Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Putus Hubungan

Suara nyaring dering ponsel menarik perhatian Ammar yang sedang konsentrasi menyetir mobil.  Ia meraih ponsel di sisinya lalu menjawab telepon.

“Ya, Jef.  Ada apa?” sambut Ammar pada Jefri, teman dekatnya yang bekerja di perusahaan yang dia kelola.

“Kau dimana sekarang?” sahut Jefri di seberang dengan suara tercekat.

“Di jalan.  Kenapa?  Apa kau ingin membahas mengenai party?  Masih ada waktu seminggu lagi.  Aku akan menghadiri acara bersama Talita.”  

Beberapa hari terakhir, Jefri kerap membahas urusan party kantor dan memaksa Ammar supaya ikut.  Sudah berkali-kali Ammar menolak mengikuti party itu dan Jefri masih terus mendesak.  Kelihatannya Jefri tidak berhenti membujuk sebelum Ammar mengiyakan. 

“Aku tidak membahas itu sekarang.”

“Lalu?”  

“Kau cepatlah ke club One Night sekarang.  Aku tunggu di sini.”

“Kau kan tau sendiri aku tidak biasa di tempat begitu.”

“Aku juga tidak biasa di tempat begini.  Pokoknya kau harus datang sekarang.  Ini penting.  Cepat, sebelum terlambat.”  Jefri memutus komunikasi sebelum Ammar sempat menjawab.

Penasaran, Ammar mengikuti kemauan sahabatnya itu.  Setahu Ammar, Jefri juga bukan tipe orang yang suka membuang waktu di club, entah apa yang membuat Jefri berada di sana, dan bahkan memaksanya turut hadir di sana.  Nada bicara Jefri kedengaran parau saat di telepon, sepertinya memang ada hal penting.

Ammar mempercepat kelajuan mobilnya.  Tak butuh waktu lama, mobil sudah sampai ke tempat tujuan.  Ammar bergegas turun dari mobil setelah memarkirkannya dengan manis dan melangkah lebar melewati pintu masuk.  Pandangannya mengedar pada keramaian di ruangan itu.  Aroma minuman dan rokok berbaur jadi satu.

Tangan Ammar langsung ditarik oleh Jefri dan digelandang menuju ke ruangan lain.  

“Ada apa, Jef?”  Ammar bingung, namun ia tidak memberontak dan mengikuti kemana Jefri membawanya.  

Mereka berhenti di depan sebuah pintu.

“Talita ada di dalam.”  Jefri menunjuk pintu itu sembari membuang muka.

Ammar mengernyit, masih tidak mengerti.

“Buka pintunya, dan kau akan tahu semuanya,” lanjut Jefri kemudian ia melenggang pergi.

Tanpa banyak Tanya lagi, Ammar menekan handle dan membuka pintunya.   Seketika, ia membeku di tempat.  Pemandangan di depan matanya sungguh membuat jantungnya serasa hampir meledak.  Talita, gadis yang sejak kuliah dulu mendampinginya dalam setiap kegiatan dan organisasi di kampus, gadis yang dikenal oleh semua orang sebagai pasangan Ammar, gadis yang setiap malam mengucapkan selamat tidur padanya, kini sedang melakukan perbuatan terkutuk.  Tubuh indahnya yang polos berada dalam pelukan pria tak dikenal.  Lima tahun mereka kenal dekat, dan tiga tahun mereka menjadi sepasang kekasih sejak kuliah sampai saat sekarang Ammar menjabat sebagai direktur di sebuah perusahaan besar, namun inilah balasan Talita atas kesetiaan Ammar.

“Keterlaluan!  Ini yang kau lakukan di belakangku?” geram Ammar dengan gigi menggemeletuk dan rahang mengeras.

Talita buru-buru meraih bajunya yang berserak di lantai dan mengenakan sekenanya, sementara pria yang tidak dikenal itu meraih selimut dan menutup tubuh bawahnya yang polos dengan gerakan santai.

“Kita putus!”  Ammar melenggang pergi dengan muka merah padam.  

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel