Bab 3 Pertama Untukku
Masih dalam posisi berdiri, Keyra meraih oksigen sebanyak mungkin, namun tak lama bibir laki-laki seksi itu kembali menciumnya. Lebih dalam. Lebih panas. Lebih bergairah.
"Baby."
Keyra menggeleng pelan. Suara laki-laki itu serak, namun terkesan seksi. Keyra sendiri merasa kepanasan. Ada sesuatu yang aneh pada tubuhnya.
"Baby."
Panggilnya lagi. Namun, Keyra tetap diam tak membalas. Sebenarnya Keyra sibuk menahan tangan laki-laki itu yang sedang membuka pakaian atasnya.
"Uh!" desah Keyra kala laki-laki itu menyentuh payudaranya.
Keyra merasa lemas luar biasa, kakinya seakan tak bertenaga. Untung saja tangannya memegang erat lelaki seksi di depannya. Karena hanya tumpuan dari laki-laki itulah Keyra masih bisa berdiri.
Untung saja laki-laki itu mengerti, dan sengaja mencari kesempatan dalam hal ini. Dia tak keberatan menjadi penopang Keyra, justru itu yang dia inginkan.
Tatapan mata lelaki itu berubah tajam. Mengisyaratkan pertahanan dirinya yang mulai runtuh. Suara lembut Keyra, mampu membuat sesuatu dalam tubuhnya berontak.
Dengan segenap kewarasan yang dia miliki saat ini, lelaki itu ingin melakukan lebih namun masih menunggu keputusan Keyra. Dia akan bertindak setelah mendapatkan izin.
Rangsangan yang sengaja diberikannya, kontan membuat Keyra bersuara lirih. Benar-benar menggoda secara lembut.
"Jangan desah, Baby. Gue tambah horny." Kalimatnya pun makin sembarangan. Menandakan bahwa lelaki itu sedang berjuang keras menahan diri.
Gairahnya terpancing hanya karena suara lirih dari perempuan tersebut. Gejolak di dalam tubuhnya sudah berteriak, memaksa ingin keluar dan melakukan pelepasan.
"Tangan kamu ...." Keyra memejamkan matanya. Dia merasa tak sanggup lagi menahan gairah yang sengaja disulut oleh laki-laki itu hingga bersuara, "Ah!"
Mata Keyra makin terpejam dan bibirnya terbuka seksi. Remasan di payudaranya membuat akal sehat Keyra hampir hilang. Logikanya memberontak, namun tubuhnya menerima bahkan menyambut
Payudara Keyra bukan lagi menjadi mainan tangan laki-laki itu, justru kini tangan laki-laki itu telah digantikan dengan bibirnya. Laki-laki itu menjilat, dan menyusu layaknya bayi yang kehausan.
"Gue suka," ucap laki-laki itu disela kulumannya. "Pas banget di tangan dan mulut gue."
"Jangan dihi-ahh!" Keyra mendesah lagi. Padahal bibirnya sudah digigit kuat agar tidak bersuara.
Laki-laki itu melepaskan puting cantik tersebut, tatapannya sayu ketika menatap Keyra. "Sorry, Baby. Gue udah terlanjur kecanduan. Gue nggak bisa berhenti gitu aja."
Keyra mendelik kesal, ditatapnya laki-laki itu. Sumpah serapah ingin dia katakan. Namun ada sesuatu yang membuat Keyra kehabisan kata-kata.
Seketika saja Keyra melotot tak percaya, kenapa kancing kemeja laki-laki itu terbuka? Kenapa bisa perut dan dada laki-laki itu terlihat begitu seksi? Siapa juga yang membuat berantakan rambut laki-laki itu?
Tidak mungkin ulah Keyra, kan?
Laki-laki itu tersenyum lebar, sedikit mesum. "Gue begini karena lo, Baby," ucapnya seakan bisa membaca pikiran Keyra. Kesan formal yang biasa dia gunakan saat bekerja, tak lagi digunakan ketika memuja Keyra.
"Apaan?! Enak saja!"
Laki-laki itu mencium sisi leher kiri Keyra, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Keyra. Bergumam pelan, "Nggak mungkin tangan gue sempat buka kancing kemeja, nggak mungkin gue sempat bikin rambut jadi acak-acakan."
Keyra menahan diri untuk tidak mendesah lagi, masalahnya laki-laki itu sungguh ahli membuatnya melayang. Keyra bahkan tidak lagi peduli dengan apa yang diucapkan laki-laki itu.
"Ah! Kamu berhen-ahh! Sudah, jang-ahh!"
Laki-laki itu menekankan tubuh depannya, dan Keyra bisa merasakan sesuatu yang keras, namun sangat asing baginya. Dengan sekuat tenaga Keyra mendorong laki-laki itu.
"Mau di mana? Berdiri atau di ranjang?"
Keyra menggeleng kuat. Cobaannya sangat berat, dia ditawari kenikmatan mana yang dia inginkan. Dengan segala macam godaan, dengan sengaja laki-laki itu kembali bermain di payudaranya. Namun, bersamaan dengan gesekan tubuh depannya, Keyra semakin dibuat basah.
"Pilih, Baby. Di sini, atau di ranjang?" Laki-laki itu kembali mengulang pertanyaan yang sama, memaksa Keyra untuk memilih.
"Saya ti-ah!"
Dengan seringaiannya, lelaki itu kembali berkata, "Di ranjang lebih nikmat. Tapi, di sini lebih menantang."
"Ouh! Berhenti ma-astaga!"
"Gue sanggup di mana pun. Asalkan lo senang."
Keyra menggeleng-geleng. "Say-ah!"
"Di sini atau di ranjang?"
Keyra menggeleng cepat. Namun, godaan laki-laki itu semakin dahsyat kala dia menolak.
"Baby, lo maunya di mana?" tanyanya lagi, bibir laki-laki itu menyapu lehernya, kemudian turun ke dadanya, "di sini atau di ran-"
"Okay, kita ke ranjang! Puas?!" sentak Keyra.
Laki-laki itu lantas tersenyum puas setelah berhasil memenangkan pertarungan. Tanpa menunggu lama, dia segera memboyong Keyra ke ranjang. Menindihnya dengan cepat.
Untungnya dia sempat membuka bajunya sendiri, kemudian membuang asal kain yang menutup tubuh Keyra. Hingga keduanya polos tanpa busana untuk bagian atas.
Ketika ia akan membuka penutup akhir tubuh Keyra, sebuah tangan menahannya. Ditatapnya Keyra dengan pandangan penuh nafsu.
"Tolong, saya belum pernah melakukan ini. Saya takut."
"Gue akan pelan-pelan kok. Kalo lo udah terbiasa, kita bisa main cepet."
Setelah membuka seluruh busana Keyra, laki-laki itu membuka celananya. Dan Keyra sedikit memerah memandang tubuh polos laki-laki itu.
Rupanya laki-laki itu begitu tak sabaran. Selesai melepas celananya dia lantas menubruk Keyra, menindih dan menghujam. Dasar tidak punya otak! Tadi bilang akan pelan-pelan, lalu ini apa?!
"Ah!"
Keyra mendesah pelan, merasakan rasa sakit di bagian bawah. Sedangkan laki-laki itu menggeram penuh nikmat. Tubuh Keyra langsung menggelinjang hebat.
Tak lama, laki-laki itu mendorong dengan cepat. Melupakan janjinya yang akan bermain dengan pelan. Menghujam Keyra tanpa ampun. Keduanya sibuk meraup kenikmatan hingga melupakan waktu.
Penyatuan tubuh mereka berakhir setelah Keyra mendapat pelepasan yang tidak terhitung, sedangkan laki-laki itu berhenti setelah pelepasan yang kedua.
"Gue nggak pake pengaman," bisiknya.
Hal itu membuat Keyra menjewer telinganya. "Kamu sudah gila ya?!" Saat ini Keyra sudah dalam kondisi sadar seratus persen, dan emosinya tiba-tiba saja menguap.
"Aw, sakit, Baby!" Jeweran dari Keyra sontak membuat lelaki itu menjerit kesakitan. Dengan sisa tenaganya, dia melepas jeweran Keyra dari telinganya lalu menahan kedua tangan Keyra. "Ganas amat sih!"
Keduanya lantas terdiam, Keyra tak mampu banyak bergerak karena masih merasakan lemas ditubuhnya. Sedangkan laki-laki itu terdiam karena tidak ingin membangunkan kembali nafsunya.
"Gue mau ngaku."
Keyra menoleh setelah laki-laki itu berbaring di sampingnya, menarik selimutnya untuk menutupi tubuh keduanya.
"Gue nggak pernah tidur bareng cewek lain," ucapnya.
Keyra mengernyit. Maksudnya setelah puas main, dia langsung pergi? Begitu?
"Rejeki buat lo. Karena lo yang pertama buat gue," aku laki-laki itu. "Beruntung banget, kan?"
Rupanya otak Keyra masih berfungsi dengan baik, setelah dia mencerna baik-baik ucapan laki-laki itu, tangannya refleks menjambak rambut laki-laki itu. Dia juga bangun supaya lebih bertenaga.
Emosi Keyra semakin memuncak karena merasa terhina dengan ucapan laki-laki itu. Seenaknya saja dia mengaku dan mengatakan kalau Keyra beruntung karena sudah menjadi yang pertama.
