Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Chapter IV

Sinar matahari bersinar terang, aroma kopi yang menyeruak di dapur tercium hingga ke dalam kamar.

Terdengar juga suara beberapa orang yang sibuk membicarakan apa yang ia lakukan pagi ini hingga malam menjelang.

Ku buka mataku dan melihat kamar bernuansa krem juga perpaduan warna putih terang juga dengan lantai desain kayu memberi kesan alami yang masih belum terasa familiar. Aroma kopi yang menyeruak membuat aku segera keluar dan melihat tiga ekor kecoa sedang berkumpul di ruang makan dengan beberapa roti yang berserak di meja makan.

"Pagi sayang" Ucap Jack dengan baju ungu dan celana putih yang membuat nya tampak keren dengan style boyfriend material. Terlihat Ben juga sibuk dengan menunggu roti yang melompat dari pemagangan dan Alice sedang duduk di kursi dengan mengangkat satu kaki nya.

"Oh ayolah jangan membuat dapur ku berantakan kembali" Merengekku pada mereka yang hanya dibalas mereka tertawa tanpa rasa malu sama sekali.

Alice yang seperti tahu aku akan mengamuk karna melihat dapur berantakan memberiku teh jasmine yang ia buat. Teh jasmine buatan Alice memang lain daripada yang ku biasa buat rasanya begitu menenangkan.

"Baiklah aku akan sering mampir di apartemen mewah keberuntungan mu ini" Ucap Jack dengan mengangkat kedua dan membentuk jari nya menjadi angka dua.

"Sebaiknya jangan" Kataku spontan mendengar ucapan Jack. Dia hanya tertawa dan mengelus pelan kepala ku tertawa sambil menyeret Ben agar berhenti memakan roti tawar yang sudah expired 5 hari lalu.

"Awali harimu dengan diare Ben" Ucap Alice mengejek. Ben hanya mengumpat kesal saat tau dia memakan makan makanan yang sudah expired. Jack dan Ben pergi duluan karna mereka harus pulang. Begitu juga dengan Alice dia pulang lebih lambat karena ia harus menghadiri wawancara kerja nya.

"Aku pergi ra" Kecupan di pipi tidak lupa ia berikan pada ku.

"Pinjam ya hahahah.." Teriak Alice saat di keluar dan membanting pintu apartemen dengan kencang dan baru ku sadar ia memakai jas andalan ku.

"Alice!!!" Teriakku di pagi ini.

[]

[Drapp-drapp-drappp]

Bunyi langkah kaki ku memecah kan koridor yang kosong dengan penuh gambar yang warna warni. Melewati beberapa kelas yang masih kosong dan berlari terus ke ruangan khusus karyawan daycare.

"Kau terlalu awal dirra" Sahut Emma.

"Aku tahu. Sengaja, aku telah cuti 2 hari ini karena pindahan" Kataku sambil mengatur napas.

"Bagaimana dengan apartemen elit mu?"

"Membicarakannya lagi membuat aku iri" Goda nya sambil memberikan ku kotak bekal yang ia buat. Emma adalah seorang ibu muda ia bekerja di daycare ini karena ia sangat menyukai anak anak. Semenjak anaknya meninggal dia selalu menghabiskan waktunya di day care. Dan tentu, masakan seorang ibu memang yang terbaik.

"Wow. Masakanmu memang paling membuat mood aku lebih bersemangat" Godaku pada Emma.

"Jangan berlebihan Dirra" Tawa nya malu sambil menepuk pelan bahu ku.

Emma mengajak ku berkemas di kelas sebelum para orang tua datang membawa anak anak mereka. Kami mengobrol sambil membereskan ruangan. Pukul 8 pagi, semua anak mulai berdatangan dan kami harus menyambutnya dengan ceria. Dengan senyuman anak anak memanggil namaku juga berteriak. Ada juga yang menangis saat ditinggalkan orang tua nya yang membuat aku dan Emma sedikit kerepotan menenangkan nya.

"Aku akan menenangkan nya Dirra, kau bisa membuang sampah mainan rusak itu ke depan kan. Mereka akan membongkar nya lagi jika tidak dibuang segera" Ucap Emma dengan cepat sambil menenangkan 2 anak yang menangis di pangkuan nya.

Dengan langkah cepat aku menuju tempat sampah yang berada di depan daycare ini dengan menyeret sampah mainan rusak langkah kaki ku membeku saat mataku menangkap sosok Zale keluar dari mobil Lexus GS berwarna putih. Aku makin membeku saat ia menggendong seorang anak kecil tampan bersama nya, dengan rambut yang sama biru legam hidung yang mancung juga pipi yang sangat membuat aku ingin mencubit nya dengan keras.

Zale berjalan dengan gagah dengan menggendong anak kecil bersama nya memasuki daycare Owl Moon tempat ku bekerja. Aku tidak berani menyapa nya duluan setelah kejadian di balkon tadi malam. Aku benar benar tidak ingin Zale menilai aku tetangga apartemen penguntit. Aku melempar kantong hitam ke tempat sampah dan berlari ke belakang daycare memutari nya agar tidak terlihat oleh Zale.

"Kau sedang apa" Suara yang membuat aku terlompat kaget setelah menutup pintu belakang daycare.

"Za-zale!" Ucapku gugup. Keringat mulai membanjiri dahi dan leher ku. Bahkan nafas ku mulai tidak teratur, tiada angin yang lewat hanya keheningan yang menemani.

"Ka-kau sedang ap-"

"Aku membutuhkan kamar mandi" Ucapnya dingin. Mata kami masih saling menatap. Tiada ucapan lagi, aku gugup seperti pencuri yang berhasil ditangkap dengan mudah oleh polisi yang tampan.

"Kau bekerja disini" Kata nya sambil menatap logo pelangi bertulis Owl Moon academy di bajuku. Aku mengangguk dengan patuh bagaikan anak anjing dengan majikan nya.

"Tuan Zale. Kau bisa mengurus administrasi nya sekarang" Sahut Ms. Mega kepala sekolah dan juga pemilik Daycare ini. Zale hanya mengangguk pelan menatapku sebentar dan pergi mengikuti Ms. Megan

"Oh tuhan" Lirih ku dengan lemas. Sikap Zale itu seolah olah kejadian semalam tidak pernah terjadi.

[]

'Hari ini kita main lagi. Bersama kita berkumpul bermain lagi

Hari ini kita main lagi. Bersama kita berkumpul bersenang senang lagi

Happy happy we are so family… '

Teriakan dan nyanyian bersemangat di nyanyikan anak anak kecil yang rata rata berusia 2 tahun. Aku bersama Ame ditempatkan dikelas ini. Usianya 28 tahun ia seorang wanita yang manis dan sabar tapi pagi ini ia tampak sedikit kelelahan. Ia menjadi tulang punggung keluarga nya. Setelah dari daycare ia melanjutkan pekerjaan di swalayan besar dikota ini. Aku mendampingi nya menjaga anak anak supaya tidak berkelahi, membagikan kertas untuk diwarnai juga menemani mereka dengan nyanyian tidur siang mereka.

"Huh.."

"Anak anak agak sulit di atur hari ini" Bisik Ame sambil melemaskan punggung nya.

"Kau terlalu memaksakan diri, kau bisa beristirahat dengan mengambil cuti bulanan mu" Jawabku dengan sedikit menesehatinya. Keadaan ia memang butuh istirahat untuk saat ini.

Ia hanya mengangguk dan tersenyum lebar dan mengatakan bahwa ia baik baik saja. Kami terus mengobrol sambil mengawasi anak anak yang sudah terbangun dari tidur nya dan memberikan mereka cemilan. Di saat saat tertentu aku sedikit mencari sosok anak yang dibawah Zale. Rasa penasaran ini memang susah di atur.

"Vedirra. Kau mencari sesuatu"

"Kau terus mengintip jendela luar" Tanya nya. Ikut mencari sesuatu yang tidak ia ketahui

"Tidak, tidak" Jawab ku singkat kembali memfokuskan diriku lagi pada apa yang ku kerjakan.

Bersambung....

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel