Ya, nanti aku akan tu-run, akh! Aku-ouh, hentikan, aku tidak ingin ketahuan!" Suxuan meronta dan menggoyangkan pinggulnya ke samping.

Zuxiao malah semakin senang, dia semakin menekannya lebih dalam lagi.

Suxuan langsung mendongak dan mengejang hebat.

"Aaahhhh, aahh, kamu sudah gila, oouh!"

Zuxiao menyentuh rahang Suxuan lalu mencium leher dan melumat buah dadanya. Dia sangat senang dan menikmati pelayanannya.

***

Di ruang makan, Lilia meremas garpu, Wuhan masih tidur di kamarnya karena kelelahan akibat terlalu banyak bersetubuh kemarin.

Lilia tidak percaya dirinya akan terus diabaikan. Dari segi usia dan penampilan menurutnya dirinya juga masih muda dan cantik jika dibandingkan dengan Suxuan.

Pelayan yang tadi dia minta memanggil Suxuan sudah turun dan melapor padanya.

"Nyonya, Nona Suxuan mengatakan dia akan turun nanti."

"Ya, kembalilah bekerja!" Perintahnya.

Dalam hati, Lilia sangat kesal dan marah.

Zuxiao, sejak semalam kamu masih belum turun dari lantai atas! Lihat saja, apa kamu pikir aku tidak bisa melawan wanita rendahan itu? Aku akan menyingkirkannya darimu!

Lilia sudah bersumpah di dalam hati, dia tidak akan membiarkan Suxuan mengambil yang seharusnya menjadi miliknya.

***

Hampir pukul tujuh, Zuxiao baru turun dari lantai atas. Pria itu memakai piyama hitam yang dikenakan semalam.

Rambutnya basah dan ada aroma sabun melekat di tubuhnya. Penampilannya terlihat segar dan mempesona. Meski usianya sudah tidak muda lagi, Zuxiao selalu memiliki pesonanya.

Di ruang makan dia langsung duduk dan menikmati sarapannya.

Sementara itu, Suxuan yang sudah hampir pingsan berusaha berjalan perlahan. Bagian intimnya terasa pedih dan kedua kakinya gemetaran.

Suxuan tidak membawa baju ganti, hari ini dia memakai baju yang juga dia pakai dua hari kemarin, karena kedatangannya ke rumah Wuhan sama sekali tidak dia rencanakan.

Dengan hati-hati dia turun dari lantai atas. Kedua kakinya yang goyah membuat Lilia menatapnya dengan wajah muram.

Zuxiao menyembunyikan senyum di bibirnya, Lilia melihat senyum itu. Zuxiao hampir tidak pernah mengukir senyum ketika berada di sisinya.

Suxuan berjalan dengan kaki tertatih-tatih menuju ke kursi ruang makan.

"Selamat pagi!" Sapanya dengan sopan pada Lilia dan Zuxiao.

Lilia menatap Suxuan dengan pandangan mata tidak beredip, kaos ketat dengan belahan dada rendah itu memang sangat menggoda. Buah dada Suxuan yang montok terlihat menyembul sebagian, ranum dan harum seperti buah persik yang masak.

Wajahnya tampak kelelahan tapi masih tetap cantik dan memikat. Rambut panjangnya masih sedikit basah, dan pinggangnya terlihat sangat ramping.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel