Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Pria yang bersamaku setiap malam adalah calon mertuaku

Satu wanita sedang berjoget di bawah alunan suara musik.

"Suxuan, apa kamu ada rencana malam ini?"

"Entahlah, aku hanya ingin menikmati malam ini!"

Pria asing bertubuh tinggi menyentuh pinggangnya dari belakang.

"Aku akan membayarmu malam ini!"

Suxuan segera menepisnya dan menjauh sambil tertawa.

"Aku tidak suka denganmu, aku tidak akan pergi,"

Suara musik berisik jedak-jeduk memenuhi ruangan dengan lampu kerlap-kerlip. Kaki beberapa orang berjingkrak di tengah ruangan. Beberapa berdansa bersama pasangannya, satu wanita berjoget mengikuti irama lagu berada di tengah lima pria.

Seorang pria duduk mengawasi dari kursi, tangan kanannya memegang segelas anggur, sorot matanya tajam menatap Suxuan yang kini dikerubungi banyak pria seperti mengupas kulit buah.

Satu temannya kebetulan melihat pria paruh baya itu dan bertanya padanya.

"Suxuan, kamu kenal dengannya?"

"Apa? Aku tidak bisa mendengar mu!"

"Dia mengawasimu sejak tadi!" Teriaknya.

"Anwei, diamlah dan berjoget saja, kita akan menari sampai malam nanti!" Serunya sambil tertawa.

Lima menit kemudian lengan Suxuan ditarik oleh tangan kekar dan dibawa pergi ke sebuah ruangan. Tubuhnya dilempar di atas ranjang dan bajunya dilucuti dengan kasar. Darah panas bergolak dan membuat ranjang berderak-derak sangat berisik.

"Suxuan, kamu lupa dengan perjanjian kita?"

"Zuxiao aku tidak melayani orang lain selain dirimu, awh, em, pelan sedikit, ah!"

"Aku ingin merobeknya dan mencabiknya, aku ingin mencongkelnya lebih dalam dan mengoreknya, menekannya, membuatnya mengalir, seperti sekarang!"

"Aaaaakhhhh!" Suxuan memekik tubuhnya meregang, jemari tangannya meremas kuat punggung Zuxiao.

"Zuxiao, kamu sudah tidak waras!" Tubuh telanjang Suxuan menggelepar di ranjang sementara Zuxiao menciumi setiap inci kulitnya dan berhenti di antara paha Suxuan.

Tubuh Suxuan menggeliat menikmati setiap sapuan lidah panas pria paruh baya itu.

"Emh, sshh, Zuxiao, oh, hentikan!"

"Menurutlah! Di ranjang kamu adalah milikku!"

Zuxiao adalah pria pertama yang mengambil kesuciannya, dan karena itu Suxuan mendapatkan uang yang sangat banyak darinya.

Ini bukan pertama kalinya, satu minggu yang lalu mereka bertemu dan mengikat hubungan terlarang, keduanya sudah sepakat, dan hubungan itu hanya akan terjadi di ranjang.

Akan tetapi beberapa hari ini, Zuxiao sedikit lebih peka dan menunjukkan egonya seolah-olah Suxuan adalah miliknya seorang.

Mereka bersetubuh sampai subuh, Zuxiao terlihat sangat puas dan sangat menikmatinya.

Pria itu memberikan ciuman di bibirnya lalu berbisik di telinga.

"Aku akan pergi, sampai jumpa malam nanti!"

Suxuan hanya mendengarnya dengan samar, dia bahkan lupa apa yang dikatakan Zuxiao baruan. Dia merasa sangat lelah dan hampir sekarat.

"Zuxiao, seleramu sangat aneh, dasar pria sinting!" Suxuan membanting kedua tangannya yang diikat menjadi satu dan tadinya Zuxiao menekan di atas kepalanya. Dasi warna merah dengan corak hitam itu masih mengikat kedua tangannya.

"Seharusnya dia melepaskan tali ini sebelum pergi!" Keluhnya.

Dengan susah payah akhirnya Suxuan berhasil melepaskan kedua tangannya dari ikatan itu.

Dia mandi di kamar mandi lalu pergi ke kampus.

Caranya berjalan sedikit terlihat aneh, tapi semuanya tidak begitu kentara karena bokongnya berukuran lumayan besar.

Sampai di kelas Wuhan langsung pindah ke sampingnya.

Sejak pertemuan waktu itu mereka menjadi dekat, dan Wuhan ingin menyatakan perasaannya dengan lebih serius.

"Suxuan, ini untukmu!" Wuhan meletakkan kotak kecil di meja Suxuan.

Kening Suxuan mengernyit, dia tahu kotak itu adalah wadah perhiasan. Suxuan tidak mengerti kenapa pria yang belakangan ini begitu perhatian padanya memberikan hadiah istimewa.

"Bukalah!" Wuhan menatap kedua matanya dengan wajah cerah.

