Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

BAB 3 Belum Siap

Disela makan malam yang sudah selesai tapi masih pada diruang makan buat ngobrol, dan kebetulan mamahnya nerissa tidak ada praktek di klinik, dia menyempatkan ngobrol serius sama nerissa, yang disitu ada ibunya bu ambar, suaminya dan tentunya nerissa sendiri, kalo adiknya nerissa belum pulang, biasa anak cowok kluyuran

“sa, ingat anaknya dokter Indira kan yang namanya panji?” nerissa mengangguk, ayah dan neneknya hanya mendengarkan “beberapa hari yang lalu dia menemui mamah menanyakan soal perjodohannya yang diajukan dokter Indira, kan belum kamu jawab, apa sudah kamu fikirkan?” tanya mamahnya lagi yang mengingatkan belum ada jawaban dari nerissa, nerissa masih mengangguk sambil mengupas jeruk ditangannya

“terus jawabanmu apa?” tanya mamahnya lagi, iya mamahnya gak enak kalo setiap melihat panji di klinik seperti punya hutang ke panji

“mah, sa belum siap, sa gak suka dijodohin juga, sa pengen yang dampingi sa adalah orang pilihan sendiri bukan hasil perjodohan ataupun pemaksaan” kata nerissa dalam satu tarikan nafasnya, dan kemudian bernafas kembali

“jangan dipaksa mah kalo anaknya gak mau, biarkan dia” kata ayahnya nerissa yang membela anaknya sambil menatapnya yang kemudian nerissa tersenyum manis kepada ayahnya

Melihat anaknya yang masih bicara karena gak terima dengan jawaban anak dan suaminya akhirnya ibuknya bu ambar juga ikut bicara “masih enggak terima sama nasehat suamimu?, apa kamu gak lihat kalo nerissa seperti kamu, yang nolak buat aku jodohkan dulu, lihatlah kamu yang dulu!” pak agung dan ambar kaget mendengar ibunya membela nerissa, nerissa tersenyum lebar

“baiklah, sa udah selesai, dan mau kembali ke kamar, makasih nek,” nerissa beranjak dari kursinya setelah mencium pipi neneknya, dan beranjak dari ruang makan, seperti biasa dia mau menyelesaikan nonton drakornya

Sedangkan diruang makan sisa tiga orang, neneknya, mamahnya dan ayahnya, karena ayahnya penasaran dia nanyain ke mertuanya

“emang dulu ambar gitu bu?” tanya menantunya yang ingin mendengar cerita tentang masa muda istrinya

“heem… lulus kuliah dulu sempet mau aku jodohin sama seorang tentara, dia anaknya sahabat ibu juga” kata mertuanya dan pak agung hanya mendengarkan ocehan mertuanya, sedangkan bu ambar masih manyun melihat tingkah suaminya yang tersenyum, tapi senyumannya bener bener menghina bu ambar

“karena dia kupaksa setuju, istrimu itu kabur, sampai gak pulang beberapa bulan, bapakmu cemas nyariin dia, ternyata dia pergi ke kosan lamanya di dekat kampus” bu ambar kabur kembali ke solo dan menempati kosan lamanya, dan ternyata dia ikut membantu praktek temannya di sana

“setelah itu bapakmu dan masmu ke solo, mau jemput dia, karena bapakmu dimintai tolong pak darmin, minta dia bantuin pak darmin sebagai dokter dipuskesmas tempat pak darmin menjabat kepala puskesmas saat itu” bu ambar adalah anak ke 4 dari 3 bersaudara dia memiliki 2 kakak laki laki dan 1 kakak perempuan, dan kebetulan bu ambar sekarang tinggal dirumah lama milik orang tuanya, karena ketiga kakaknya sudah berkeluarga dan hidup terpisah ada yang diluar kota juga

“Terus bu” pak agung semakin antusias mendengar cerita mertuanya itu

“dia tetep gak mau pulang kalo masih dijodohkan, padahal pas itu bapakmu gak enak sama pak darmin, yowes bapakmu pulang lagi tanpa membawa dia” neneknya nerissa melirik anaknya yang masih manyun karena malu

“terus selang beberapa minggu ternyata dia pulang membawa kamu, dan minta untuk dinikahkan sama kamu” pak agung langsung ketawa ngakak sambil melihat tingkah istrinya yang gregetan, sambil bersihin piring kotor untuk dibawa ke dapur.

“udah anak dua gitu masih ambekan, heran” kata neneknya sambil berlalu dan menuju depan TV untuk nonton TV, sedangkan menantunya masih ketawa ngakak,.

“masih marah?” tanya pak agung ketika masuk kamar melihat istrinya yang masih manyun di depan meja rias, karena tidak ada jawaban dari istri tercintanya pak agung langsung mengampiri istrinya dam mencium ubun ubunnya dan kemudian beralih ke pundaknya, sedangkan istrinya sedikit tersentak melihat kelakuan suaminya lewat kaca di depannya

“maaaaaaaaaaaaaaaaaas” bu ambar langsung berdiri dan kemudian berbalik mendorong suaminya sampai pinggir tempat tidur dan mendudukannya, sedangkan pak agung hanya tersenyum melihat tingkah istrinya yang kelihatan masih merajuk

“istriku, sudahlah gak perlu maksain anak, aku gak mau anak gadisku kabur karena paksaanmu, belajarlah dari pengalamanmu dulu” sambil mendudukkan istrinya dan mengelus kepalanya

“kalo jaman dulu aja kamu gak mau dijodohin apalagi jaman sekarang sayang” tangan pak agung kemudian mecubit dagu istrinya, istrinya hanya diam

“apakah enggak ingin melanjutkan cerita dari ibu yang sepihak tadi?” goda suaminya, “bukankah kamu harus memberikan penjelasan ke suammui ini, alasan kenapa kamu memaksa untuk melamarmu dengan cepat?” dengan masih mencubiti dagu istrinya, kemudian istrinya tak tahan dan langsung masuk ke pelukan suaminya

“ya karena gadis mungilmu ini gak mau dijodohin, makanya aku gak peduli ketika kamu masih menjadi guru honorer, yang penting aku bawa pulang dulu kamunya, biar ibu tau kalo aku sudah punya calon pilihanku, tapi kan nerissa eggak mas, dia belum ada calon sama sekali” kata istrinya yang manja di pelukan pak agung

“hahahahaha… kamu emang nekat, aku tau itu dari dulu, padahal aku berniat nglamar kamu kalo aku udah jadi guru tetap, dan ternyata allah berkendak lain, kita dipersatukan dengan lebih cepat, dengan kondisi ekonomi yang pas pasan, dan menjalani LDR, semua berubah ketika anak dikandunganmu berumur 5bulan, dan mas jadi pegawai negeri dan bertugas disemarang” kata pak agung sambil mengecup dahi istrinya

“jadi mah, kumohon jangan mengulangi kesalahan yang sama, biarkan nerissa berjalan sesuai keinginannya, kita hanya memantau, jika salah kita arahkan, jika seperti yang dikatakan tadi dia belum siap, tunggu hingga siap, setuju kan mah?” ambar langsung mendongak dan melihat suami, dia mengangguk dan kemudian mengecup bibir suaminya itu

“baiklah mas, kalo dia belum siap, mamah setia menunggu sampai dia mendapatkan seseorang yang didambakannya” ambar melepaskan pelukan suaminya dan akan naik ke tempat tidur, tapi dia melihat suaminya yang memegang erat tangannya “apa” tanya bu ambar lirih sambil melihat suaminya yang tersenyum licik dan bu ambar langsung tau maksudnya

“apalagi, minta jatah donk mah” langsung tanpa aba aba pak agung menindih istrinya, menciumi mesra dan menggagahi semua tubuh istrinya dengan panas, hingga sama sama mecapai puncaknya

“lihatlah kamu, sudah tua masih sekuat ini” kata ambar yang kemudian membenarkan selimutnya dan masuk ke pelukan suaminya,

“selamat malam ambarku sayang” pak agung mengecup dahi istrinya dan mereka terlelap sambil saling memeluk.

Hari biasa dilakukan dengan aktifitas seperti biasa, hari ini dokter ambar selesai melakukan praktek mencari dokter panji, yang baru akan pulang kerja, dokter ambar memberitahukan kepada panji kalo nerissa belum siap menikah, dan dia menolak perjodahan ini, terlihat di dalam mata panji yaitu kekecewaan, karena panji melihat nerissa itu mirip sama mantannya yang kabur dengan laki laki lain tapi dengan penampilan yang berbeda, iya karena nerissa berhijab, sedangkan mantan panji selalu memakai pakain sexy yang selalu menggoda.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel