Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter X

Bunyi Alarm yang berbunyi membuat aku terbangun dari mimpi aneh ku. Mata ku terbelalak sepenuhnya saat melihat melihat jam yang berubah dari menit ke menit. Malam tadi, aku tidak sempat berpamitan pada Zale. Karna Jack sudah menyeret paksa diriku.

"Bangun kau" Ucap ku sambil menendang tubuh Jack yang tertidur di sofa depan dengan beberapa popcorn yang berserakan di lantai. Ia terkejut dari tidur nya saat mataku tertuju pada sampah yang berserakan dilantai karna perbuatan nya.

"Aku benci ini"

"Oh ayolah. Sedikit kotor tidak apa apa kan" Ucapnya memelas dengan tas yang penuh buku aku memukul keras badan nya dan ia hanya mengerang seakan tangan nya patah.

"Tolong urus mobil aku. Aku berangkat pakai mobil mu, bye Jack"

"Dimana ciuman pagi ku" Kata nya dengan membuat bibirnya terlihat maju dengan mata yang tertutup dan rambut yang acak acakan.

"Menjijikkan" Ucap ku tak lama setelah menutup pintu apartemen.

"OH AYOLAH!!" Gerutunya. Aku hanya tertawa mendengar suara teriakan nya walaupun pintu apartemen nya sudah tertutup rapat

Hari ini, Daycare tidak dibuka karna badai typhoon yang menerjang. Ku ambil kesempatan ini untuk mengambil kelas ku, mobil bewarna silveryang ku kendarai beraroma peach khas Jack membawa ku ke kampus dimana aku belajar. Aku menemukan ruangan kelas ku tanpa kesulitan, mendengar kan semua materi yang akan dibahas untuk ujian akhir semester, dan melewati kelas ku dengan lancar.

[]

17 : 45

Bunyi halus mobil Jack berhenti saat aku memarkir mobil nya di parkiran apartemen ku. Langkah kaki ku dengan semangat menaiki anak tangga satu demi persatu hingga aku mendengus kesal saat mendengar musik dari apartemen ku terdengar sangat keras sampai aku bisa mendengar setiap detail nada.

[Brakkk]

Bunyi pintu apartemen yang ku banting dengan keras tanda kemarahan ku kepada ketiga kecoak perusuh ini. Aku benar benar sudah bersiap untuk marah namun sulit untuk benar-benar marah ketika aku membuka pintu dan mendapati Alice yang sedang berpura-pura menjadi DJ dengan piring kaca sebagai mainan nya. Sementara Jack dan Ben berdansa layaknya orang gila.

"Ini hal yang benar benar paling menyedihkan yang pernah ku lihat" Ucap ku meringis melihat ketiga teman ku.

"Bayangkan malam minggu nanti Dirra, Jack akan menggelar pesta" Sahut Ben sambil menyeringai.

"Pesta lagi! Ah kalian benar-benar maniak pesta" Tanyaku sedikit gerutunya sambil meletakkan tas yang berisi buku dan materi yang begitu tebal.

"Apa ada sesuatu yang spesial terjadi, kau menemukan pacar baru lagi Jack" Sahut ku bertanya padanya.

"Aku hanya ingin saja" Santai Jack menjawab nya.

"Jangan menolak dan datang bersama kami" Teriak Alice sambil mengambil beberapa potongan ayam berbalut madu yang mereka pesan.

Wajah mereka berubah saat aku mematikan speaker yang berderum keras mengeluarkan musik bass khas anak muda. Alice mengeluh sementara Ben memarahi ku dan Jack hanya tertawa puas melihat keadaan ku.

"Aku tidak sanggup lagi aku capek, aku lapar. Dan jangan berisik di apartemen ku. Karna tetangga yang lain akan memarahi ku" Ucap ku mengeluh pada mereka.

"Apa lelaki semalam" Sahut Jack. Aku hanya menatap dirinya dingin. Aku hanya tidak ingin mengganggu tetangga bawah lantai apartemen ku karna kebisingan yang mereka buat dan lagi ini sudah masuk jam makan malam.

"Pesankan lebih untukku, aku akan mandi" Ucap ku pada Alice. Tanpa menjawab pertanyaan Jack aku berjalan menuju kamar dan membersihkan diriku. Walaupun aku merasa dua pasang mata menatap ku dari belakang dengan rasa yang sangat ingin tahu.

[]

"Jadi apa" Tanyaku sambil menyepak-nyepak rambut basah ku dengan handuk kering. Di meja sudah penuh dengan makanan, ayam krispy madu, pizza dan juga bir. Alice yang rakus menghabisi dua ayam sekaligus dengan kedua tangan nya sambil bergantian, Ben yang sibuk dengan game konsol dan bir ditangan nya dan Jack sibuk membuka kantong belanjaan yang belum dibuka nya.

"Hari ini adalah hari terakhir ku bekerja di Burger king. Hartyli Company akhirnya memberikan ku kerja paruh waktu yang lebih berkualitas" Ucap Ben dengan semangat sambil membanting game konsol nya dan Jack yang marah karna game konsol yang ia punya dibanting keras.

"Dan pekerjaan mu adalah," Tanya Alice setelah menegak 1 kaleng bir.

"Pekerjaan apapun di gedung perusahaan yang besar pasti lebih baik daripada membolak-balikan daging panggang" Lirih ku sembari menjatuhkan diriku ke sofa empuk bewarna ungu lembut.

"Menangkat telepon, mengirim email, merapikan file-file. Wahaha...!!!" Bangga joe menjelaskan nya hingga ia bangkit dari lantai dan membuka tangan nya lebar lebar seakan ada yang jatuh dari atas langit dan bersiap untuk menangkap nya.

"Jelas kan? Berita baik seperti itu layak dirayakan dengan pesta"

"Pesta sungguhan, akhir pekan ini. Biar aku yang mengurus yang kita perlu kan" Kata Jack dengan cepat. Jack memang penggila pesta sama hal nya dengan Ben, Ben yang mendengar Jack senang bukan main. Hingga memeluk erat Jack dan mengatakan ia mencintai Jack hingga beberapa kali yang membuat aku dan Alice bergidik geli.

"Kau tidak ingin beralih pekerjaan Dirra? " Tanya Beb dengan serius. Jack juga menatap ku dengan tatapan serius nya.

"Aku suka pekerjaan ini" Jawab ku dengan santai.

"Baiklah, selamat untuk Joe. Sekarang Mari kita makan! Ve, aku membawakan cake lava khusus untuk mu" Teriak Alice dengan keras sambil membawa sekotak kecil berisi kue favorit ku. Ia memang benar tau apa saja selera makanan ku, jika ia terlahir sebagai seorang pria aku akan menjadikan nya suami.

"Ini lah alasanku mencintaimu melebihi Alice-alice yang lain" Ucapku sambil memberinya kecupan udara.

"Hanya melebihi Alice-alice yang lain?" Teriak nya kepadaku yang berjalan menjauh dengan kotak berisi kue lavaku.

"Oh ayolah, hanya kau Alice. Tidak ada yang lain" Ucapku berusaha membujuk nya. Ia tersenyum lebar dan berlari memberi ku kue, Kami makan malam dengan heboh dan penuh canda tawa. Ben yang berteriak ditelinga Alice karna Alice menginjak kaki nya dengan sengaja. Sedangkan Jack mencoba mencuri cake lava ku dengan sendok yang sangat besar. Malam ini akan terasa sangat panjang.

Jam 23:30

Alice pamit pulang karna kakak nya terus menerus menelpon nya untuk segera pulang. Sedangkan Ben yang mabuk aku meminta Jack untuk membawa nya ke apartemen nya, aku tidak bisa membiarkan Ben yang mabuk di apartemen ku. Ben yang mabuk bukan lah Ben yang ku kenal.

Setelah makan malam yang panjang, aku membawa secangkir teh untuk kunikmati di balkon apartemen. Aku meletakkan secangkir teh panas dengan buku di meja kecil dan bersandar sambil menghirup dalam dalam aroma malam yang dingin. Sinar bulan, tidak tampak malam ini karna tertutup awan yang cukup tebal. Ketika aku mulai berpikir bahwa pertemuan ku dengan Zale di malam hari akan menjadi semacam ritual. Tanpa sadar aku mengamati balkon apartemen Zale yang tidak berpenghuni.

"Kenapa aku merasa kecewa dan malu sekaligus" Gumamku sambil memperbaiki tempat duduk ku. Dan aku bersyukur tidak memberi tahu Alice tentang semua kejadian ku dengan Zale. Ia akan memarahi ku habis habisan dan berusaha mengatakan basah aku tidak ada harapan untuk bersama Zale

'Kalian tidak punya hubungan, tidak ada harapan sekalipun. Kau aneh karena berpikir seperti itu, Veddira'

"Jelas, ia akan mengatakan hal seperti itu. Memikirkan suara nya saja membuat aku ingin menutup telinga" Gumamku sambil menyeruput teh jasmine andalanku.

Aku menghabiskan malam ku di balkon apartemen dengan membaca setengah buku tanpa keberadaan Zale dibawahku. Aku baik baik saja tanpa dia. Aku menghabiskan teh ku dan menutup buku sebelum kembali kedalam. Ku matikan lampu kamar dan menyisakan lampu tidur yang berwarna ungu yang lembut juga dengan bayangan bintang-bintang yang tersebar di langit-langit kamar. Mataku ingin tertutup karna kantuk, tapi dadaku terasa sakit.

"Rasa sakit ini seharusnya tidak ada" Gumamku pelan sambil membenam kan wajahku dalam dalam ke dalam bantal.

Bersambung...

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel