Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 4 Lelaki Mesum

"Aduh, sakit, Baby!"

"Rejeki kamu bilang?!" tanya Keyra seraya mengencangkan jambakan di rambut laki-laki itu, "saya nggak dapat apa-apa sedangkan kamu dapat darah perawan saya dan kamu bilang itu rejeki?! Kamu juga membuang itu sembarangan, kamu pikir saya siap menampung itu?"

"Ya ampun, Baby. Lepasin ini dulu, sakit banget lho. Rambut gue bisa rontok, astaga!"

"Kamu memang laki-laki berengsek!"

"Baby! Elah!"

Jambakan tangan Keyra memang telah terlepas, karena Keyra sudah bersiap akan menyerang lagi. Namun, dengan sigap laki-laki itu menahan Keyra di bawah tubuhnya.

"Minggir! Saya belum puas menyiksa kamu!"

"Denger dulu, Baby. Gue nggak bohong kalo lo yang pertama buat gue."

"Saya nggak peduli!"

"Terserah lo mau percaya atau nggak, yang jelas lo yang pertama buat gue. Cewek pertama yang tidur bareng gue. Gue emang berengsek karena nggak pake pengaman, karena selama ini gue emang nggak pernah stok kondom, kalo semisal lo hamil gue akan tanggung jawab."

"Alah! Kamu paling bisa merayu. Dasar laki-laki kadal! Saya nggak akan percaya!"

"Yaelah, Baby. Gue harus gimana nih supaya lo percaya? Atau lo mau ngulang lagi?"

"Sinting!"

"Etdah, capek gue denger lo ngomong kasar mulu."

"Minggir, saya mau pulang!"

"Nggak! Lo tetep di sini. Besok gue anter lo pulang."

"Lepas!"

"Nggak akan!"

Keyra memandang marah laki-laki yang berada di atasnya. Rasanya dia ingin menyiksa laki-laki itu. Menjambak rambutnya hingga rontok!

"Lagian tadi lo dapet kepuasan lho. Emang sih nggak sebanding sama darah perawan lo, tapi kan lo juga dapet gue yang masih perjaka."

"Kamu—"

"Iya, ya. Terserah deh mau ngomong apa. Gue ikhlas dengernya. Tapi, tolong ingat, gue nggak akan minta maaf, karena gue nggak merasa menyesal sama sekali. Justru gue mau berterimakasih sama lo."

Keyra hampir menangis mendengar ucapan laki-laki itu, dia merasa kesal luar biasa. Ternyata ada juga laki-laki tidak tahu malu seperti dia.

"Siapa nama kamu?"

Laki-laki itu tersenyum. "Kenapa, Baby? Penasaran sama nama cowok ganteng kayak gue, ya?"

"Besok saya mau lapor polisi," balas Keyra jutek.

"Atas tuduhan apa, Baby?"

"Kamu sudah memerkosa sayalah, memangnya apalagi?!"

"Eh, tapi kan lo juga menikmati. Nggak apa-apa sih kalo lo mau lapor polisi, nanti waktu gue diinterogasi polisi, gue bakal cerita kalo lo mendesah panjang dan keliatan banget menikmati."

Keyra merapatkan rahangnya dengan keras. Rasanya sudah kelewat kesal kalau begini.

"Kenapa nggak bilang sama orang tua lo aja? Siapa tau nanti kita dinikahin."

"Jangan sembarangan! Saya nggak mau dapet suami yang begajulan kayak kamu."

"Alah, Sayang. Masih aja malu. Padahal kita udah buka segalanya lho."

"Jangan bahas lagi!"

"Makanya lo tenang dulu, jangan ngamuk."

"Saya kesel."

Lelaki itu mendesah pasrah. "Maaf deh, karena gue udah buat lo kesel. Tapi, gue nggak akan minta maaf untuk yang tadi."

Keyra mendelik kesal. Dia memilih mengalah, jujur saja saat ini Keyra merasa lemas. Tidak bertenaga lagi. "Minggir, kamu berat!"

Cup

Laki-laki itu tersenyum lebar setelah mengecup Keyra lagi. "Nama gue Farren. Harusnya lo tadi mendesahkan nama gue. Supaya lebih nikmat."

Mendengar itu, mata Keyra melotot marah. "Saya kan sudah bilang jangan dibahas lagi!"

"Iya, maaf. Salah lagi." Farren manyun sebentar. "Oh ya, nama gue Farren Argadinata. Lo bisa searching nama gue di internet, pasti ada."

"Sombong!"

"Masih single."

"Bodo!"

"Tapi, sayang banget, gue udah nggak perjaka lagi karena lo," ucapnya mendramatisir.

"Saya bil—"

"Iya, nggak gue bahas lagi." Farren tergelak. Ternyata lucu juga melihat Keyra kesal seperti itu.

"Sekarang kamu minggir. Mau sampai kapan kamu di atas saya?"

Tiba-tiba saja senyum mesum Farren kembali muncul. "Baby, mau ngulang yang tadi nggak?"

Sebelum Keyra menjawab, perempuan itu kembali melotot galak, "Minggir!"

Akhirnya Farren pun menurut, berbaring di samping Keyra dengan tangannya yang merambat. Macam tanaman merambat saja.

Bedanya, tangan laki-laki itu merambat di sekitar tubuh Keyra. Bahkan, dengan tidak tahu dirinya, tangan Farren merambat di beberapa tempat yang empuk, tempat yang aduhai dan menggoda milik Keyra.

"Lepas, tangan kamu membuat saya sesak. Memangnya kamu pikir saya guling?!"

"Gue takut lo kabur. Lagian kenapa nggak mau dipeluk sih? Kan pelukan gue nyaman. Pokoknya Lo nggak boleh pergi."

"Terserah saya dong!" sewot Keyra.

"Nggak, nggak ada! Lo harus tetep di sini."

Akhirnya perempuan itu pun mengalah, dia membiarkan tangan laki-laki itu memeluknya erat. Farren Argadinata. Si laki-laki mesum yang sedang meremas beberapa bagian tubuhnya.

Terdengar familiar. Rasanya Keyra tak asing dengan nama itu.

Dia bukan selebriti, kan?

"Kamu tidur?" tanya Keyra hati-hati.

"Belum. Kenapa? Mau ngulang?" balas Farren ngawur.

Keyra pun mengabaikan pertanyaan mesum laki-laki itu.  Dia lebih tertarik dengan yang lain. "Kamu nggak tanya siapa nama saya? Nggak takut kalau besok saya menuntut kamu?"

"Mau nuntut? Nggak apa-apa sih. Lagian gue udah tau nama lo."

"Oh, ya?"

"Keyra Ceynalia Ardha." Jawaban Farren tersebut terdengar seperti memberitahu, bukan sekadar menjawab saja.

Bahkan, mata Keyra seketika melotot. Dia bukan orang yang penting sampai harus dikenal begitu. Anehnya, Farren bisa tahu namanya, bahkan nama lengkapnya.

Tiba-tiba saja Keyra merasa curiga. "Kamu pasti mata-mata."

"Terserah lo aja. Yang jelas setelah pertemuan kita yang pertama itu, gue langsung cari tau tentang lo," jawab Farren lugas.

Sementara itu Keyra dibuat diam tak berkutik. Laki-laki tidak tahu malu di depannya ini memang sangat luar biasa, mampu membuat Keyra kehabisan kata-kata untuk membalasnya.

Keyra hanya bisa berharap, semoga saja dia tidak lagi berurusan dengan laki-laki itu. Kapan pun dan di mana pun.

—0—

Farren membuka matanya dengan perlahan. Merasa masih butuh tidur, dia pun memutuskan kembali memejamkan matanya. Lagi pula Farren berniat bolos bekerja hari ini.

Namun, baru sepuluh detik dia menutup mata, netranya sontak terbuka lebar lagi. Laki-laki itu pun beranjak bangun dari tidurnya sebelum menoleh ke samping. Senyuman paginya terbit seketika, cerahnya mengalahkan matahari pagi.

"Morning, Baby."

Tangan kanannya terulur untuk mengelus kepala seorang perempuan yang semalam menemaninya tidur. Rasanya bahagia karena terbangun di sisi seorang bidadari cantik.

"Kayaknya gue jatuh cinta deh."

Farren terkekeh pelan, segera saja dia cium perempuan di sampingnya lantaran merasa gemas bercampur bahagia. Pengalaman pertamanya memang sangat dahsyat. Farren merasa sangat beruntung.

Tidak bosan hanya memandang, kini Farren mencari ponselnya. Kemudian, dia arahkan menu ponselnya ke kamera. Farren berniat akan mengoleksi banyak gambar perempuan itu. Sebanyak mungkin.

Dirasa sudah puas dengan ponselnya, Farren kembali merebahkan dirinya di samping Keyra. Dia akan menunggu perempuan itu bangun, entah kejutan apa yang didapatnya ketika perempuan itu bangun. Dia bersiap untuk segala kemungkinan.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel