10. Suatu hari
One day
Suara bising dari luar membuat Kai terbangun di pagi buta. Rasanya ini masih sangat pagi untuk memulai hari. Pintu kamar juga sedikit terbuka tanpa di kunci. Kai melihat ke arah tempat tidur. Aska tidak ada di sana, kemana laki-laki itu pergi sepagi ini? Bahkan lampu kamar mandi juga mati.
Kai beranjak dari sofa, tempatnya tidur malam tadi untuk mencari tau kebisingan apa yang terjadi di luar.
"Pokoknya Aska maunya tinggal di Apartemen aja, Pah.."
"Kenapa sih kamu keras kepala banget pengen tinggal sendiri sama Kai? Terus siapa yang bakal ngawasin kalian? Lagian lebih enak kan di sini? Kamu bisa lakuin apapun yang kamu mau, dan semua fasilitas terbuka buat kamu.." jelas Papa Reno ke arah putranya itu.
"Aska bisa jaga diri, Pah. Aska bukan anak kecil lagi yang harus di awasin. Lagian Aska udah menikah. Kai tanggung jawab Aska, biar Aska sama Kai pindah ke apartemen Papa,"
Papa Reno terlihat memijat pelipisnya sendiri. Permintaan aneh- aneh dari anaknya membuatnya sedikit pusing.
"Kalian baru aja kenal, papa nggak percaya kamu bakal bersikap baik sama Kai. Papa hafal sama kamu, Ka.." jawab Papa Reno tak mau kalah.
"Apa sih, Pa? Lagian aku kan nggak minta aneh-aneh. Aku juga nggak minta di beliin rumah lima M. Cuma minta Apartemen itu buat aku tempatin.."
"Biar Papa pikirin dulu, Ka. Semuanya nggak segampang pemikiran kamu."
Papa Reno segera meninggalkan Aska dengan raut wajah kesalnya. Aska yang merasa kesal dengan tanggapan Papa nya melampiaskan pukulan keras ke arah tembok.
Kai meringis merasakan perih di bagian tangannya sendiri melihat Aska memukul tangannya ke arah tembok.
Aska menghela napasnya kasar. Dengan penampilan berantakan. Aska kembali berjalan menuju kamarnya. Tepatnya ke arah kasur, tempat ia tidur.
Kai yang melihat pergerakan itu segera melompatkan diri menuju atas Sofa lagi dan berpura-pura tidur di sana.
"Sial.." gumam cowok itu sambil menutup pintu kamar.
Aska berjalan pelan menuju atas kasurnya. Melihat ke arah jam dinding yang bertengger manis di atas sana.
05. 12
Dan sebelum benar-benar naik ke atas tempat tidurnya. Matanya melirik sekilas ke arah gadis yang tertidur pulas di atas sofa. Gadis berambut panjang tergerai dengan kulit putih itu menutup matanya dengan tenang.
Aska terdiam. Mulai berpikir sesuatu di dalam otaknya.
Kai memejamkan mata dengan pikiran yang masih terus saja berputar. Mungkin masalah akan segera di mulai.
***
Kai menggunakan sepatu miliknya dengan sangat tergesa-gesa. Sepatu ini agak sempit, karena ini bukan miliknya. Lantaran Mama Nita yang memaksa Kai untuk menggunakan sepatu baru pemberiannya. Kai hanya bisa menurut dan pasrah.
"Ma, Aska berangkat.." kata Aska sambil menyampirkan tas di punggungnya.
Kai semakin kalang kabut, merasa takut di tinggal oleh Aska gadis itu segera mempercepat gerakannya.
"Kalian berangkat bareng ya," ucap Mama yang tiba-tiba datang sambil tersenyum senang.
Aska diam tidak menjawab ucapan Mamanya, cowok itu memilih untuk segera pergi meninggalkan rumah.
Kai berlari dengan langkah nya menyusul langkah Aska yang sudah menghilang di balik pintu. Sebelumnya, Kai mencium tangan Mama mertuanya dan berpamitan dengan sopan.
Aska masuk ke dalam mobil yang terparkir di halaman rumahnya. Kai masih berdecak kagum. Mobil ini lebih bagus dari mobil-mobil yang selama ini selalu ia tumpangi.
Di tengah lamunannya, tiba-tiba saja suara klanson mobil terdengar keras membuat indera pendengarannya terasa sakit.
Aska menurunkan kaca mobil bagian samping kemudi kemudian menatap malas ke arah Kai.
"Lo mau masuk atau gue tinggal?" tanya Aska dingin ke arah Kai.
Kai menganggukan kepalanya reflek kemudian masuk ke dalam mobil Aska dan duduk di sebelah Aska.
Tak lama dari itu, mobil yang mereka tumpangi melesat pergi dari halaman rumah.
Kai terdiam, karena suasana berubaha hening dan dingin. Aura pagi ini membuat Kai tidak nyaman. Apalagi dalam posisi canggung.
Aska fokus untuk mengemudikan mobilnya. Dan tidak berniat memecah keheningan di antara mereka. Kai pasrah, lebih baik dia menahan semua suara yang sudah sampai di tenggorokannya. Dari pada merusak suasana dan kembali membuat mood Aska buruk.