Suxuan membuka kotak itu dan melihat kalung berlian begitu cantik di dalamnya.

Kedua bola matanya melotot kaget.

"Untuk apa memberikan ini padaku?" Tanyanya heran.

Wuhan tersenyum lembut lalu mengambil dan langsung memakaikan di leher Suxuan.

"Aku ingin kita pacaran, itu jika kamu mau berpacaran denganku." Nada suaranya terdengar lirih dan seperti sebuah bisikan lembut di telinganya.

Suxuan menoleh dan memberikan kecupan di bibir Wuhan. Wuhan membalas ciumannya, dalam sekejap ciuman mereka mulai memanas dan tangan Wuhan mulai menyentuh pipi dan menahan tengkuk Suxuan untuk memperdalamnya.

Aku memang wanita malam dan aku tidak takut dengan konsekuensinya, aku juga memiliki impian untuk menikah dengan seseorang. Wuhan sangat mencintaiku, aku akan menikah dengannya di masa depan!

***

Pada sore hari, Wuhan mengajaknya pergi makan malam di rumahnya.

"Aku akan mengenalkan mu dengan keluargaku!"

Suxuan menganggukkan kepalanya, dia sama sekali tidak peduli dengan keluarga Wuhan, dia hanya peduli dengan hubungan mereka berdua dan selama mereka berdua tidak bertengkar maka menurutnya tidak akan ada masalah. Lagi pula Wuhan juga bukan pria miskin, dia mengendarai mobil ke kampus, dia juga seorang ketua kandidat yang dikagumi banyak wanita di kampusnya, Wuhan cukup populer dan memiliki paras tampan.

Mereka tiba di sebuah rumah megah dengan dua lantai.

Tebakan Suxuan benar, Wuhan adalah pria kaya. Ketika turun dari dalam mobil pelayan langsung datang untuk menyambut dan mengambil tas Wuhan.

"Tuan muda, Tuan besar sudah menunggu,"

"Ya, aku akan segera ke sana!"

Wuhan mengambil tangan Suxuan dan menggandengnya masuk ke dalam.

Di dalam ruang makan, pria paruh baya duduk bersandingan dengan seorang wanita, dari usianya Suxuan bisa melihatnya bahwa gadis itu lebih muda dua atau tiga tahun di bawah usia Suxuan.

Sementara itu, pria di samping wanita itu menyipitkan matanya dan menatap Suxuan dengan tatapan mata sulit dilukiskan, tatapan matanya menyimpan aura kelam dan dingin.

Suxuan sendiri juga tidak percaya dengan pemandangan itu.

Wuhan segera memperkenalkannya.

"Perkenalkan, ini Suxuan, kami berpacaran hari ini. Suxuan, dia adalah Papaku, namanya Zuxiao."

Suxuan menganggukkan kepalanya dengan sopan.

"Dan itu Mamaku, Lilia."

Suxuan menatap kedua orang yang duduk di seberang meja dan dia berpikir di dalam hati bahwa dua orang itu sama sekali bukan kedua orang tua Wuhan. Dari usia dan dari kemiripan wajah, keduanya sama-sama tidak ada yang mirip. Dari kepribadian, melihat cara Zuxiao memperlakukannya jelas-jelas Zuxiao memiliki temperamen yang buruk dan pria ini adalah tipe orang yang suka membatasi, pencemburu, pengekang, dan memiliki gairah seksual terlalu besar.

Mereka masih berdiri dan Suxuan juga hanya mengukir senyum canggung di depan dua orang itu.

"Duduklah, mari makan!" Perintah Zuxiao padanya.

Lilia sama sekali tidak berani berkomentar, di dalam rumah megah itu dirinya hanyalah sebuah lukisan yang dipelihara Zuxiao dan tidak pernah dibiarkan untuk ikut campur dalam urusan apapun.

"Maaf, Pa, aku tidak bilang kalau akan membawa seseorang datang ke rumah."

"Sudah malam, mintalah pelayan untuk membersihkan kamar tamu di lantai dua!"

Suxuan hampir tersedak mendengarnya dan dia langsung menyeka bibirnya dengan sehelai tisu. Saat Suxuan bertemu tatap dengan mata Zuxiao jawabannya sudah jelas di sana, akan lebih mudah jika dirinya ada di rumah ini jadi tidak perlu pergi jauh-jauh ke kamar klub malam.

Wuhan hanya menaikkan alisnya sambil tersenyum senang, dia mengambilkan lauk dan meletakkannya di mangkuk Suxuan.

Sementara Lilia hanya bisa menatap Suxuan dengan tatapan mata iri. Dia pun tidak pernah menerima perhatian begitu banyak oleh penghuni di rumah megah itu, ayah kandung Lilia mengantarkan dirinya ke kediaman Zuxiao untuk menjadi tebusan hutang. Lilia hanya memiliki kelebihan wajah cantik dan tubuh kerempeng, masalah melayani pria dia sama sekali tidak memiliki wawasan tentang itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel