Pustaka
Bahasa Indonesia

My, Oh My!

63.0K · Tamat
Nona Lacey
54
Bab
12.0K
View
9.0
Rating

Ringkasan

Warning 21+ Terkejut! Keyra tidak sengaja melakukan one night stand dengan bosnya sendiri! Kejutan lainnya datang berurutan sampai-sampai dia mendengar pengakuan bahwa ternyata bos besar itu jatuh hati padanya. Sosok bos rupawan yang dikenal menyeramkan saat di kantor, rupanya bisa berubah hanya bila berhadapan dengan Keyra. Kejutan lainnya menanti, disaat Keyra berniat membalas cinta lelaki itu, rintangan datang dari berbagai arah. Akankah Keyra mempertahankan hubungan mereka disaat dia mengalami krisis kepercayaan terhadap lelaki itu? Atau Keyra memilih mundur saja?

One-night StandPresdirCinta Pada Pandangan PertamaWanita CantikRomansaBillionaireSweetplayboyDewasaBaper

Bab 1 Ciuman Mengesankan

Seorang lelaki menjabat tangan Keyra. Lelaki berjas dengan penuh wibawa. "Selamat bergabung di perusahaan kami."

"Terima kasih, Pak. Terima kasih banyak. Saya akan bekerja dengan giat, Pak. Saya tidak akan mengecewakan perusahaan ini."

"Ya, lakukan yang terbaik."

"Sekali lagi terima kasih, Pak."

"Ya, silakan, kamu boleh keluar."

"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak."

Keyra berjalan perlahan ketika hendak keluar dari ruangan tersebut. Begitu dirinya berhasil keluar, barulah Keyra bisa bernapas dengan lega. Tiba-tiba seseorang memeluknya erat hingga membuatnya sulit bernapas.

"Gue tau lo pasti berhasil."

"Ya, Tan. Gue seneng banget, sumpah. Makasih banyak, Tan. Lo udah mau bantuin gue."

Kintan melepaskan pelukannya, matanya menyipit geli. "Gue nggak bantu sama sekali. Gue cuma bilang kalo di sini lagi buka lowongan kerja, lo masuk ke sini karena lo memang berkompeten. Sesekali lo harus percaya diri dong."

"Bukannya apa-apa, gue tau banget kerja di sini susah, banyak banget persyaratannya. Nggak heran sih, soalnya ini perusahaan gede, yang punya konglomerat, pegawai di sini harus punya kemampuan yang tinggi."

"Jangan merendah, lo mampu kok."

"Sekali lagi, makasih, Tan."

"Iya, ayo gue anter ke depan. Lo mau pulang kan?"

Keyra mengangguk. "Lusa gue baru bisa masuk kerja. Besok lo temenin gue belanja, ya? Gue belum punya baju kerja nih."

"Gampang itu mah, besok sehabis pulang kerja, ya? Soalnya gue ada kerjaan di luar."

"Siap. Lo tenang aja. Senganggurnya lo aja. Gue juga nggak maksa lo bolos."

Keduanya lantas tertawa.

—0—

Setelah Keyra mengantar pesanan roti di meja nomor tujuh, dia menghampiri Kintan yang sedang bercengkrama dengan orangtuanya. Di sana Kintan datang bersama Susan.

"Kalian mau ke mana?" tanya mamanya.

"Mereka mau temenin Key, Ma. Besok Key mulai kerja, tapi Key belum punya baju kerja. Jadi, Key mau belanja dulu deh."

"Oh, gitu. Ya, sudah. Hati-hati, ya."

Keyra pamit terlebih dulu sebelum menyusul teman-temannya yang sudah menunggu di luar.

Dalam perjalanan mereka ke toko pakaian yang letaknya agak jauh, mereka isi dengan banyak obrolan ringan. Sebenarnya Keyra tak masalah dengan obrolan mereka beberapa saat lalu, namun saat ini obrolan mereka sudah menjurus jauh.

"Gila! Gue baru ciuman panas sama dia, dan besok paginya dia putusin gue," ungkap Susan menggebu-gebu, "seumur-umur gue nggak pernah ciuman sama pacar gue, bahkan gue belajar ciuman pun sama dia, tapi apa yang gue dapet, dia malah minta udahan."

"Mungkin ciuman lo belum pro," ucap Kintan. Dia menatap prihatin sahabatnya. "San, lo tuh harusnya bersyukur karena lo sama dia udahan. Dia itu bukan laki-laki baik. Lo liat sendiri kalo dia ngajarin yang nggak bener sama lo."

"Gue udah terlanjur cinta sama dia, Tan. Lo tau nggak? Dia satu-satunya pacar gue yang paling ngertiin gue. Dia udah perfect bagi gue. Minusnya cuma itu, kelakuan dia yang terlalu dewasa. Sisanya dia udah pas banget buat gue."

"Dia nggak bilang apa-apa sama lo?" tanya Keyra, "harusnya dia punya alasan dong."

"Dia bilang, udah nggak cocok sama gue."

Keyra dan Kintan menatap iba temannya. Selama mereka berteman baru kali ini Susan mencurahkan isi hatinya terkait hubungan asmaranya. Selama ini Susan dinilai lebih dewasa, gaya pacarannya pun masih dalam jarak aman, namun setelah berhubungan dengan Rion yang kini menjadi mantannya, gaya percintaan mereka bisa dikatakan siaga.

"Yang buat gue bingung adalah kenapa dia minta putus, padahal antara gue sama dia nggak ada masalah apa pun."

"Dia playboy. Lo nggak usah bingung lagi. Marah boleh, kesel pun boleh. Tapi, tolong jangan buat diri lo sendiri sakit," ucap Kintan. "Ayo, lo pasti dapet laki yang lebih baik dari dia."

Susan tak menjawab, bertepatan dengan itu, mobil yang dikendarainya berhenti di sebuah butik besar. Diam-diam Keyra meringis, Susan salah membawanya ke tempat ini. Dia belum bekerja, sedangkan dia harus mengeluarkan uang yang lumayan jika membeli barang di tempat ini.

"Gue yang bayar," ucap Susan. Pasti Susan bisa melihat kegundahan hati teman-temannya. "Karena gue lagi pengin ngelupain masalah gue, hari ini gue bayarin belanjaan kalian. Tapi, sebagai gantinya nanti malam temenin gue main."

Keyra dan Kintan mengangguk kompak. Susan memang anak orang kaya. Dia punya mobil atas namanya, dan juga uang yang melimpah di dompetnya. Siapa yang tak senang menjadi temannya?

Berhubung Keyra hanya membutuhkan kemeja untuk bekerja, rok span, dan juga celana dasar, Keyra menuju ke tempat khusus penyimpanannya. Sementara teman-temannya yang lain sudah berpencar entah ke mana.

Sibuk memilih rok span, tiba-tiba lampu di butik itu padam. Sontak saja hal itu membuatnya kaget luar biasa. Apa tidak salah lampunya padam? Hello, padahal dia sedang berada di butik besar.

"Aduh, maaf."

Keyra tidak bisa melihat dengan jelas lantaran ruangan yang begitu gelap. Yang Keyra tahu adalah dia baru saja menabrak seseorang setelah berjalan mundur. Seseorang itu terjatuh di depannya. Keyra berniat untuk membantunya berdiri, namun kakinya justru menyandung rak di sampingnya hingga tak sengaja dia jatuh dan menimpa orang di bawahnya.

Keyra melotot begitu merasakan posisinya yang bisa dikatakan berbahaya. Seseorang yang ditimpanya berjenis kelamin laki-laki, itu terbukti dari aroma maskulin yang menubruk hidungnya.

"Eh, maaf."

Keyra berusaha bangun, namun lagi-lagi kakinya menyangkut pada sesuatu hingga membuat tumpukan rak berisi kemeja yang digantung malah menimpanya. Secara tidak langsung Keyra mendarat di tubuh laki-laki itu.

"Ah, sial!"

Keyra melotot seketika. Ia terkejut bukan karena menimpa laki-laki itu. Melainkan karena mendengar desahan lelaki itu, desahan yang suaranya terdengar tepat di samping telinganya. Posisi kedua tangannya pun berada di dada laki-laki itu.

"Maaf, saya nggak sengaja."

Keyra refleks membenarkan posisinya yang justru tambah membuat situasinya memanas. Laki-laki itu menggeram pelan, "Jangan! Jangan bangun kayak gitu!"

Keyra menelan ludahnya kasar. Pasalnya dia sangat gugup apalagi ketika mendengar suara laki-laki itu yang entah kenapa bisa berubah menjadi serak.

"Terus saya harus gimana? Saya bangun aja, ya, supaya nggak berat."

"No! Ahh!"

Keyra merinding seketika.  Matanya melotot dan tubuhnya berubah tegang.

"Kan udah gue bilang jangan bangun. Lo buat gue makin panas, gila!"

"Maaf. Tapi, kan saya cu—"

"Kan gue udah bilang jangan! Lo nggak nyadar tangan lo pegang apa?"

"Tangan? Tangan saya pegang perut kamu."

Laki-laki itu menggeram kesal. "Mana ada perut panjang dan tegang kayak gitu!"

Belum sempat Keyra mencerna ucapan laki-laki itu, lampu kembali menyala. Mata Keyra melotot horor melihat tangan kanannya yang mendarat tidak sopan di tubuh laki-laki itu. Refleks dia mengangkatnya.

Dengan berani Keyra menatap lelaki di bawahnya. Tampan. Keyra menyusuri satu persatu sudut wajah lelaki itu. Hingga matanya menatap tepat ke mata lelaki itu yang sama sekali tidak menatapnya, melainkan menatap bibirnya.

What? Apa dia tidak salah fokus?

Cup.

Keyra kembali melotot lantaran laki-laki itu menciumnya. Dan bahkan kini laki-laki itu mencengkram pinggangnya. Belum cukup dengan tindakannya itu, lampu kembali padam, seolah mendukung aktivitas keduanya.

Double shit!