Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Merasa Dilecehkan

Kini situasinya makin memanas disaat lelaki itu dengan mudahnya memutar posisi hingga Keyra berada di bawahnya. Napas lelaki itu menerpa wajah Keyra, hal itu membuat Keyra diam tak berkutik.

"Lo harus tanggung jawab," desis laki-laki itu.

Dalam ruangan gelap yang tak bercahaya sedikit pun Keyra tetap bisa melihat siluet wajah laki-laki itu. Tampan sudah pasti. Seksi pun pasti. Itu karena Keyra sempat memegang daerah dada laki-laki itu yang lumayan bidang dan teraba padat.

Namun, laki-laki itu sibuk menciumnya dengan posisi tangan yang menjelajah ke mana saja selagi bisa disentuhnya. Hal itu justru membuat Keyra terbakar kepanasan.

"Ah!"

Mata Keyra melotot tidak sadar. Dengan lancangnya Keyra mendesah ketika tangan laki-laki itu menangkup payudaranya. Oh, tidak! Berani sekali bibirnya mendesah!

"Cukup. Ka—"

"No, gue belum puas."

Astaga, Keyra tak bisa melawan disaat laki-laki itu kembali menerjangnya. Cumbuan dan remasannya membuat Keyra pusing.

"Balas."

Balas? Balas apa maksudnya?

"Balas ciuman gue."

Keyra tersentak pelan. Namun, Keyra menurut tanpa banyak protes, dia balas menyambut cumbuan lelaki yang begitu ganas hingga Keyra merasa kehabisan pasokan oksigen.

"Stop, saya perlu nap—"

Lelaki itu tak memberinya jeda waktu untuk bernapas. Terus menciumnya hingga membuat Keyra benar-benar pusing. Perempuan itu pasrah saja ketika napasnya sudah mulai putus-putus. Mungkin laki-laki itu berniat membunuhnya.

Ditengah keputusasaannya, lampu kembali menyala, Keyra bisa melihat lelaki tampan yang kini berada di atasnya tengah asyik melumat bibirnya dengan brutal. Mata laki-laki itu setengah terpejam dengan napas yang memburu.

"Oh, fuck!" Dengan suara berat, laki-laki itu menarik napas panjang, menatap Keyra yang kehabisan napas dengan mata penuh hasrat. "Lo manis banget, lo seksi," pujinya tak tanggung-tanggung.

"Kam—"

"No, jangan mendesah. Gue nggak tahan."

Keyra mendorong lelaki itu dengan sekali sentakan. Matanya mendelik kesal. Apa dia bilang? Mendesah? Sinting!

"Kamu kurang ajar!" Keyra menerjang laki-laki itu dengan pukulannya. "Kamu mesum! Nggak tau malu! Dasar sinting!"

"Wow, Baby. Santai dulu."  Lelaki itu menahan kedua tangan Keyra. "Jangan kasar gitulah. Kalo mau main kasar, ayo di ranjang. Gue sanggup."

"Kamu keterlaluan!"

Laki-laki itu terkekeh seksi. "Iya, gue tau kok. Buktinya bibir lo bengkak. Gue ganas, ya? Keterlaluan banget, ya? Dada lo sakit nggak? Soalnya tadi gue remes-remes."

Keyra mendidih marah. Laki-laki asing itu sangat keterlaluan. Tanpa sadar, Keyra melayangkan tangan kanannya ke pipi lelaki itu dengan amat keras.

Plak!

"Saya nggak tau harus bilang apa. Saya benar-benar merasa dilecehkan. Tap—"

"Dilecehkan?" Lelaki itu tertawa seksi. "Terus maksudnya lo balas ciuman gue itu apa? Bukannya kita sama-sama suka, ya?"

Keyra memejamkan matanya selama dua detik untuk meredam emosi. "Kamu saya maafkan. Saya harap kamu nggak melakukan hal ini lagi kepada orang lain. Saya bukannya mau melepaskan kamu gitu saja. Tapi, karena saya merasa bersalah setelah menabrak kamu, saya anggap kita impas. Dan asal kamu tau, yang terjadi tadi sangat memalukan!"

Keyra beranjak dari posisinya dan meninggalkan laki-laki itu dengan tumpukan kemeja. Tak peduli dengan seruan laki-laki itu, Keyra berjalan mencari teman-temannya yang entah di mana.

Mendadak saja Keyra merasa heran dengan butik itu, kenapa lampunya bisa padam dua kali? Dan kenapa disaat lampunya padam tak ada satu pun orang yang lewat?

—0—

Silau lampu yang berkedip-kedip membuat kepala Keyra terasa sangat pusing. Bau minuman di sekitar juga membuatnya semakin pusing.

Kejadian memalukan tadi berhasil membuat Keyra murung dan gelisah secara bersamaan. Dan parahnya lagi sepanjang hari ini Keyra masih mengingatnya.

"Lo sakit?" Kintan membuyarkan lamunannya. "Joget yuk!"

Keyra menggeleng pelan. Sudah dia bilang kan, dia tidak bersemangat sama sekali.

"Besok nggak jadi kerja, kan?"

"Nggak jadi."

"Kalo gitu, ayo joget. Jarang banget lo ikut ke sini. Lagian kita temenin Susan, takutnya ada garong yang godain dia."

Setelah berpikir sebentar, akhirnya Keyra mengikuti langkah Kintan untuk berjoget. Karena sepertinya Keyra butuh pengalihan agar bisa melupakan kejadian memalukan tadi, berhubung juga besok Keyra masih bisa bersantai. Tadi pihak kantor menginformasikan kalau Keyra bisa masuk kerja pada hari senin, yang artinya dua hari lagi.

"Jangan jauh-jauh dari gue. Lo udah mabuk," ucap Kintan sedikit keras bersaing dengan suara musik kepada Susan.  Temannya itu sudah benar-benar mabuk.

Mereka lanjut bergoyang. Klub malam ini dibuka untuk kalangan atas, hanya mereka yang memiliki uang yang diperbolehkan masuk. Berhubung Susan salah satu dari mereka yang miliki banyak uang, jadi mereka diperbolehkan masuk.

Awalnya memang mereka begitu semangat bergoyang, namun lama-lama Keyra dan Kintan merasa kelelahan. Terlebih lagi Keyra.

"Gue istirahat dulu, ya, Tan."

"Ho'oh, gue juga. Capek banget. Eh, tapi Susan gimana?"

"Lo liatin aja dari jauh."

"Iya, deh. Males juga gue berdiri."

"Gue ke toilet dulu, ya."

Keyra berjalan menerobos kerumunan yang semakin malam semakin ramai. Sebenarnya Keyra tidak tahu letak toiletnya di mana. Keyra hanya mengikuti instingnya berjalan saja. Hingga tibalah dia di depan toilet.

Setelah mencuci tangannya dengan air, Keyra meraih tisu. Disaat itulah Keyra bisa mendengar suara aneh. Dia memutuskan untuk mencari asal suara tersebut.

Rupanya suara tersebut berasal dari sebuah ruangan yang letaknya tepat di samping toilet. Dirasa penasaran yang amat sangat, Keyra mengintip. Matanya melotot sempurna saat melihat dua orang dewasa sedang bersetubuh.

"Astaga!" Refleks Keyra berteriak heboh. Hal itu justru membuat orang yang sedang meraung kenikmatan itu menoleh.

Keyra buru-buru kabur. Langkah kakinya cepat dan tak terarah. Yang Keyra pikirkan sekarang adalah pergi sejauh mungkin dari tempat itu.

Bruk!

"Maaf!" Lagi-lagi Keyra menabrak seseorang. Seperti dejavu.

"Nggak apa-apa, Baby."

Keyra menoleh. Matanya melotot, merasa terkejut luar biasa, lantas berteriak heboh, "Kamu?!"

"Jodoh nih," balasnya. Laki-laki itu tersenyum lebar.

Keributan di belakang Keyra berhasil membuatnya hilang konsentrasi. Keyra melirik laki-laki di depannya, lalu menarik tangannya hingga tak sadar mereka bersembunyi di sebuah ruangan.

Dalam aksi bersembunyinya itu, laki-laki yang Keyra bawa kabur pun bertanya, "Lo tau ini kamar yang gue sewa, Baby?"

"Hah? Maksud kamu?"

Laki-laki itu tak menjawab, namun Keyra sudah bisa mencerna maksud laki-laki itu. Mata Keyra memandang seisi ruangan itu, dan dengan susah payah Keyra menelan ludahnya.

Celaka!

"Baby, gue nggak tahan."

Tubuh Keyra merinding. Mendadak saja suara laki-laki itu berubah serak, dan Keyra sudah bisa menebak penyebabnya. Aroma napas laki-laki itu pun tercium oleh hidungnya. Bau alkohol.

Keyra mendengus pelan, menatap kesal orang di depannya. "Kamu mabuk."

"Nggak kok. Gue nggak mabuk. Cuma minum beberapa gelas aja."

"Minggir. Kamu har—"

"Harus apa?" Laki-laki itu menahannya.

"Eh!"

Lancang! Keyra tersentak. Tangan laki-laki itu mengelus pinggangnya, membuat perempuan itu kalang kabut. Tolong, kondisikan tangannya ya!

"Gue ketagihan, Baby."

Mata Keyra menyipit bingung. "Ketagihan? Maksud kamu apa? Kenapa kamu muncul lagi sih? Saya kan su—"

"Takdir, Baby. Terima aja."

Lelaki itu tak lagi menatapnya, fokusnya hanya pada bibir Keyra yang membuatnya kecanduan. Hal itu membuat Keyra memasang alarm tanda bahaya.

Namun, ternyata Keyra kalah cepat. Dunianya serasa melayang-layang kala bibir lelaki itu menciumnya. Tak cukup sampai di situ, laki-laki itu memasukkan lidahnya, membelit dan melumat lidahnya.

Perempuan itu mengerang. Astaga! Keyra tidak tahan!

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel