Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Haston Dan Edo

Ada apa denganmu? Bukannya kau jijik denganku? Bahkan melirikku saja engkau enggan." balas Fia dengan polosnya.

"Yah itu dulu, sekarang aku berubah." jawab Aras, tapi Fia tidak mudah mempercayainya.

"Aku tidak percaya, kau harus membuktikannya." kata Aras kemudian memeluk adiknya.

"Bagaimana Fia? Bersyukurlah kepada Kakakmu ini, yang merubah iblis menjadi lembut seketika." ucap Lias di tengah-tengah mereka.

"Memangnya apa yang Kakak lakukan? Sehingga suamiku berubah?" tanya Fia polos.

"Kau tidak perlu tahu, ini urusan laki-laki." jawab Lias sombong.

"Apa salahnya denganku jika mengetahuinya?" tanya Fia lagi.

"Memangnya kau laki-laki?" tanya Lias balik dan Fia menggeleng, "Maka dari itu, kau tidak perlu tahu adikku yang polos." kata Lias kemudian meninggalkan mereka.

Fia mendecak sebal kemudian menatap Aras lekat.

"Tinggal kita berdua di sini, ingin bercinta denganku nona?" tawar Aras tersenyum miring.

Fia bergidik ngeri, "Maaf tuan, aku belum siap." jawab Fia, dan Lias menghela nafas kecewa.

"Tega sekali kau!" kesal Lias, tapi Fia tidak peduli. Saatnya ia balas dendam.

...

"Maaf tuan, hubungan mereka sudah membaik." ucap anak buah Edo.

Edo menggeram marah, rasanya seperti sinetron saja. Di mana ia berperan sebagai lelaki perusak hubungan rumah tangga orang, dan pada akhirnya dialah yang kalah.

"Lebih baik aku menyerah, Fia bukan milikku. Dari awal akulah yang salah, membiarkan perasaan ini semakin mendalam dan berharap lebih." kata Edo.

"Keputusan tuan paling tepat, banyak wanita di luar sana yang baik. Maafkan saya tuan karena lancang." tunduk anak buah Edo hormat.

"Tidak apa-apa, aku juga berterimakasih atas informasi yang kau berikan. Sekarang kau boleh pergi." balas Edo.

Tuhan tidak tidur, jika aku berjodoh dengannya, halangan apapun yang menghadang pasti bisa dipersatukan.

Author POV

Aras berubah, sikapnya yang dingin berubah menjadi hangat kepada Istrinya, sekarang ini ia tengah memanjakan dirinya di bahu Fia, kadang Aras mencubit pipi istrinya yang gembul itu.

Fia diam, membiarkan Suaminya melakukan apa saja yang ia mahu terhadap dirinya. Sebenarnya, Fia merasa kurang yakin dengan perubahan Aras, mana mungkin seseorang berubah drastis dalam sehari yang di mana suaminya bersikap kasar kemarin dan esoknya berubah menjadi lemah lembut.

"Aras, menggelikan." ucap Fia menggeser kepala Aras dari bahunya.

"Tahan lah, Kamu harus terbiasa dan tidak lama lagi di perutmu akan ada Aras junior." ucap Aras kemudian mengelus perut Fia yang rata.

Pipi Fia merona, ia berusaha menyembunyikan wajahnya dengan berpaling dari wajah Aras, "Tidak perlu menutupinya, Kau semakin manis." goda Aras.

"Aku, bukan gula." jawab Fia.

"Kau gulanya, dan Aku semutnya." balas Aras.

Cup.

Aras mengecup singkat bibir Fia, kemudian melumatnya lembut. Bagai tersengat listrik dan tubuh Fia menjadi tegang, ia dicium oleh Suaminya? Fia tidak tahu harus apa, membalasnya? Ia tidak tahu sama sekali, bahkan ia merasa malu.

"Balas sayang." ucap Aras disela ciumannya.

"Eunghh, Aku tidak tahu." jawab Fia.

"Balas saja, biar Aku yang menuntunmu." ucap Aras melanjutkan ciumannya.

Fia mengangguk pelan, kemudian membalas ciuman Aras, disela ciuman mereka Aras tersenyum senang, walau agak kaku ciuman tersebut berhasil membuat miliknya menegang di bawah sana.

Sialan! Mengapa tidak dari dulu Aku melakukannya? Bodoh sekali kau Aras.

"Eunghh, eum." lenguhan Fia membuat pandangan Aras semakin gelap, matanya tersirat akan nafsu yang besar.

Tanpa melepaskan ciuman mereka, Aras menggendong Fia dan membawanya ke kamar.

Tidak mereka sadari bahwa pakaian yang melekat pada tubuh mereka sudah berserakan entah di mana, dalam artian mereka hanya mengenakan pakaian dalam.

"Wow, wow, wow, permainan hangat antara Suami dan Istri tepat di depan mata." ucap Edo mengejutkan Fia sehingga menendang Aras.

Fia menutupi badannya dengan selimut sedangkan Aras beranjak dari lantai dan menghadiahkan sebuah pukulan keras di pipi kiri sehingga menciptakan warna biru yang indah.

"Itu hadiah dariku karena mengganggu proses reproduksi." ucap Aras tersenyum miring.

"Dasar sahabat sialan, Kau tidak tahu betapa perihnya pipiku." jawab Edo sambil meringis kesakitan.

"Ck, menyebalkan." balas Aras.

"Pakailah pakaianmu Aras, Aku tidak tahan melihat milikmu yang menegang hebat, sayangnya batal masuk dalam sangkar, hahaha." ledek Edo.

Sedangkan Aras? Tidak ada respon sama sekali, yang ada hanyalah wajah datar kemudian masuk dalam selimut.

"Keluar dari kamarku, istriku sedang tidur." ucap Aras, Edo melirik Fia yang tengah tertidur pulas, tak ia lewatkan pemandangan yang indah tadi membuat otaknya berpikiran liar tentang nikmatnya bercinta dengan Fia.

Aras mengetatkan rahangnya karena marah, ia tahu jika sahabat bejatnya itu berpikiran mesum, terbukti milik Edo yang menegang di balik celana Pria tersebut.

"Hahaha, Kau sangat mudah menebak seseorang, izinkan Aku mempersunting Istrimu, bolehkah?" tanya Edo dengan senyum mesumnya.

"Tentu." jawab Aras.

Edo tersenyum sumringah, ia mendekati ranjang, ketika dirinya bergabung di dalam selimut, Aras mengecup leher istrinya sehingga Fia terbangun dari tidurnya.

3

2

1

Tendangan mulus tapi perih mengenai milik Edo.

"Hahaha, rasakan." ledek Aras.

"Argh, hancurlah masa depanku." ucap Edo kesakitan.

Fia mencubit lengan Suaminya, "Lihat lah leherku ini, merah." cemberut Fia.

"Itu bagus."

"Bagus apanya?"

"Pertanda bahwa Kamu milikku." jawab Aras.

~~

"Sialan sekali sahabat mu itu, Kau tidak tahu bagaimana milik ku tersiksa karena mendapat tendangan maut dari kaki mulus Fia." ucap Edo kesal.

"Jangan lupakan dia itu sahabatmu juga Edo, lagipula Kau juga yang salah, jika Aku jadi Fia, pastinya hal tersebut akan kulakukan juga, mungkin lebih parah lagi." balas Alfa.

Di tengah perbincangan mereka, Haston dan Adiknya yang bernama Delvi menghampiri mereka.

"Hei Edo, wajahmu terlihat murung, Kau kenapa?" tanya Haston.

"Masa depannya mendapat tendangan maut dari Fia." jawab Alfa.

Edo berdecak sebal. Pandangannya beralih ke Delvi, "Hei gadis manis, namamu siapa?" tanya Edo dengan senyum ramahnya.

Segera Delvi berlindung dibalik punggung Kakaknya, "Kak dia siapa? Apa dia penjahat kelamin?" tanya Delvi polos dan takut.

Detik berikutnya, "Hahaha, penjahat kelamin? Benar sekali." jawab Alfa sambil tertawa bahak-bahak.

"Jangan pernah berada didekatnya Delvi, dia itu berbahaya, bisa-bisa kau diculik olehnya kemudian dijadikan budak nafsunya." tambah Haston membuat Delvi semakin ketakutan.

"Dasar fitnah, jangan mempercayainya gadis manis. Mereka hanya menakutimu, Aku tidak seperti itu, Kau tidak tahu bahwa Aku ini begitu tampan hingga wanita-wanita di luaran sana baik kalangan bawah maupun kalangan atas tergila-gila padaku." ucap Edo dengan bangga.

"Sayangnya Aku tidak." ucap Delvi.

Edo semakin gemas kemudian mendekati Delvi, "Menurut mu tidak karena belum merasakan apa arti cinta dari Edo ini, cukup menjadi milikku Kamu akan jadi wanita paling bahagia di dunia." ucap Edo dengan wajah tampannya.

Delvi yang polos dengan mudahnya percaya begitu saja, "Sialan Kau Edo, jangan menghasut Adikku, dia masih polos, Aku bisa percayakan dia kepadamu asal Kau tidak mempermainkannya." jelas Haston.

"Tenang saja, Aku tidak akan merusak Adikmu, dia mirip Fia, baik dari sikap dan kepolosannya." balas Edo.

Alfa dan Haston saling menatap kemudian tersenyum, "Hai gadis manis, percaya sama Kakak Edo yah, dia baik, Kakak jamin, jika ia macam-macam datanglah ke Aku, biar burungnya itu kita jadikan sosis goreng." ucap Alfa dan Delvi mengangguk.

"Sayangnya milik ku tidak akan jadi sosis goreng, sekali ia merasakannya akan menjadi ketagihan." balas Edo tersenyum mesum.

"Ck, bisa-bisanya Kau." ucap Haston.

Perbincangan mereka berlanjut, sesekali, tidak! Bahkan berkali-kali Edo menggoda Delvi sehingga gadis tersebut merona malu.

Haston dan Alfa hanya geleng-geleng kepala, kadang kala mereka tertawa melihat kedua manusia tersebut saling berinteraksi. Alfa rasa mereka berdua itu sangat cocok, yang satunya mesum yang satunya polos, suatu hari nanti, Alfa percaya, bahwa Delvi dapat menaklukkan Edo.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel