Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

10. Kenapa dia lagi?

Rachel menuruni tangga rumahnya untuk pergi ke dapur.Masih membawa handuk untuk mengeringkan rambutnya yang basah.Namun,pandangannya tak sengaja menyapu seluruh isi ruang tamu yang sudah dipenuhi oleh teman Alka.

Dan pria itu,Alka yang duduk di sana sambil sesekali tersenyum melihat kelakuan teman temannya.

Rachel melanjutkan langkahnya,kemudian ia turun untuk menyapa teman teman Alka.Namun,sebelum niatnya terkabulkan Satria lebih dulu sadar akan kedatangan Rachel.

"Hay my queen," kata Satria sambil melambaikan tangannya ke arah Rachel.

"Hay kak, Sat."Sapa Rachel sambil tersenyum.

"Abis mandi ya, Chel?wangi banget.Rambutnya juga belon kering," kata Satria lagi.

"Ya iya abis mandi masa iya nyemplung got."Timpal Fathan sambil terkekeh geli.

"Mau rambut lo basah mau kagak lo tetep cantik titik."Tambah Raka membuat Satria langsung menjitak kepala temannya itu lalu berkata,

"Lo liat cewek bening dikit mata lo jelalatan ya!Dasar cabe-cabe an."

"Ya masak begitu di anggurin sih bray.Ya nggak, Ka?" Tanya Raka sambil memainkan alisnya ke arah Alka.

Rachel hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan teman teman Alka.

"Bodo amat, Sat." Alka memutar bola matanya malas sambil membuang muka.

"Kak Fathan.Eva mana?katanya mau kesini juga ya?"Tanya Rachel sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.

"Hooh dia lagi jemput Sia katanya," jawab Fathan sambil memakan kwaci di atas meja.

Deva yang membuka kulit kuaci-pun mendongakan kepalanya,

"Sia juga kesini?"Tanya Deva bersuara.

"Cieelah.Hooh mereka ngumpul disini ya?wah seru dong," kata Raka sambil meremas bantal sofa gemas.

"Yaudah kak,Rachel ke atas dulu ya."Pamit Rachel sambil tersenyum manis.

"Ya Allah nikmat Tuhan liat yang manis manis bikin adem."Kata Satria dramatis.

"Hooh habis ini anterin gue ke RS ya."Sambung Raka.

Rachel mengerutkan keningnya lalu berkata."Ke RS?ngapain kak?"

"Mau cek diabetes gue karena liatin lo senyum.Tetew," jawab Raka sambil memainkan alisnya.

"Lebay!" kata Alka sambil membuang muka ke arah TV di hadapannya.

"Jangan gitu, Rak.Suaminya kan cemburu."Tambah Fathan membuat semuanya terkekeh.

Rachel hanya tersenyum tanpa memperdulikan ejekan yang dilontarkan untuknya dari teman pria itu.

Rachel kembali ke kamarnya untuk mengeringkan rambutnya menggunakan hair drayer.Setelah beberapa menit kemudian Rachel turun menuju ruang tamunya.Gadis itu mengedarkan pandangannya beberapa saat menyapu ruang tamu yang sudah dipenuhi beberapa gadis yang tidak asing baginya.

"Hay Eva,Jesi,Sia.Kapan dateng?udah lama ya?"Tanya Rachel kemudian duduk di samping Fathan.

"Baru aja kok.Nungguin Sia mandi lamaaa!"Jawab Jesi yang duduk di samping Raka.

"Ya maaf namanya juga anak prawan."Jawab Sia sambil memajukan bibirnya membuat

Deva diam diam yang mengamati Sia dengan gemas dan ingin mencubit pipi gadis itu.

"Yakali anak prawan mandi 1 jam."Tambah Eva semakin membuat Sia mendengus kesal.

"Udah udah.Kalian laper nggak?gue udah masak.Makan yuk."Ajak Rachel membuat semuanya tersenyum lebar.

"Lo?beneran lo?lo masak sendiri apa beli?"Tanya Eva tak percaya.

"My queen bisa masak?"Tanya Satria sambil menatap bangga ke arah Rachel.

"Bener bener istri idaman, Ka." kata Raka sambil menepuk bahu Alka.

"Ya Allah semoga istri gue kelak modelnya mirip yang beginian," kata Fathan sambil mengadahkan tangannya menirukan orang berdoa.

"Paling tu bocah beli," jawab Jesi membuat Rachel menghela nafasnya kemudian berkata "Enggak kok."

"Dia masak sendiri," kata Alka membuka suara membuat semuanya mengarahkan pandang ke pria itu.

Dengan santainya,Alka berdiri dari duduknya menuju meja makan besar di dekat dapur.

"Yaudah yuk makan semuanya.Langsung aja susulin kak Alka."Ajak Rachel sambil menggeret tangan Eva yang duduk di sebelahnya.

Semua pun bangkit berdiri sambil tersenyum dan saling menduduki kursi yang kosong.

"Ya Tuhan nampangnya enak banget ini.MENGGODA," kata Satria dramatis.

"Hooh kebetulan gue luaper banget."Lanjut Raka.

"Makan besar!!"Kata Fathan

"Gue nggak percaya.Achel manja gue bisa masak menu segini banyaknya," kata Eva sambil menekankan setiap kata dan melirik ke arah Alka.Alka yang merasa sedang disindir pun mendengus kesal.

"Gue panasin supnya dulu ya.Kalian lanjutin makannya," kata Rachel sambil mengambil mangkuk sup di atas meja.

Namun,saat itu juga terdengar bel rumah yang berbunyi.Membuat semua orang mengerutkan keningnya.

"Lo ada janji ya, Chel?"Tanya Eva kepada Rachel yang masih sibuk dengan pekerjaanya.

"Enggak.Coba lo bukain dong, Va gue lagi panasin ini.Nanti gosong," jawab Rachel yang diangguki Eva.

Eva beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu di rumah Alka dan Rachel namun kemudian wajahnya di buat cengo oleh seseorang yang berpakaian ketat dan super minim dihadapannya.

"Siapa, Va?"Tanya Fathan saat menyadari adiknya tidak segera kembali.

"Hay semuanya."Sapa Laura sambil mengambil kursi di sebelah Alka yang seharusnya kursi itu adalah milik Rachel.

Semua menatap Laura dari ujung ke ujung.Menatap gadis itu dengan sorot tajam dan terkejut.

"Lo tau rumah gue dari mana?" Tanya Alka menatap Laura datar.

"Gue nggak sengaja lewat mau ke supermarket pas si Fathan sampe sini trus baliknya gue mampir deh.Kebetulan kalian semua di sini ya.Ini rumah baru lo ya Ka?gede banget," jelas Laura sambil memandangi rumah besar itu dengan tatapan takjub.

"Kenapa lo yakin Fathan ke sini?" tanya Raka curiga.

"Ya kan gue yakin aja Fathan mau kerumah Alka.Secara mereka temenan,"Jelas Laura lagi.

"Bisa aja Fathan mau ke rumah gue atau Deva.Kenapa lo yakin ini rumah Alka?"Tanya Satria dengan tatapan penuh selidik ke arah Laura membuat wanita itu bingung dengan jawaban yang akan dia berikan.

"Gue feeling aja sih.Yah siapa tau gitu.Ternyata bener," jawab Laura bangga kemudian tersenyum ke arah Alka yang sedang asik dengan makanannya.

"Udah kenapa malah ngobrol sama ini orang sih.Makan aja."Perintah Fathan yang mulai jengah dengan obrolan tentang Laura.

Semua menganggukan kepalanya namun tidak melepaskan tatapan maut mereka ke arah Laura.

Rachel yang menyadari posisinya di rebut pun mendengus kesal kemudian ia berusaha tersenyum dan menuangkan sup kembali ke mangkuk.

"Eh lo adek kelas teman barunya Eva kan?lo ngapain ikut kesini?"Tanya Laura saat menyadari ada Rachel disana.

"Ya jelas dia kesini kan dia temen gue," kata Eva yang tidak terima.

"Trus kenapa lo pegang pegang panci?lo jadi babu di rumah ini? " tanya laura dengan nada mengejek.Rachel henya menghela nafasnya.

Mendengar lontaran kalimat dari Laura membuat Satria,Raka dan Fathan mengepalkan tangannya.Berbeda dengan Deva pria itu terlihat tenang seperti Alka.

"Oh jadi lo kerja paruh waktu di sini?lo jadi babu di sini?Ternyata yah berani sekolah di sekolah elit tapi kerja jadi babu," Lanjut Laura sambil terkekeh melihat Rachel dari ujung ke ujung.

Rachel merasakan matanya memanas mendengar lontaran kalimat pedas dari mulut Laura.Rachel sudah banyak tau tentang Laura dari sahabatnya.Bahwa Laura adalah wanita licik yang menyukai Alka sejak kelas 10.

"Lo kalo ngomong pakek saringan dong santen kepala!" kata Jesi tak terima.Eva yang mendengar plesetan kata dari Jesi pun menepuk jidatnya jengah.

"Maksut lo apa!" kata Laura sambil menaikan suaranya.

"Gue nggak suka lo ngrendahin sahabat gue!"Lanjut Jesi ikut menaikan suaranya.

"Lo ?sahabatan sama babu?Kayak nggak ada yang lain yang kebih berkualitas," kata Laura sambil terkekeh.

"Lo kalau nggak tau apa apa diem!"Tegas Eva menatap tajam ke arah Laura.

"Lo ya!kalau lo bukan adiknya Fathan temennya Alka gue!Gue nggak akan segan segan bentak lo," kata Laura ke arah Eva.

"Oh silahkan!gue nggak pernah takut sama lo!" kata Eva kembali menatap Laura tajam.

"Diem Lo!jangan sekali kali ganggu edek gue!" tegas Fathan dengan tatapan tajam ke arah Laura.

"Diem atuh mbak Laura.Lagian lo katanya mau ke supermarket aja pakek baju kurang bahan!itu bahannya yang ga muat karena lo kegendutan apa emang lo suka telanjang di depan orang?"Celetuk Satria sambil memakan pisang yang tersedia di sana.

Semua tertawa keras mendengar hujatan Satria untuk Laura yang sangat pedas.Hal itu juga membuat Laura mengepalkan tangannya geram.

"Serah gue!kok lo sewot!Jadul banget sih lo nggak tau model baju zaman now!"Jawab Laura sinis.

"Eh gini ye mbak Laura.Bukannya gue sewot.Tapi badan ikan asin eh bukan.Badan ikan bawal lo itu nggak ada cocoknya pakai begituan.Yang ada gue jijik," kata Raka menambahkan membuat semuanya terkekeh.

"Lo diem ya Gue nggak su-" Ucapan Laura terpotong karena Alka segera membuka suaranya.

"Cukup!" kata Alka sambil menatap tajam ke arah Laura.

"Lo mau apa kesini?"lanjutnya.

"Gue mau main aja.Oh iya, Ka lo tinggal disini sama siapa?" tanya Laura merubah nadanya saat berbicara dengan Alka.

Rachel mendengarkan itu.Rachel menghela nafasnya setelah menuangkan sup ke dalam mangkuk.Dia berniat untuk pergi ke kamarnya.Karena sudah tidak ada lagi bangku yang tersisa untuknya.

"Lo tinggal di rumah segede ini sama siapa, Ka?" tanya Laura lagi.

Rachel akan menerima jawaban Alka yang mungkin tidak akan mengakuinya.Dia akan mencoba memahami situasi ini.

Rachel bersiap untuk menaiki tangga rumahnya.Baru beberapa langkah dia mendengarkan ucaoan Alka yang membuatnya berhenti melangkah"Sama Rachel," jawab Alka santai membuat semuanya menatap ke arah Alka cengo.

"Gue tau kak Alka cuma main main.Dia nggak mungkin bilang yang sebenernya ke Laura.Dan dia pasti bakal bilang gue emang bener pembantunya."Batin Rachel sambil menitikan air matanya.

"Oh jadi bener ya?lo tinggal sama cewek itu?dia jadi pembantu lo?"Tanya Laura lagi.

"Bukan," jawab Alka santai.

"Dia is-"Ucapan Alka terpotong oleh suara Eva,

"Mereka sepupuan.Penting banget ya buat lo tau semua tentang Alka!"

"Iya kan, Chel?"Sambung Eva sambil memutar tubuhnya melihat ke arah Rachel yang masih berdiri di ujung tangga membelakangi mereka.

"Iya," jawab Rachel kemudian berlari menaiki tangga.

"Lo mau kemana, Chel?"Tanya Jesi saat menyadari Rachel yang akan pergi.

"Ke atas.kalian lanjutin aja.gue ada urusan.Selamat makan," kata Rachel yang berlari menaiki tangga.

Laura diam seribu bahasa.Tanpa rasa malu Laura mengambil piring dan mengisinya dengan makanan di hadapannya.

Alka beranjak dari duduknya membuat semuanya menatap Alka.Pria itu menghela nafasnya kemudian berkata,"Lanjutin aja."

Ya,benar Alka sudah tidak napsu makan karena ulah Laura.

Semua pun menganggukan kepalanya tak terkecuali Laura.Mengabaikan ucapan teman-teman Alka yang menghujatnya.Wanita itu asik dengan makanannya.

"Ya Tuhan, bitch mah nggak tau malu," kata Satria,

"Hooh jijik gue."

"Malesin!ngilangin selera mamam gue."

"Ngrusak suasana bahagia.Ono pulang aja!"

Laura menghela nafasnya setelah menyuapkan makanan ke dalam mulutnya kemudian dia berkata.

"Enak banget.Siapa yang masak."

Semua terdiam saling melirik satu sama lain.Tidak memperdulikan ucapan Laura yang menurutnya sangat tidak penting.Karena apapun yang menyangkut Laura adalah hal yang tidak penting.

"Gue nanya siapa yang masak.Ini sumpah enak banget," kata Laura lagi.

Eva berdehem kemudian menatap tajam ke arah Laura dan berkata.

"Rachel.Kenapa?"

Laura tersentak kaget sambil menelan makanannya susah payah.

"Rachel?"Tanya Laura memastikan.

"Lo nggak budek kan?kata adek gue tadi?atau lo pikun udah lupa sama kata Eva beberapa detik yang lalu?" kata Fathan Ikut menatap tajam ke Arah Laura.

"Oh.Nggak," jawab Laura santai.

"Dasar!ngapain sih lo kesini!gangguin aja."Ketus Raka sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

"Main.Lo semua ngapain ke sini?"Tanya Laura balik.

"Serah gue!Ini rumah juga punya sahabat gue," jawab Satria ketus.

"Oh.kalo gitu sama," jawab Laura sambil mengedikan bahunya.

Semua yang mendengar jawaban Laura pun di buat geram.Ingin rasanya mereka melempar Laura dengan garpu di tangan mereka.Melihat wanita seperti Laura merusak napsu makan mereka semua.

Saat yang lainnya berdebat Jesi teringat bahwa sahabatnya itu sedang berada di kamarnya.Kemudian Jesi menepuk pundak Sia untuk mengajaknya menengok ke kamar Rachel di atas.Dia tidak mengajak Eva dikarenakan hanya gadis itulah yang berani menghadapi Laura.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel