Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 5: PERTARUNGAN TAK TERHINDARKAN

Dikelilingi oleh Kegelapan

Roger berdiri dengan napas memburu, darah mengalir dari luka di bahunya. Di sekelilingnya, puluhan manusia serigala berdiri diam, mata mereka bersinar merah di kegelapan.

Di tengah ruangan, Dr. Alaric tersenyum penuh kemenangan.

“Kau benar-benar kuat, Roger,” katanya. “Tapi kau tetap hanya satu orang.”

Roger menggeram. Tubuhnya masih terasa sakit, tapi ia tidak boleh menyerah.

“Apa kau pikir mereka bisa mengalahkanku?” tanyanya dengan nada menantang.

Alaric mengangkat bahu. “Mungkin tidak. Tapi… bagaimana kalau mereka tidak hanya sekadar melawanmu?”

Ia menekan tombol di pergelangan tangannya.

ZZZZT!

Roger merasakan kejanggalan di tubuhnya. Rasa sakit menjalar dari dalam.

“A-apa ini…?”

Alaric tersenyum puas. “Kau pikir aku tidak menyiapkan sesuatu? Ketika kau tertangkap, aku menanamkan chip pengendali ke dalam tubuhmu.”

Roger memegang kepalanya, matanya terasa panas. Darahnya mendidih.

“ARGHHH!!”

Ia bisa merasakan kekuatan binatang di dalam dirinya menjadi liar. Tubuhnya bergerak sendiri, cakar-cakarnya keluar tanpa kendali.

“Tenang saja,” kata Alaric. “Aku hanya ingin melihat… apakah kau bisa bertahan.”

Roger mencoba melawan kendali chip itu. Tapi serangan datang lebih dulu.

Salah satu manusia serigala menerjangnya dari belakang.

BRUAKK!!

Roger terhempas ke dinding.

Dua lainnya menyusul, mengayunkan cakar tajam mereka.

Roger berusaha menghindar, tapi pikirannya masih kacau. Salah satu cakar lawan menggores punggungnya.

Darah menyembur.

Tapi… rasa sakit itu justru membuatnya sadar!

Ia menggertakkan gigi.

“AKU… BUKAN… BONEKA!!”

DORRR!!

Energi besar meledak dari tubuhnya!

Gelombang kekuatan itu menghantam para manusia serigala di sekitarnya, membuat mereka terpental ke segala arah.

Mata Roger berubah total—kuning menyala dengan aura hitam di sekitarnya.

Alaric terbelalak. “Tidak mungkin…”

Roger menatapnya dengan sorot tajam.

“Sekarang, aku akan menghabisimu.”

---

Pertarungan Hidup dan Mati

WUSSHH!!

Roger bergerak secepat kilat!

Ia menerjang manusia serigala pertama dan menebas dadanya dengan cakarnya.

Crascchh!!

Darah muncrat, dan makhluk itu langsung tumbang.

Tapi yang lain tidak tinggal diam.

Empat manusia serigala lain melompat ke arahnya bersamaan!

Roger melompat ke udara, memutar tubuhnya di udara, dan menebaskan cakarnya dalam satu serangan mematikan!

DUAAARR!!

Empat lawan terpental ke belakang dengan luka dalam.

Mereka masih bergerak… tapi lemah.

Roger mendarat dengan ringan.

Di belakangnya, Alaric tampak mulai panik.

“Sial… dia bisa melawan chip itu?”

Roger berjalan mendekat.

“Sekarang, hanya kau dan aku.”

Tapi Alaric masih memiliki rencana.

Ia menekan tombol lain.

“Aktifkan subjek utama.”

Tiba-tiba…

RAAAAARGHHHH!!

Sebuah kandang raksasa terbuka… dan keluarlah makhluk yang lebih besar dari manusia serigala lainnya!

Roger menegang.

Makhluk itu lebih besar… lebih liar… lebih mengerikan.

Bulu hitamnya berkilauan di bawah cahaya.

Mata merahnya menatap Roger penuh kebencian.

Lalu, Alaric tertawa.

“Roger… aku ingin kau bertemu dengan ciptaan terbaikku… LYCANTHROX.”

---

Duel Mematikan: Roger vs Lycanthrox

Roger tidak punya waktu untuk berpikir.

Lycanthrox langsung menerjang!

WUUUSSHH!!

Kecepatannya luar biasa. Roger nyaris tidak bisa menghindar.

DUAGH!!

Satu pukulan keras menghantam perutnya.

Roger terpental dan menabrak dinding laboratorium!

BRAKKK!!

Besi dan beton runtuh.

Tapi ia segera bangkit.

“Besar bukan berarti lebih kuat,” katanya sambil menyeka darah dari bibirnya.

“Mari kita lihat siapa yang lebih cepat.”

WUSSHH!!

Roger melompat dengan kecepatan luar biasa, menebas dada Lycanthrox dengan cakarnya!

Tapi…

CRANGG!!

Cakar Roger tidak mampu menembus kulit Lycanthrox.

Roger terbelalak. “Apa?”

Alaric terkekeh. “Ah, aku lupa memberitahumu. Lycanthrox memiliki kulit sekeras baja.”

Roger mendesis. “Kalau begitu, aku hanya perlu menghancurkannya lebih keras.”

DORRR!!

Roger menghantamkan tinjunya ke wajah Lycanthrox dengan kekuatan penuh!

DUAAARR!!

Gelombang kejut membuat lantai di bawah mereka retak!

Tapi Lycanthrox tidak bergerak sedikit pun.

Ia hanya menoleh… dan tersenyum sinis.

Lalu, ia mengangkat tangannya…

Dan…

BOOOMM!!

Ia meninju Roger begitu keras hingga tubuh Roger terpental menembus beberapa dinding laboratorium!

CRASHH!!

Darah keluar dari mulut Roger. Rasanya seperti dihantam palu godam raksasa.

Tapi ia tidak bisa menyerah.

Ia bangkit lagi.

Matanya semakin tajam.

“Aku tidak akan kalah.”

---

Serangan Balasan Roger

Roger menutup matanya sejenak, menarik napas dalam.

Kemudian…

Auranya berubah.

Bulu di tubuhnya mulai memancarkan cahaya perak yang berkilauan.

Alaric menegang. “Apa yang kau lakukan?!”

Roger membuka matanya.

Dan untuk pertama kalinya…

Mata kuningnya kini bersinar dengan cahaya putih.

Lycanthrox menerjang lagi.

WUUUSHH!!

Tapi kali ini, Roger menghilang dalam sekejap!

“Apa?!” seru Alaric.

BOOMMM!!

Tiba-tiba, Lycanthrox terpental ke belakang!

Roger muncul di belakangnya.

Tapi ia lebih cepat… lebih kuat… lebih buas.

Dengan satu gerakan, ia menusukkan cakarnya ke dada Lycanthrox!

CRASSHHH!!

Darah hitam menyembur.

Lycanthrox meraung kesakitan.

Alaric terbelalak. “T-tidak mungkin…”

Roger menatapnya.

“Kau kalah.”

DUARRR!!

Dalam satu serangan terakhir, Roger menghancurkan kepala Lycanthrox dengan tinjunya!

Makhluk itu rubuh… tak bergerak lagi.

Roger berdiri di atas tubuhnya, napasnya berat.

Lalu ia menoleh ke Alaric.

Matanya bersinar.

“Sekarang… giliranmu.”

Alaric menelan ludah.

“Sial…”

......

PELARIAN TERAKHIR

Alaric dalam Kepanikan

Dr. Alaric mundur beberapa langkah, ketakutan untuk pertama kalinya.

Ia baru saja melihat bagaimana Roger menghancurkan Lycanthrox dengan tangannya sendiri.

“Ini tidak mungkin…,” gumamnya.

Roger berjalan perlahan ke arahnya.

Matanya masih bersinar.

“Aku sudah bilang,” katanya. “Sekarang giliranmu.”

Alaric tidak bodoh.

Ia tahu kalau ia tidak bisa menang dalam perkelahian langsung.

Tapi dia selalu punya rencana cadangan.

Dengan cepat, ia menekan tombol di pergelangan tangannya.

BIP!

Sebuah pintu baja terbuka di belakangnya.

“Selamat tinggal, Roger,” katanya dengan seringai licik.

Kemudian—ia berlari ke dalam lorong rahasia!

Roger menggeram dan langsung mengejar.

WUSSSHH!!

Dengan kecepatannya, ia berhasil menyusul Alaric dalam hitungan detik!

Tapi begitu ia hampir menangkapnya…

ZZZZTTT!!!

Lantai di bawahnya mengeluarkan sengatan listrik yang sangat kuat!

“ARGHHH!!”

Roger jatuh berlutut, tubuhnya tersentak.

Alaric tertawa. “Kau pikir aku tidak menyiapkan sesuatu?”

Ia menekan tombol lain.

Tiba-tiba, dinding-dinding lorong bergerak…

Dan dari dalamnya, puluhan senjata otomatis muncul!

TATATATATA!!

Hujan peluru ditembakkan ke arah Roger!

---

Melawan Waktu

Roger bergegas melompat ke dinding!

Dengan gerakan cepat, ia berlari di sepanjang dinding untuk menghindari peluru.

TATATATATA!!

Peluru-peluru itu menghantam tempatnya berdiri beberapa detik yang lalu.

Ia berputar di udara… dan menendang salah satu senjata otomatis!

DUARR!!

Senjata itu meledak, menyebabkan percikan api menyebar ke tempat lain.

Roger menggunakan kesempatan ini untuk terus maju!

Tapi…

DORRR!!

Sebuah laser merah ditembakkan ke arahnya dari langit-langit!

Ia nyaris menghindar, tapi bagian pundaknya terkena.

“Tsk…!”

Luka di pundaknya mengeluarkan asap hangus.

Alaric sudah hampir mencapai pintu keluar.

Roger tidak bisa membiarkan dia lolos.

Ia menghimpun semua kekuatannya…

Lalu melompat dengan kecepatan penuh!

WUUUSSHH!!

Dalam satu gerakan, ia menembus semua jebakan dan langsung mencengkram bahu Alaric!

“AAAAHHH!!” Alaric berteriak ketakutan.

Roger menekan tubuhnya ke dinding.

“Kali ini, kau tidak akan lari.”

---

Akhir Sang Ilmuwan Gila

Alaric berusaha melepaskan diri.

“Tunggu! Kita bisa bicara! Aku bisa memberimu lebih banyak kekuatan! Kita bisa bekerja sama!”

Roger menggeram. “Aku sudah cukup dengan permainan ini.”

Crrraasshh!!

Ia mencengkram kerah Alaric dan mengangkatnya ke udara.

Alaric menggelepar ketakutan.

“T-tolong…!!”

Roger menatapnya tajam.

“Kau sudah menciptakan begitu banyak monster.”

“Kau menyiksa banyak orang.”

“Kau membuatku seperti ini.”

“Tapi kau tahu apa yang paling buruk?”

“Kau tidak pernah bertanggung jawab.”

Alaric menggeleng panik. “T-tidak! Aku bisa membantu! Aku bisa—”

BRAAKKK!!

Roger melemparkannya ke dinding dengan kekuatan penuh!

Darah keluar dari kepala Alaric.

Ia terbatuk… lalu tersenyum lemah.

“Kau… mungkin menang kali ini…,” katanya.

“Tapi… kau tetap monster…”

Roger menatapnya dingin.

Lalu ia berbalik, meninggalkan Alaric yang tergeletak tak berdaya.

Untuk pertama kalinya, ilmuwan gila itu kalah.

---

Ledakan di Laboratorium

Tiba-tiba…

SIRENE BERBUNYI!

WEEEOOOO!! WEEEOOOO!!

Roger mendongak.

Layar di dinding menampilkan hitungan mundur.

00:30

00:29

00:28

Alaric tertawa pelan.

“Aku lupa memberitahumu…” katanya lemah.

“…aku sudah mengaktifkan penghancuran diri.”

Roger menggeram.

Ia harus keluar dari sini.

Ia bergegas berlari secepat mungkin, menembus lorong-lorong yang mulai runtuh.

BOOOMMM!!

Ledakan pertama terjadi di belakangnya.

Api menjalar ke seluruh laboratorium.

Tapi Roger terus berlari.

Ia menabrak pintu baja terakhir dan menerjang keluar!

DUARR!!

Di belakangnya…

Seluruh laboratorium Alaric meledak dalam bola api raksasa.

BOOOOMMMM!!!

Ledakan itu mengguncang seluruh kota.

Debu dan asap membubung ke langit.

Roger berlutut di atas bukit, melihat kehancuran di belakangnya.

Ia menarik napas panjang.

Semua sudah berakhir…

Atau belum?

---

Ancaman Baru

Roger menatap reruntuhan laboratorium.

Di pikirannya, ia tahu sesuatu.

Dr. Alaric… tidak mungkin mati semudah itu.

Dan ia benar.

Di bawah puing-puing, sebuah tangan bergerak.

Tangan itu… bukan tangan manusia lagi.

Alaric masih hidup.

Dan kini…

Ia bukan lagi manusia biasa.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel